Gelar Pangan di NTT: Warga Antusias Belanja di Toko Tani Indonesia

udin abay | Selasa, 12 Desember 2017 , 18:56:00 WIB

Swadayaonline.com - Dalam upaya pengendalian harga pangan jelang hari besar keagamaan nasional (HBKN) natal 2017 dan tahun baru 2018, Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian bekerjasama dengan Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTT menggelar bazar komoditas pangan pokok dan strategis di pelataran GMIT Maranatha Kupang. Bazar ini diikuti Toko Tani Indonesia (TTI) dan beberapa distributor pangan.

Pada bazar murah yang digelar hari ini (12/12) harga beras dipatok Rp 8.000/kg, minyak goreng Rp.12.500/ liter, gula pasir Rp.12.500/kg,
bawang merah Rp 18.000/kg, bawang putih 18.000/kg. 

Kepala Pusat Penganekaragaman  Konsumsi Pangan dan Keamanan Pangan, Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian Tri Agustin Satriani menjelaskan,   kehadiran TTI dalam bazar murah, sebagai salah satu upaya menjaga stabilitas harga pangan pokok di tengah meningkatnya permintaan menjelang HBKN. 

"Kehadiran TTI sangat strategis dalam upaya menyediakan pangan berkualitas dengan harga  terjangkau bagi masyarakat" ujarnya. 

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Hadji Husen menyebutkan bahwa dalam bazar ini, TTI menyediakan stok beras sebanyak 2 ton yang dijual dalam kemasan 5 kg dengan harga Rp.8.000/kg.

"Di provinsi NTT sudah ada 12 TTI yang disuplai dari 6 Gapoktan LUPM dan kami melihat respon masyarakat dengan kehadiran TTI ini sangat antusias" ujarnya. Lebih lanjut Hadji menegaskan bahwa stok dan pasokan beras di Provinsi NTT jelang HBKN ini dipastikan cukup untuk 3 bulan ke depan.

Salah satu pembeli beras TTI, Sofia warga Oebufu mengungkapkan harapan nya agar bazar seperti ini dapat rutin dilaksanakan di Kota Kupang. "Kami senang ada jual beras dan kebutuhan pangan yang harga nya murah, apalagi ini sudah mau natal. Kami butuh bahan pangan lebih banyak" ujarnya.

TTI yang digagas Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian merupakan salah satu upaya Pemerintah yang dilakukan untuk menjaga stabilitas harga baik di tingkat petani/produsen dan di tingkat konsumen.

Melalui kegiatan ini, Lembaga Usaha Pangan Masyarakat (LUPM) dan Toko Tani Indonesia diberdayakan untuk dapat menjalankan fungsi sebagai lembaga distribusi dalam suatu rantai distribusi yang lebih efisien, sehingga dapat mengurangi disparitas harga antara produsen dan konsumen.

Kehadiran TTI dimasyarakat juga diharapkan mampu menstabilkan harga pangan, sehingga tidak berfluktuasi. SY