Inclusive Closed Loop Mampu Menaikkelaskan Peternak Domba Kambing

udin abay | Kamis, 10 Maret 2022 , 18:46:00 WIB

Swadayaonline.com - Kamar Dagang Indonesia (Kadin) sebagai rumah besar pelaku usaha, berkomitmen untuk mendorong, memperbanyak dan menguatkan usaha ekonomi kerakyatan melalui program-program “Inclusive Closed Loop” dengan partisipasi dunia usaha dan dukungan kebijakan pemerintah.

Tri Hardiyanto, Ketua Koptam Peternakan Kadin Indonesia mengungkapkan kondisi umum peternak kambing domba saat ini 93 persen merupakan peternak kecil dengan skala usaha 3-10 ekor dengan produktivitas rendah, dan tidak terintegrasi pasar. Sednagkan pasar sangat terbula lebar, baik lokal maupun ekspor.

"Kadin berkomitmen mendorong dan memperbanyak pengembangan dan meningkatkan ekonomi peternaka, dibutuhkan dukungan dan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan ekonomi kerakyatan. Dengan model closed loop ini dapat diaplikasi ke semua peternakan dan stake holder, sehingga tercapai kesesejahteraan peternak dan ketahanan produk peternakan Indonesia," ujarnya acara webinar ‘Inclusive Closed Loop, Upaya Menaikkelaskan Peternak Domba Kambing’. (10/3).

Sementara Arif P. Rachmat, WKU Kadin Bidang Pertanian mengatakan, konsumsi Indonesia untuk pangan asal hewani sangat jauh dibanding negara lain. Menurutnya, untuk memenuhi kebutuhan daging masih perlu melakukan impor, karena kebutuhan tidak mampu dipenuhi. Padahal Indonesia Negara agraris dan mempunyai sumberdaya alam cukup besar yang seharusnya memliki ketahanan pangan.

"Kita tidak mampu memenuhi kebuthan karena produktivitas rendah, tata kelola kurang baik dan peternak skala ekonomi. Untuk meningkatkan efektifitas yang optimal dibutuhkan pengusaha, luasan lahan dan ketersediaan sumber pakan, kelembagaan, kemitraan, serta mendapatkan akses pasar dan KUR untuk meningkatkan skala usahanya," tegasnya.

"Kita mendorong closed loop agar bisa meningkatkan usaha skala petani dan peternak dapat diwudujudkan baik melalui teknologi, aspek pasar pedapingan dan lainnya, Ini kesempatan untuk meningkatkan tata kelola dan minimal skala ekonominya," tamhahnya.

Sekretaris Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Makmun menjelaskan bahwa peluang pasar domba kambing sangat besar. Untuk itu, kementan sedang mengembangkan model korporasi kambing domba, agar lebih berskala ekonomi, efisien dan produktivitas meningkat.

"Dengan korporasi akan tersentra, ada model inti dan plasma. Efisiensi dan jenis kambing domba juga dilakukan melalui pengembangan genetik," ucapnya.

Menurut Makmun, kambing domba populasinya hampir berimbang. Dengan perbaikan genetik bisa meningkatkan bobot induk dan potong. Ini menjadi pengungkit ekonomi masyarakat, ini perlukan sentuhan bersama baik pemerintah asosiasi atau pelaku usaha dan universitas. Sinergi ini bisa mendongkrak produktivitas kedepan.

"Kita upayakan peternak membangun kebersamaan dengan korporasi, yang nantinya akan mudah mendapatkan fasilitas dan pelayanan dan pasar. Maka kita perlu yakinkan peternak membentuk korporasi yang pemeliharaan harus diperbaiki, jadi harus berkelompok jangan sendiri-sendiri. Karena yang kita impor hanya bibit untuk meningkatkan genetic untuk penggemukan," katanya.

Musdhalifah Machmud, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Bidang Perekonomian mengatakan, ekomnomi Indonesia positif tumbuh di sektor pertanian, kontribusi terhadap PDB cukup besar, tertinggi kedua setelah pengolahan. Pertanian perlu didukung terhadap PDB untuk meningkatkan pendapatan petani. Terintegrasi hulu hilir untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dengan harga terjangkau.

Kemitraan inclusive closed loop menurutnya perlu dilakukan dengan pendampiangan untuk kemandirian dan kesejahteraan petani dan peternak. Bahkan menurutnya, Presiden meminta meminta dikembangkan model kemitraan inclusive closed loop tersebut guna meningkatkan pendapatan petani dan peternak dengan melibatkan stake holder yang terintegrasi untuk menghasilkan produk berkualitas dan sesuai keinginan pasar.

Potensi SDM peternak sangat besar. Permintaan kebutuhan untuk akikah dan kurban sangat tinggi. Hal tersebut karena semakin meningkat perbaikan kondisi ekonomi dan peningkatan masyaraklat dalam beribadah baik dalam negeri maupun luar negeri. "Perlu dilakukan pembentukan cluster, korporasi untuk mengasilkan bibit unggul. Penguatan kerjasama peternak dan asosiasi pengusaha akikah dan pemda, Rumah Pemotongan Hewan (RPH) ditingkatkan berstandar untuk produk ASUH. Ini yang perlu dilakukan untuk meningkatkan produksi," ujarnya.

Yudi Guntara Noor, Ketua Umum Himpunan Peternak Domba Kambing (HPDKI) Indonesia menyatakan peternakan kambing domba merupakan penggerak ekonomi pedesaan berbasis budaya. Korporasi peternakan rakyat perlu dilakukan agar efisien, skala usaha tidak kecil, tapi kepemiliknya peternak rakyat.

Kondisi umum menurut Yuni, peternakan domba kambing masih tradisional atau tabungan bukan skala usaha. Ini menjadi masalah saat ingin merubah mindset mereka menjadi peternakannya usaha pokok atau skala besar. Diperlukan paradigma yaitu closed loop agar usaha peternakannya menguntungkan dan tentunya melibatkan peternak milenial.

Menurutnya, saat ini pusat suplay domba dunia seperti Australia sudah membatasi ternaknya untuk diekspor secara hidup, mereka lebih kepada impor daging. Ini menjadi masalah bagi negara yang membutuhkan tenak dalam bentuk hidup. Dan ini keuntungan Indonesia sebagai Negara yang cukup populasi domba kambingnya untuk mensuplay ke negara yang membutuhkan ternak hidup. SY