Lewat Sentuhan Inivasi, Ubi Kayu dan Ubi Jalar Hasilkan Produk Berkelas

udin abay | Jum'at, 05 Agustus 2022 , 19:52:00 WIB

Swadayaonline.com - Sebagai negeri yang sangat kaya akan sumber daya pangan lokal, Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo menegaskan komitmennya dalam memantapkan penguatan komoditi lokal untuk kemandirian pangan demi meningkatkan kesejahteraan petani serta mengantisipasi krisis pangan global yang saat ini sedang melanda dunia.

“Untuk itu diperlukan pemetaan potensi unggulan daerah, termasuk potensi komoditas lokal, sehingga akan berkontribusi terhadap peningkatan kesejahteraan petani”, tegas Mentan SYL

Pada saat jumlah penduduk meningkat dengan sumber daya alam yang terbatas, ketahanan pangan diupayakan dengan jalan mengoptimalkan kemampuan produksi pangan alternatif, melalui diversifikasi pangan misalnya dengan memanfaatkan umbi-umbian seperti ubi kayu, ubi jalar, talas dan lain-lainnya sebagai sumber karbohidrat dalam pola konsumsi makanan sehari-harinya.

Sebagai sumber pangan, ubi jalar dan ubi kayu merupakan salah sumber pangan yang kaya akan serat dan segudang manfaat bagi kesehatan. Dengan teknik pengolahan hasil yang tepat, ubi jalar dan ubi kayu dapat naik kelas dengan olahan dan pengemasan menjadi produk yang memiliki nilai tambah.

Untuk meningkatkan nilai tambah dari produk ubi kayu dan ubi jalar agar bisa sejajar dengan pangan lain, perlu adanya sentuhan teknologi, sehingga menarik untuk disajikan, enak dan ekonomis untuk dikonsumsi.  Selain itu harga jualnya menjadi lebih tinggi bila dibandingkan dengan yang dijual dalam bentuk umbi mentah. Dengan hasil maksimal dan berkualitas, produk olahan ubi jalar dan ubi kayu bisa meningkatkan pendapatan petani.

Sejalan dengan arahan Menteri Pertanian, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, juga menegaskan bahwa pangan adalah masalah yang sangat utama. "Sudah saatnya petani tidak hanya mengerjakan aktivitas on farm, tetapi juga mampu secara off farm, terutama pasca panen dan olahannya. Banyak yang bisa dikerjakan untuk menaikkan nilai pertanian, khususnya pasca panen. Tuntutannya adalah petani harus pandai berinovasi. Buat terobosan agar hadir produk-produk baru," paparnya.

Untuk mendukung upaya tersebut, maka Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan sebagai UPT Pelatihan dibawah Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) menyelenggarakan Pelatihan Pengolahan Ubi Kayu dan Ubi Jalar  dengan metode Blended Learning bagi penyuluh pertanian. Dengan harapan, penyuluh pertanian bisa transfer ilmu secara langsung kepaba petani-petani di wilayah binaannya dengan memanfaatkan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) sebagai pusat pembelajaran.

Pelatihan yang digelar secara online dan offline ini diikuti oleh 30 orang peserta dari Jawa Timur dan Bali yang telah lolos seleksi dari seluruh rangkaian blended learning.

Kepala BBPP ketindan, Sumardi Noor berpesan kepada seluruh peserta pelatihan, agar bisa mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh di BBPP Ketindan.

“Sebagai salah satu komoditas tanaman pangan di Indonesia yang sering diremehkan karena nilai ekonomisnya rendah, maka ubi kayu dan ubi jalar bisa naik kelas karena bisa diolah menjadi makanan yang menghasilkan nilai ekonomis tinggi. Dan tentunya untuk ketahanan pangan, umbi ini adalah salah satu pilihan dari sekian tanaman pangan lainnya. Maka petani-petani dan kelompok wanita tani bisa secara maksimal diajari dan dikawal terus agar bisa menaikkan hasil olahan pangan umbinya,” tutur Sumardi. SY/YNI