Anggaran Tahun 2019 Kementan, Fokus Sektor Produksi Pertanian

udin abay | Selasa, 20 Februari 2018 , 23:52:00 WIB

Swadayaonline.com - “Ketersediaan air masih menjadi fokus kita di tahun 2019 karena air menjadi faktor utama dalam peningkatan produksi,” kata Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman saat membuka Rapat Koordinasi Teknis Perencanaan Pembangunan Pertanian 2019 ‘Penguatan Infrasturktur dan Korporasi Petani untuk Percepatan Pertumbuhan Sektor Pertanian Berkualitas di Jakarta, selasa (20/2/2018).

Dalam sambutannya Amran menyampaikan agar anggaran di tahun 2019 fokus kepada sektor yang dapat mengangkat produksi pertanian."Usulkan ke Gubernur dan Bupati, susun anggaran yang fokus kepada peningkatan produksi" ujarnya kepada seluruh peserta.

Ketersediaan air yang dimaksud adalah dengan ‘memanen air’, yakni membuat tampungan air serta perbaikan jaringan irigasi. “Jadi air hujan yang turun kita tampung. Jadi nantinya bisa kita manfaatkan. Makanya pembuatan embung, long-storage, pompanisasi serta pipanisasi lainnya masih kita tekankan,” terang Amran.

Bukan hanya ketersediaan air yang ditekankan, bantuan berupa benih unggul menjadi program di tahun 2019. Amran mengatakan bahwa selama ini rata-rata produksi padi di Indonesia 5 ton per ha, tetapi ternyata ada yang mnecapai 10 ton per ha. Jadi nanti bantuan benih unggul akan dititikberatkan yang hasilnya dapat mencapai 10 ton per ha. “Kita cari yang terbaik hasilnya agar tidak kekurangan,” tegasnya.

Pengadaan alat dan mesin pertanian (alsintan) juga masih menjadi prioritas. Hal ini terbukti karena dengan menggunakan alsintan dapat menghemat biaya produksi hingga 50 persen. “Makanya bantuan alsintan ini tinggi. Di tahun yang lalu saja mencapai 1.000 unit,” kata Amran.

Penghapusan kebijakan yang menghambat di sektor pertanian pun dihapus. Amran menjelaskan bahwa sudah ada 241 regulasi (kebijakan) yang dihapuskan dan rencananya aka nada 50 regulasi lagi yang dihapus. “Kita bahkan menghapus Perpres (Peraturan Presiden) karena setelah ditelaah kurang pas diterapkan di sektor pertanian,” jelas Amran.

RMU (Rice Milling Unit) dan hilirisasi masih menjadi PR Kementerian Pertanian di tahun depan karena keberadannya masih rendah. “Masalah penggilingan (RMU) memang masih menjadi PR kita. Banyak petani yang ngantri untuk melakukan penggilingan karena ternyata di lapangan masih kurang, sehingga mereka mengantri,” terang Amran.

Untuk komoditi yang dituju memang masih fokus ke komoditi utama, tetapi diharapkan semua komoditi dapat dipegang. Apalagi komoditi rempah-rempah, menjadi salahsatu target pemerintah untuk meningkatkan produksinya. “Rempah-rempah kita pernah jaya, makanya kita akan mengembalikan kejayaannya. Kita tetap anggarkan di 2019 nanti,” pungkas Amran. SY