Kementan Genjot Produksi dan Konsumsi Pangan Lokal Antisipasi Krisis Pangan Global

udin abay | Jum'at, 19 Agustus 2022 , 11:40:00 WIB

Konsep pengelolaan alam bagi masyarakat Kampung Adat Cireundeu adalah Leuweung Larangan (hutan yang tidak boleh dieksploitasi), Leuweung Tutupan (hutan tua yang harus dijaga, Leuweung Baladahan (hutan yang dapat dimanfaatkan warga untuk pembukaan ladang). Leuweung Baladahan ini termasuk lahan pertanian untuk proses budidaya tanaman

Swadayaonline.com - Mengantisipasi adanya krisis pangan dan perubahan iklim salah satunya dengan gerakan diversifikasi pangan lokal. Kelompok  masyarakat yang secara konsisten lebih dari satu abad yaitu sejak tahun 1918 hingga sekarang, mengkonsumsi beras dari singkong adalah masyakarat Kampung Adat Cireundeu yang terletak di Kecamatan Cimahi Selatan Kota Cimahi Provinsi Jawa Barat. Ini terus dipertahankan menjadi suatu tradisi. Masyarakat Cirendeu konsisten mengenalkan bahwa bahan pangan pokok itu tidak harus beras, namun singkong dan lainnya juga bisa menjadi bahan pangan pokok.

Proses pembuatan rasi mulai dari memanen singkong, mengupasnya, memarut, mengurangi kadar air dengan cara diperas, kemudian dijemur. Setelah kering ditumbuk dan siap untuk dimasak dengan cara dikukus dan rasi siap dikonsumsi. Singkong tidak hanya dijadikan rasi, namun juga diolah menjadi aneka cemilan tradisional seperti awug dan singkong rebus parut kelapa, juga cemilan modern, seperti eggrol, kicipir, saroja, dendeng kulit singkong dan bronis. Ini sudah dimulai sejak tahun 2010, dipasarkan melalui media online dan tamu-tamu yang kerap berkunjung ke Cireundeu. Omset penjualan mencapai 10-20 juta per bulan. 

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengatakan, “menghadapi climate change dan krisis pangan lokal, mari kita jaga pangan kita untuk ketahanan pangan”, ungkap SYL.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, didampingi Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, dan para Penyuluh Pertanian dari Dinas Pangan dan Pertanian Kota Cimahi, berkunjung ke Masyarakat Kampung Adat Cireundeu yang juga menjadi Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S), Jumat (19/08/2022).

Asep Wardiman, Tokoh Masyarakat di Kampung Adat dan P4S Cireundeu, mengatakan, “konsumsi beras dari singkong sudah menjadi adat kebiasaan kami sejak dahulu. Upaya kami mengenalkan kepada masyarakat bahwa singkong bisa menjadi ketahahan pangan bagi kami,” ungkap Ajat. “Kreativitas kami untuk mengolah singkong menjadi berbagai penganan tradisional maupun modern juga upaya kami bahwa singkong bisa memberikan nilai tambah,” tuturnya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, menyampaikan, “menjawab krisis pangan lokal mari kita kembali ke pangan lokal yang biasa ditanam seperti singkong, jagung, ubi, talas, dan lainnya, agar sistem ketahanan pangan kita tangguh,” jelas Dedi. “Ini yang diajarkan para para leluhur kita dari dulu untuk menanam pangan lokal yang akan menyelamatkan kita dari krisis pangan global,” jelas Dedi.

“Jurus jitu olahan pangan yang kreatif akan meningkatkan kepedulian masyarakat sehingga juga akan meningkatkan konsumsi pangan lokal kita.” “Genjot terus pangan lokal kita karena sudah terbukti bisa beradaptasi dengan iklim tropis di Indonesia,” ujar Dedi lagi.

“IRRI memberikan penghargaan kepada Indonesia bahwa kita mampu swasembada beras selama 3 tahun dari 2019-2022”. Ini membuktikan bahwa Indonesia tangguh dan produksi pangan kita sudah baik. Mari kita pertahankan terus dengan diversifikasi pangan lokal selain beras,” ucap Dedi. “P4S Cireundeu ini luar biasa dengan produksi dan konsumsi pangan lokal berbasis singkong, insyaAllah pangan kita aman,” ungkapnya.

“Atasi krisis pangan lokal dengan diversifikasi pangan impor dengan pangan lokal kita, karena ini yang akan menyelamatkan kita”. “Jangan hanya bergerak di on farm namun juga off farm mengolahnya yang dapat memberikan nilai tambah, hingga tingkatkan konsumsi pangan lokal mulai dari diri sendiri,” ucap Dedi di hadapan para pengelola P4S Cireundeu dan Penyuluh Pertanian Dinas Pangan dan Pertanian Kota Cimahi yang hadir. SY/YKO/CHE