Kementan Rekomendasikan Buka Keran Impor 15.000 Sapi Indukan

udin abay | Kamis, 07 Desember 2017 , 16:27:00 WIB

Swadayaonline.com - Ketersediaan daging sapi dan kerbau yang dihasilkan dari peternak di tanah air, saat ini secara nasional belum mencukupi kebutuhan masyarakat, sehingga untuk menutupinya masih diperlukan impor dalam bentuk sapi indukan dan bakalan dan dalam bentuk daging. Selain upaya UPSUS Siwab, pemerintah juga memperkuat aspek perbenihan dan pembibitan melalui penguatan UPT Pembibitan untuk menghasilkan benih dan bibit unggul berkualitas.

Dalam mengatasi hal tersebut, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementerian Pertanian, I Ketut Diarmita mengatakan akan merekomendasikan keran impor 15.000 untuk sapi indukan pada tahun 2018 baik yang akan dilakukan pemerintah ataupun swasta. “Dengan Inseminasi Buatan (IB) dan pengadaan 15.000 sapi indukan, akan meningkatkan populasi,” ujarnya saat acara seminar outlook industri peternakan 2018 yang diselenggarakan Ikatan Sarjana Peternakan Indonesia (ISPI) di Ice BSD, Serpong. (7/12/2017)

Untuk lebih mempercepat populasi sapi tersebut, Dirjen PKH juga telah memprogramkan lahan 1juta hektar khusus untuk peternakan. Lahan tersebut menurutnya akan dibuat padang rumput spesifikasi untuk pakan hijau ternak. Karena sapi impor pakan rumputnya berbeda dan mendapat perlakuan khusus, bila diberikan rumput yang sesuai spesifikasi sesuai daerah asalnya, maka hasilnya akan lebih maksimal. Dengan demikian outputnya jelas. 

“Potensi lahan kita snagat luas, kalau ditanami rumput untuk pakan hijauan. Ditambah IB dan pengadaan impor sapi, maka pemenuhan daging kita tidak akan kurang. Karena kalau hanya mengharapkan sapi yang ada di peternak yang hanya 2-3 ekor yang belum tentu dijual saat lebaran, tidak akan mencukupi. Namun demikian, pemerintah tetap terus melakukan program siwab, agar sapinya bisa terus bertambah dan peternak pola pikirnya lebih ke provit oriented yaitu bisa menjual sapinya saat harga tinggi, dan uangnya bisa ditabungkan,” ujar I Ketut Diarmita. 

Dirinya mengatakan, cara meningkatkan populasi dengan menekan tidak melakukan pemotongan bentina produktif. “Prinsipnya peningkata populasi harus ada mesin penghasil pedet. Karena mesin penghasil itu saat ini yaitu indukan yang di IB. Sebab kalau walaupun sudah IB, kalau betina produktifnya tetap dipotong, tidak akan terjadi loncatan populasi. Tapi kalau tekan pemotongan betina produktif, tambahin IB dan masukin betina impor, saya yakin akan terjadi loncatan populasi. SY