Cegah Turunnya Produktivitas, Petani Bondowoso Lakukan Gerdal OPT

udin abay | Rabu, 18 Mei 2022 , 08:29:00 WIB

Swadayaonline.com - Sebagai pemimpin Presidensi G20 pada Kelompok Kerja Sektor Pertanian (Agriculture Working Group), Kementerian Pertanian (Kementan), melalui Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menegaskan bahwa Kementan mengusung tema keseimbangan jaminan pasokan pangan nasional dari sumber produksi pertanian dalam negeri, serta jaminan kelancaran perdagangan pangan dan pertanian lintas batas negara untuk menjamin kecukupan pangan bagi seluruh dunia.

Berdasarkan hal tersebut tim penyuluh pertanian lapang melalui Kecamatan Curahdami di Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur bersama Petugas POPT tidak henti-hentinya merutinkan kegiatan pengamatan lapang tanaman pangan dan saat ini difokuskan pada Kelompok Tani (Poktan) Locare 5 yang terindikasi adanya serangan blast.

Tindak lanjut dari hasil pengamatan segera dilakukan gerakan pengendalian (Gerdal) menggunakan bio fungisida dengan kandungan bakteri Streptomyces SP 106 cfu/gram dan bakteri Geobacillus SP 106 cfu/gram.
“Kita aplikasikan bio fungisida karena serangan masih dibawah ambang batas ekonomi, namun melihat cuaca yang cenderung ekstrim maka kegiatan harus segera dilaksanakan agara serangan dapat ditekan sedini mungkin” jelas Sukartatik selaku POPT Kecamatan Curahdami.

Gerdal dilaksanakan di lahan padi Poktan Locare 5 dengan luasan ± 8 ha. Petani di Desa Locare menggunakan pola tanam padi serempak dengan sistem tanam jajar legowo. Pada gerdal ini, mereka melibatkan 20 petani dalam pengaplikasian bio fungisida.

“Kegiatan ini merupakan langkah nyatap Pemerintah untuk mencegah turunnya produksi dan produktivitas tanaman pangan padi,” ujar Samsaimun, Koordinator BBP Congkrong yang turut hadir dalam kegiatan.

Sementara itu Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan bahwa pertanian cukup rawan terhadap serangan hama dan penyakit tanaman.

“Hama bisa merusak tanaman dan membuat petani gagal panen. Oleh karena itu petani dan penyuluh harus mengantisipasinya segera,” kata Dedi Nursyamsi. SY/HARD/YNI