Petani Gresik Adopsi Teknologi Pengendalian OPT Amankan Produksi Tembakau

udin abay | Jum'at, 05 Agustus 2022 , 19:10:00 WIB

Swadayaonline.com - Sebagai salah satu komoditas perkebunan yang strategis , tembakau memiliki kontribusi yang sangat tinggi dalam perekonomian nasional. Akan tetapi, banyak permasalahan yang dihadapi oleh petani dalam berbudidaya tembakau salah satunya penanganan organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Pentingnya pembekalan dan pembinaan pada petani tembakau, diharapkan bisa meningkatkan kewaspadaan dan jeli akan pentingnya melakukan pencegahan serangan OPT yang cukup merugikan mereka.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, selalu menekankan jika tujuan dari pembangunan pertanian diantaranya adalah peningkatan produksi, peningkatan kualitas, meningkatkan intensitas pertanaman, serta berbudidaya yang ramah lingkungan dengan tujuan akhir mensejahterakan masyarakat.
"Petani Indonesia tidak boleh tertinggal karena banyak inovasi teknologi dan mekanisasi yang dibuat untuk meningkatkan produktivitas pertanian,” kata SYL.

Sejumlah 80 petani tembakau dari Kabupaten Gresik didampingi oleh penyuluhnya melaksanakan adopsi teknologi pengendalian OPT di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan. Hal ini sebagai tindak lanjut dari pelatihan pengendalian OPT tembakau yang digelar oleh Dinas Pertanian Kabupaten Gresik. 
Tanaman tembakau dilakukan dengan sangat insentif, karena nilai ekonomisnya juga sangat tinggi. Serangan OPT dapat mengakibatkan kerugian cukup besar, jika tidak segera dilakukan pengendalian. 

Menurut Juniawan, Widyaiswara ahli proteksi tanaman di BBPP Ketindan, OPT yang sering menyerang daun tembakau yaitu hama ulat grayak (Spodoptera litura Rabricius), ulat pupus (Helikoverpa armigera Hubner), kutu tembakau (Myzus persicae), dan beberapa belalang pada tanaman tembakau. OPT tersebut sangat merugikan petani sehingga patut untuk selalu waspada dan antisipasi.
Melalui studi adopsi teknologi di BBPP Ketindan, petani mendapatkan transfer ilmu bagaimana caranya dalam pengendalian OPT dengan memanfaatkan tanaman obat sebagai pestisida nabati yang ramah lingkungan dan banyak terdapat di sekitar petani. 

Pestisida nabati bahan aktifnya bisa dijumpai dari tumbuhan yang digunakan untuk mengendalikan OPT. 

“Dengan menggunakan pestisida nabati, petani tembakau lebih diuntungkan karena bahan bakunya banyak tersedia di sekitar petani, “jelas Dewi Melani, Widyaiswara BBPP Ketindan, melanjutkan materi dari Juniawan. 

“Bahkan lebih murah daripada membeli pestisida kimia yang residunya bisa mencemari lingkungan,”imbuh Dewi. 
Selain mendapatkan materi jenis-jenis OPT dan cara pengendaliannya, petani juga praktik secara langsung dalam membuat asap cair yang bisa diaplikasikan untuk tanaman tembakaunya di laboratorium proteksi tanaman dipandu oleh widyaiswara proteksi tanaman.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, mengatakan petani dan penyuluh pertanian sebagai garda terdepan suksesnya pembangunan pertanian harus terus bekerja keras.

"Dan salah satu faktor produksi pertanian adalah pengendalian OPT. OPT bisa menghilangkan hasil antara 10 – 100% bahkan hingga tidak bisa panen atau gagal panen," ujarnya.

Dedi juga berharap penyuluh dan petani bisa membuat pestisida sendiri. Dengan cara tersebut, petani dapat menekan biaya produksi dan meningkatkan produktivitas. 
Menggapi arahan dari Kepala BPPSDMP, Plh Kepala Bagian Umum, Ahmad Dedy Syatori yang mewakili Kepala BBPP Ketindan, mengatakan, agar semua peserta bisa saling berkolaborasi dalam mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan di BBPP Ketindan.

“Harapan kami ilmu yang diterima bisa memberikan dampak yang sangat baik bagi dirinya sendiri mapun untuk tanaman tembakaunya demi kemajuan pertanian Indonesia. Pertanian Indonesia maju, mandiri, modern,”pungkas Ahmad Dedy dihadapan peserta. SY/YNI