Siap Hadapi Era 5.0, Kementan Bekali Tim Diseminasi Keahlian

udin abay | Kamis, 07 Juli 2022 , 09:17:00 WIB

Swadayaonline.com - Menjadi salah satu isu strategis, regenerasi petani  menjadi tantangan dalam pembangunan pertanian. Indonesia  dikenal sebagai negara agraris. Namun, negeri ini berpotensi kehilangan banyak jumlah  petani dengan usia produktif. Tak menyerah pada keadaan, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Program Youth Enterpreneurship and Employment Support Services (YESS) berupaya mengembalikan kejayaan pertanian di Indonesia dengan melahirkan petani serta wirausaha pertanian dari pedesaan.

Banyak intervensi program YESS yang telah dilakukan, dimulai dari pelatihan seperti pelatihan manajemen usaha, Teknik dasar pertanian, proposal bisnis, pelatihan teknis spesifikasi jenis usaha, pelatihan literasi keuangan hingga permagangan. 

Tak hanya itu program YESS juga memberikan dukungan keberlangsungan usaha dan ketenagaan, seperti Fasilitasi  permodalan (Hibah Kompetitif), Fasilitasi kemitraan dengan  stakeholder lain, Penempatan  pemagangan, layanan  mentoring serta penguatan  UMKM,fintech,  agritech untuk  kemajuan usaha.

Dari data Manajemen Informasi Sistem program YESS terdata 75.810 calon penerima dengan sebaran 37.678 di provinsi Jawa Barat, 16.939 di Provinsi Jawa Timur, 7.624 di provinsi Kalimantan Selatan dan 13.569 di provinsi Sulawesi Selatan (data per tanggal 12 Juni 2022). Dari jumlah tesebut 20.638 telah mendapatkan manfaat dari program YESS.

Untuk memasifkan program serta capaian kinerja Kementan khususnya program YESS  diperlukan adanya diseminanasi informasi kepada publik atau masyarakat.

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengatakan  bahwa Kementan memiliki tren data pertanian yang meningkat bahkan selama Pandemi Covid-19, dari produksi, nilai tukar petani hingga nilai ekspor. “Keterbukaan Informasi Publik menjadi bagian penting dari kesuksesan tersebut. Yang lebih penting informasi publik mampu melahirkan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat”, tegas Mentan.

Secara terpisah Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) mengatakan memasuki era revolusi industri 4.0,  kita kembali harus siap menghadapi tantangan dan peluang era 5.0 yang dapat dikatakan gabungan teknologi level tinggi seperti big data, pemanfaatan Internet of Things (IoT) dan artificial intelegent. 

“Untuk menghadapi era tersebut, dituntut Sumber Daya Manusia (SDM) yang terampil dan mumpuni. Dengan  memanfaatkan teknologi tersebut, kita dapat  mendiseminasikan/menyampaikan produk, program dan output yang telah dilakukan instansi/pemerintah kepada masyarakat”, papar Dedi.

Saat membuka Workshop Peningkatan Kapasitas Tim Diseminasi Program YESS (05/07), Sekretaris BPPSDMP Siti Munifah berpesan agar tim diseminasi program YESS baik di level National Program Management Unit (NPMU) maupun di level Provincial Project Implementation Unit (PPIU) dapat lebih kreatif dalam mengemas informasi terkait program YESS. “Manfaatkan segala kanal media, kemas informasi dengan menarik”, pesan Munifah.

Workshop yang digelar selama 3 hari  mulai 5-7 Juli ini dihadiri oleh tim diseminasi NPMU dan 4 PPIU serta 15 Young Ambassador program YESS.  Dalam kegiatan yang dikemas dengan 40 % teori dan 60% praktek, peserta dilatih  kemampuan untuk berbicara didepan publik, menyusun dan mengemas berita sesuai kaidah jurnalistik, mengemas konten kreatif di media sosial baik video maupun infografis serta bagaimana membuat video dokumenter. 

Salah satu narasumber Redaktur Kolaborasi Kumparan, M. Rizky  menekankan  9 point yang harus diperhatikan dalam menyusun berita yakni  kebaruan,  keunikan,  pengaruh,  popularitas, relevansi, kedekatan,  konflik,  emosi serta dampak. Antusiasme terlihat dari 50 peserta yang diperlihatkan dari konten hasil praktek. SY/NL