Balitbangtan Siapkan Paket Lengkap Inovasi Teknologi Pengembangan Lahan Rawa

udin abay | Rabu, 06 November 2019 , 17:04:00 WIB

Swadayaonline.com - Program SERASI merupakan program pengelolaan lahan rawa pasang surut/lebak melalui optimalisasi pemanfaatan lahan rawa, peningkatan peran Petani dan Kelompok Tani/Gabungan Kelompok Tani, penumbuhan dan pengembangan Kelompok Tani untuk melaksanakan Usaha Tani, dan pengembangan kawasan. Luas pengembangan direncanakan 500 Ribu Hektar (Sumsel 250.000 Ha; Kalsel 250.000 Ha) guna menaikan produktivitas dan Indeks Pertanaman, serta pengembangan usaha (korporasi petani)

Program SERASI menjadi salah satu tumpuan dalam produksi pangan di masa depan, sehingga harus dilakukan secara terpadu dan menyentuh semua aspek (teknis, sosial ekonomi dan kelembagaan) yang berbasis riset dengan kearifan lokal (lokal whisdom)
sebagai salah satu sumber inovasi. Pemerintah Daerah diharapkan bisa menjadi integrator untuk menggerakkan petani dan penyuluh pertanian. Grand design yang disusun harus lintas stakeholder, melibatkan Balitbangtan, Ditjen teknis dan PEMDA. Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian Fadjry Djufry saat melakukan panen perdana padi di Demfarm SERASI, Desa Jejangkit Muara, Kecamatan Jejangkit, Barito Kuala, Kalimantan Selatan. (6/11/2019)

Budidaya padi menggunakan Teknologi Panca Kelola Lahan Rawa yang dikemas dalam paket Teknologi Raisa (Rawa Intensif, Super, dan Aktual), meliputi teknologi pengelolaan air, penyiapan dan penataan lahan, ameliorasi dan pemupukan, varietas unggul, pengendalian organisme pengganggu tanaman terpadu, serta ditunjang penggunaan alat dan mesin pertanian.

Kepala Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan) Balitbangtan, Agung Prabowo mengatakan Raisa, Balitbangtan telah menghasilkan traktor perahu untuk rmengolah lahan, drone penebar benih, drone penyemptor pupuk dan herbisida, traktor crooler juga untuk olah tanah, combine, dan truk transportasi untuk mengangkut hasil panen.

"Drone penebar benih mempunyai kapasitas 15 kg untuk satu kali operasi. Satu hektar satu jam operasi dengan setelan sebaran 40-50 kg/ha, ketinggian 1.5 sampai 2 meter dengan kecepatan 3-6 km/jam dan lama terbang 20 menit satu baterai. Kalau benih habis, drone akan balik sendiri dan akan menebar kembali ditempat saat benih tadi habis ditebar. Pengoperasin drone bisa menggunakan remote control maupun GPS. Sedangkan drone penyemprot pupuk cair dan herbisida mempunyai kapasitas 20 liter. Untuk traktor perahu bentuknya memang bentuknya seperti perahu yang di belakang terdapat roteri untik mengolah tanah. Traktor perahu tidak akan tenggelam saat digunakan walaupun dalam topsoil sangat dalan karean sudah dirancang khusus", ujar Agung.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) Priatna Sasmita, mengatakan paket teknologi Raisa (Rawa Intensif Super Aktual) merupakan pengelolaan budidaya terpadu untuk lahan rawa. "Kita telah merakit komponen teknologi yang adaptif untuk lahan rawa, karena pengelolaan lahan rawa dan lahan irigasi sangat berbeda. Rawa itu mempunyai PH rendah, sulfat tinggi, masam, dan pirit tinggi. Dalam Raisa kita siapkan pengapuran untuk menaikkan PH, biodekompoeser atau biotara untuk mempercepat pelapukan dan untuk mentriger pertumbuhan tanaman menggunakan pupuk hayati agrimet. Dan terpenting, menggunakan vatietas unggul padi yang adaptif untuk kondisi lahan rawa lebak atau pasang surut dengan varitas Inpara Inbrida yang dirakit khusus untuk lahan rawa" , tambahnya.

Priatna menambahkan bahwa lahan rawa mempunyai kelembaban tinggi sehingga mudah banyak penyakit blas yang disebabka oleh jamur. Maka diperlukan pengendalian hama secara terpadu dan mengintegrasikannya dengan penggunaan alsintan. "Karena bagaimanapun kita mengelola budidaya, kalau tidak intensif, maka tidak akan menguntungkan. Pemupukan juga harus dilakukan dengan menggunakan perangkat uji tanah rawa (PUTR) terlebih dahulu untuk mengetahui kadar tanah. PUTR merupakan alat yang sangat nudah digunakan dan petani sudah mampu menggunakan alat tersebut, karena sudah ada hampir diseluruh kelompok tani. Produktivitas padi Inpari tergantung tingkat cekaman pada lahan rawa, kalau bukaan lahan baru dengan teknologi Raisa belum bisa diatas 6 ton/ha, tapi untuk lahan rawa yang sudah dikelola secara intensif bisa mencapai 9 ton/ha", tegas Priatna. SY