Pengembangan Padi Sawah Irigasi Melalui Jajar Legowo Super

udin abay | Sabtu, 09 April 2016 , 23:22:00 WIB

Pemenuhan kebutuhan pangan dan swasembada saat ini mendapatkan perhatian serius pemerintah Indonesia. Target produksi 2015-2019 untuk padi harus meningkat 2,21%/tahun, jagung 5,57%/tahun, dan kedelai 60,81%/tahun. Pada tahun ini, pemerintah mentargetkan produksi padi sebesar 76,23 juta ton atau naik sebesar 1,65% dari tahun 2015.

Menurut Kepala Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan), Muhammad Syakir, ada strategi peningkatan produksi yang dapat ditempuh melalui peningkatan produktivitas (intensifikasi), serta upaya-upaya peningkatan luas tanam baik melalui peningkatan Indek Pertanaman (IP) maupun perluasan lahan baku sawah.  Upaya tersebut masih memungkinkan dengan tersedianya berbagai inovasi dan teknologi hasil Balitbangtan yang belum secara optimal diimplementasikan di tingkat petani.

Dem-area teknologi Jajar Legowo Super menurut Syakir merupakan implementasi terpadu teknologi budidaya padi inovasi Balitbangtan berbasis cara tanam jajar legowo yang meliputi Varietas Unggul Baru (VUB) potensi hasil tinggi, dekomposer sebelum pengolahan tanah, pupuk hayati dan pemupukan berimbang berdasarkan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS), Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) menggunakan pestisida nabati dan pestisida anorganik berdasarkan ambang kendali, serta alsintan (khususnya transplanter dan combine harvester).

Teknologi jajar legowo telah terbukti meningkatkan hasil 15-20%. Melalui teknologi Jajar Legowo Super, produktivitas padi terbukti meningkatkan hasil 60-90%. Implementasi pengembangan model ini dilakukan dalam bentuk dem-area dengan tujuan untuk memverifikasi keunggulan inovasi yang diterapkan, juga sebagai wahana diseminasi kepada calon pengguna khususnya petani.

Hasil analisis usaha tani teknologi jajar legowo super menunjukkan bahwa biaya penerapan teknologi ini Rp 8.365.500,0 relatif lebih rendah (2.3%), serta memberikan nilai keuntungan yang signifikan yaitu sekitar 151,3%  (Rp 44.140.940/ha) dibanding dengan penerapan jajar legowo oleh petani di luar dem-area (Rp 17.568.333/ha).

Ratio penerapan teknologi jajar legowo super adalah sebesar 5,28 sedangkan penerapan jajar legowo oleh petani di luar dem-area hanya sebesar 2,05. Hasil analisis usaha tani  ini menunjukkan bahwa teknologi Jajar Legowo Super sangat layak untuk dikembangkan.SY