Mentan dan Menristekdikti Kembangkan Sains Pertanian Modern dan Bangun Politektik Pertanian

udin abay | Kamis, 01 Maret 2018 , 19:29:00 WIB

Swadayaonline.com - Kementerian Pertanian (Kementan) bersinergi dengan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) dalam pengembangan Sains Pertanian Modern. Selain itu, dua instansi ini juga akan membangun Politeknik Pembangunan Pertanian Serpong yang berorientasi sebagai pusat penyedia dan pusat pengembangan sains dan enjinering yang unggul.

"Sederhana saja, kita ini negeri agraris. Untuk mengembangkannya, kita harus mengubah paradigma petani dari tradisional ke modern. Satu kuncinya itu dengan teknologi," kata Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman di Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BB-Mektan) Serpong, Tangerang Selatan, Kamis (1/3/2018).

Mentan Amran mengatakan, saat ini kawasan Sains dan Enjinering Pertanian Serpong sudah melakukan pembangunan beberapa infrastruktur penunjang. Seperti Gedung Galeri, Penataan lahan dan jalan usaha tani, rumah tanam terkendali, penataan sistem irigasi mikro dan embung untuk mendukung usaha tani pertanian modern.

Selain itu, di kawasan tersebut juga telah dilakukan pengembangan berbagai teknologi enjinering berupa prototipe alsintan pendidikan usaha tani pertanian modern yang berfungsi untuk komoditi padi, komoditi jagung, komoditi bawang merah dan cabe, komoditi tebu dan kakao.

"Dengan alat produksi itu kita bisa menekan biaya produksi 50 persen. Dan mempercepat untuk tanam. Dan tingkatloses saat ini yang diderita petani padi 10,2 persen bisa kita ambil. Untuk mengubah pertanian tradisional ke pertanian modern, harus melalui pendekatan dan kesejahteraan serta keuntungan petani," ujar Amran.

Secara garis besar, kawasan sains dan engineering pertanian tersebut nantinya diharapkan mampu memberikan penguatan kepada kelembagaan Litbangrap, perekayasaan dan teknologi; perencanaan pengembangan kawasan; kerja sama dan kemitraan; sarana dan prasarana termasuk irigasi serta alsintan pendukung, sarana dan prasarana pengolahan dan prosesing hasil pertanian, SDM, dan adopsi teknologi bioindustri dan bioenergi, dan pengembangan industri hilir.

Menristekdikti M. Natsir mengatakan pihaknya akan membantu Kementan dalam mengembangkan kawasan sains dan engineering pertanian. Diharapkan, kawasan tersebut bisa menjadi pusat penelitian dan pengembangan pertanian yang canggih. Untuk mewujudkan impian tersebut dibutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak, baik itu perguruan tinggi, peneliti dari dalam dan luar negeri

Dirinya meminta pengembangan mekanisasi untuk pscapanen, karena lossesnya bisa mencapai 20 persen terutama pada komoditas coklat serta mekanisasi modern untuk komoditas cabai dan sayur bisa bertahan lebih lama. Karena menurutnya dalam sebuah produksi harus ada good laboratory practice, good manufacturing practice, good agriculture practice.

"Jadi mekanisasi hilirnya harus lebih ditingkatkan, Karena memang problem selama ininadalah hilirnya. Kalau toh nanti di sini menghasilkan teknologi yang tercanggih di dunia, paling tidak di ASEAN atau Asia. Ini menjadi kerjaan utama. Kenapa saya katakan seperti itu karena kedepan peneliti Indonesia punya kompetensi dan mempunyai daya saing tapi tidak berarti mematikan Perguruan Tinggi dalam negeri," ujar Natsir. SY/HMS