Inovasi Playuanter di Banyuwangi Siasat Kejar LTT Padi

udin abay | Senin, 27 Desember 2021 , 20:29:00 WIB

Swadayaonline.com -Sebagai komoditas strategis, padi selalu menjadi perhatian pemerintah pusat ataupun daerah. Begitu pula dengan Kabupaten Banyuwangi, yang menjadi salah satu lumbung pangan di Provinsi Jawa Timur. Dengan latar belakang maraknya alih fungsi lahan pertanian, Dinas Pertanian dan Pangan (Distanpan) Kabupaten Banyuwangi melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan luas tambah tanam padi. Disamping itu, tingginya biaya produksi, menurunnya produktivitas dan makin sulitnya mencari tenaga kerja menjadi tantangan bagi budidaya padi, maka Distanpan Kabupaten Banyuwangi melahirkan inovasi “Playuanter”.

Playuanter atau Pelayanan Usaha Alat Mesin Pertanian Terintegrasi merupakan upaya khusus yang diharapkan mampu mengoptimalkan kerja alat mesin pertanian yang dimiliki oleh  Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) di Kabupaten Banyuwangi. Melalui UPJA, diharapkan playuanter mampu berintegrasi satu sama lain dan menjadi senjata yang mempunyai kekuatan untuk mendobrak luas tambah tanam padi.  

Pada tahap awal Distanpan Banyuwangi melalu bidang tanaman pangan khususnya Seksi Bina Usaha dan Sumber Daya Manusia melaksanakan sosialisasi dan pembinaan pada 10 UPJA yang tersebar di tujuh kecamatan. Dalam kegiatan tersebut disampaikan berbagai hal mulai dari teknik pembibitan padi yang baik, pengoperasian alsintan, manajemen usaha UPJA sampai strategi pengembangan usaha yang harus dilakukan untuk bisa terus survive dan berkembang.

Playuanter menekankan pentingnya integrasi dan kolaborasi. Melayani petani mulai dari olah tanah sampai panen dengan alsintan tentu saja meningkatkan efisiensi waktu pencapaian tutup tanam di suatu wilayah. Kolaborasi UPJA satu dengan yang lain sangat diperlukan, jika di satu wilayah sudah tutup tanam atau terlayani keseluruhan dapat membantu di wilayah lain yang kekurangan alsintan. Selain itu playuanter diharapkan akan tumbuh integrasi dan komunikasi yang intens antar UPJA maupun antara UPJA dengan seluruh stake holder.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan, sektor pertanian akan makin kuat apabila  didukung riset dan inovasi yang berkelanjutan. Ia juga menegaskan, petani Indonesia harus mengikuti perkembangan teknologi di era 4.0. 

"Petani Indonesia tidak boleh tertinggal karena banyak inovasi teknologi dan mekanisasi yang dibuat untuk meningkatkan produktivitas pertanian,” tegas Mentan SYL.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan bahwa pertanian tidak lagi identik dengan kotor dan kumuh.  "Justru pertanian sekarang itu adalah sebuah bisnis yang mampu menghasilkan pendapatan besar," katanya.

Dedi menambahkan, saat ini pertanian sudah menggunakan teknologi dan mekanisasi berbasis 4.0, dimana pertanian Indonesia sudah jauh lebih maju. Terlebih semuanya diolah secara modern serta menggunakan digitalisasi.

Menurut Feby Cahayaningrum salah satu penyuluh pertanian yang mendampingi kegiatan tersebut, diharapkan permasalahan yang dihadapi oleh petani bisa segera teratasi. “Semua alat di UPJA bisa dimanfaatkan secara optimal, semakin banyak masyarakat petani yang terlayani sehingga luas tanam padi meningkat yang berujung pada kesejahteraan petani,” ujar Feby. SY/FEBY/YNI