Kabupaten Klaten Surplus, Impor Beras Hanya Membuat Petani Sedih

udin abay | Jum'at, 12 Januari 2018 , 18:49:00 WIB

Swadayaonline.com - Dua desa di Klaten, Jateng, melakukan panen bersama yaitu desa Sidowayah dan desa Nganjat, Pulon Harjo. Panen bersama tersebut dihadiri Penanggung Jawab UPSUS Jateng, Ir. Sukarman, Kepada Desa, Camat, Dinas Pertanian, Babninsa, Petani, dan Gapoktan. Panen di desa Sidowayah menggunakan varietas Inpari 33 dengan provitas 7-11 ton/ha dengan luas lahan 182 ha. Menurut Ketua Gapoktan Sidowayah, Slamet, WS, hasil panen tahun ini meningkat dibanding panen sebelumnya. Hal tersebut menurutnya karena serangan hama hampir tidak ada, harga jual gabah saat ini Rp. 5.300/kg. "Panen disini 2 tahin 5 kali, tapi untuk tahun kita sudah rencanakan akan tanam dan.panen 3 kali dalam setahun," ujarnya.

Kepala Desa Sidowayah, Hapsoro , mengatakan hasil panen bulan Januari meningkat. Dari yang semula.hanya 6-7 ton/ha, kini menjadi 8 ton/ha dengan varietas Inpari 33. Hapsoro menambahkan bahwa setiap hari ada panen dan ada tanam, sehingga prosuktivitasnya surplus. "Segala kegiatan tanam dan.panen, pemeliharaan, sampai penjualan dilakulan oleh Gapoktan, sehingga semua petani menikmati keuntungan. Namun kita masih membutuhkan tempat jemur dan resmil agar gapoktan tidak hanya menjual gabah, tapi suxah menjual dalam bentuk beras. Mengenai adanya impor yang dilakukn pemerintah, saya tidak terlalu khawatir karena dari segi kualitas dan rasa kita masih unggul. Tapi memang harga akan jatuh, membuat petani semangat menanamnya menjadi kendur," tegasnya.

Sementara itu, Tari Harsono dari Kelompok Tani Buni Sari, mengatakan harga gabah musim.panen saat ini sangat bagus yaitu Rp. 4.700/kg Rp. 4.800/kg GKP dengan provitas 8 ton/ha. "Saya sebagai petani jelas-jelas menolak impor saat ini, karena harganya sedang bagus dan produktivitasnya tinggi. Jadi tidak ada alasan pamerintah melakukan impor, karena produksi padi melimpah," katanya. Camat desa Ngunjat, Milyas Dwi Aryana menyatakan kesamaannya dengan para petani untuk menolak impor. Menurutnya Pulon Harjo, Kabupaten Klaten adalah lumbung pangan yang produksi berasnya surplus. Kalau impor tetap dilakukan akan menyengsarakan petani, akan membuat petani sedih, karena harga akan jatuh.

Untuk diketahui, luas tanam di Pulon Harjo 1824 hejtar dengan provitas 7.4 ton/ha, menggunakan varolietas Inpari 33 dan Situbagendit." Disini tanam dan panen dilakukan setiapa hari, sehingga tahun ini benar-benar tidak ada paceklik. Hal tersebut mungkin karena program UPSUS yang mengajak petani untuk meningkatkan produktivitasnya untuk mewujudkan swasembada pangan," ujar Milyas. Untuk penanaman kali ini hampir tidak ada serangan.hama, kalaupun ada hanya sedikit hama penggerek.batang, dan itupun masih.mudah diatasi. Tambahnya. SY