Mentan Launching Mesin Pemanen Jagung Hasil Litbang Pertanian

udin abay | Kamis, 23 Juni 2016 , 21:40:00 WIB

Swadayaonline.com - Jagung menjadi salah satu komoditi pangan yang menjadi target swasembada. Selain untuk dikonsumsi, jagung juga sebagai bahan utama pakan dan pangan. Untuk mendukung percepatan swasembada pangan strategis tersebut, Kementerian Pertanian melalui Badan Litbang Pertanian memperkenalkan alat mesin pertanian (alsintan) yang multi fungsi.

Ada tiga prototipe alsintan yang merupakan hasil perekayasa Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BBP Mektan). Pertama, mesin panen multi komoditas jagung dan padi dengan kapasitas 3 jam/ha. Kedua, olah tanah amphibi kapasitas 3.5 jam/ha yang dapat digunakan secara bersamaan setelah jagung dipanen. Ketiga, mesin penanam jagung kapasitas 8 jam/ha.

Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman saat memperkenalkan dan uji coba mesin tersebut mengatakan, ketiga mesin tersebut dapat dioperasikan secara bersamaan sehingga akan mempercepat waktu budidaya dan meningkatkan indeks pertanaman jagung.  “Tahun lalu saya pesan agar dibuat alat mesin pertanian untuk panen dan tanam jagung, tahun ini sudah ada,” ujarnya. (23/6/2016)

Mesin pemanen multicrops combine harvester, dapat digunakan untuk memanen jagung dan padi, sekaligus memasukkan hasil panen jagung ke dalam karung berupa pipilan dalam satu operasi. Mesin tersebut menggunakan roda krepyak (crawler) dari karet, yang dapat digunakan untuk lahan agak basah maupun lahan kering. Penggeraknya, motor diesel 41 PK, dilengkapi dengan rangkaian pisau potong dan perontok yang dapat disetel untuk merontokkan jagung atau padi.

Sedangkan mesin pengolah tanah amphibi, menggunakan bajak rotari dengan roda krepyak (crawler) dari karet. Mesin ini dapat digunakan untuk lahan tergenang/lahan kering dalam sekali olah sehingga menghemat waktu, bahan bakar dan tenaga kerja.

Fungsinya untuk mengolah tanah dan sekaligus mencacah sisa jerami padi/jagung dan gulma serta mencampur dengan tanah, sehingga akan meningkatkan kandungan bahan organik tanah. Mesin pengolah tanah amphibi tersebut menggunakan motor diesel 60 PK, bajak rotari dan pisau pencacah biomassa untuk pengolahan tanah yang sekaligus mencacah jerami dan sisa tanaman. Mesin ini juga dilengkapi penyemprot dekomposer guna mempercepat proses dekomposisi biomassa.

Adapun mesin penanam biji-bijian, ditarik traktor roda 2 yang dapat digunakan menanam jagung atau kedelai pada lahan kering dengan jumlah baris tanaman dua baris untuk jagung dan tiga baris untuk kedelai. Mesin ini dirancang untuk mampu digunakan pada tanah yang bergelombang (tidak rata). Kapasitas mesin ini adalah 8 jam/ha.

Mentan Apresiasi

Mentan mengatakan memberi apresiasi apa yang telah dilakukan peneliti litbang tersebut karena ide membuat rekayasa mesin pemanen jagung sangat bermanfaat untuk mencapai percepatan swasembada. “Saya akan ajukan pangkat istimewa kepada 10 peneliti tersebut, royalti, dan Tunjangan Hari Raya (THR) Rp. 100 juta untuk 10 orang,” tegasnya.   

Kepala Badan Litbang Pertanian (Kabalitbangtan), Dr. Ir. Muhammad Syakir mengatakan, keuntungan mesin panen, olah tanah, dan tanam jagung ini, bisa menghemat biaya sampai Rp. 2 juta. Biasanya dengan manual bisa mengeluarkan biaya Rp. 3 juta, namun dengan mesin ini hanya Rp. 800 ribu sampai Rp. 1 juta/hektar. Muali dari panen, olah tanah, sampai tanam, hanya memakan waktu 3-4 jam/hektar.

“Ketiga prototipe alsintan dirancang untuk mendukung program bantuan alsintan pada tahun yang akan datang. Bahkan kini sudah diminati beberapa industri alsintan dalam negeri untuk pabrikasi dan penggandaannya melalui kerjasama lisensi,” kata Kepala Balai Besar Mekanisasi Pertanian, Litbang Pertanian, Astu Unadi. SY