NTB Yang Beriklim Keringpun Panen Terus

udin abay | Minggu, 11 Februari 2018 , 20:16:00 WIB

Swadayaonline.com - Hingga kini sejumlah kelompok tani di Nusa Tenggara Barat (NTB) masih melaksanakan kegiatan panen raya.

Di desa Sukarara, Kabupaten Lombok Tengah, panen dilakukan oleh kelompok tani (poktan) Singa Sari di lahan seluas 5 ha dengan produktivitas 5,5 ton/ha.

Begitu juga dengan poktan Karikeka di kecamatan Rasanae Timur, kota Bima. Mereka melaksanakan panen di lahan seluas 17 ha dengan produktivitas mencapai 7 ton/ha. Meskipun daerah ini jauh di ujung timur, sebagian petani sudah menggunakan varietas Inpari 31. Dalam panen ini sebagian petani Bima tidak menjual gabah karena untuk disimpan sebagai stok keamanan pangan keluarga.  Maklum perilaku ini mungkin terkait dengan masa kering yang panjang. Harga beras daerah ini saat ini sekitar Rp 9.000-Rp 9.300/kg.

Sebelumnya, panen juga berlangsung di Desa Bolo Kecamatan Madapangga Kabupaten Dompu. Panen padi varietas cigeulis dan IR 66 tersebut dilaksanakan oleh poktan Cinta Manis di lahan seluas 25 ha.

Dari panen raya ini petani mampu menghasilkan 6 ton gabah per hektar, dan petani pun merasa beruntung karena harga gabah yang mereka jual mencapai Rp 4.600/kg. Dukungan BPTP NTB beserta penyuluh Distan memberi andil dalam pengenalan varietas unggul baru. 

Semua orang tahu kalau Nusa Tenggara Barat (NTB) bersama NTT merupakan daerah kering. Sifat masyarakat NTB yang pantang menyerah,  pemerintah daerah yang sungguh2 dan dukungan pemerintah pusat  menjadikan daerah bukan hanya mencukupi kebutuhan sendiri bahkan sekarang surplus dan menjadi lumbung pangan nasional nomor setelah jawara pangan tiga propinsi  jawa, Sulawesi Selatan dan Lampung. NTB merupakan jagonya penerapan teknologi embung dan gogo rancah (gora). Menurut Mastur, PhD, KaBB Biogen, kalau Bali ahlinya Subak maka Lombok yang lebih kering punya embung, yang merupakan kearifan lokal masyarakat. Tidak heran jumlah embung tradisional ribuan.  Bahkan salah satu kecamatan di Kabupaten Lombok Timur yaitu Jerowaru punya lebih dari seribu embung. Kearifan lokal embung didukung aspek edafologis  klimatologis dan kultural.

Seakan tak mau kalah dari Jawa Sumatera dan Sulawesi, NTB baik Lombok maupun Sumbawa di bagian timur panen terus. Panen di ujung timur yaitu Bima dan Dompu seolah mengukuhkan pendapat bahwa stok beras masih cukup.  Kalau daerah kering seperti Bima saja bisa panen apalagi daerah Indonesia yang iklimnya lebih basah. Semoga surplus beras NTB dapat membantu daerah lain yang membutuhkan. SY/HMD