Peran Aktif Widyaiswara Kementan Sebagai Penjaminan Mutu Program READSI di Kolaka Utara
udin abay | Jum'at, 23 September 2022 , 17:22:00 WIBSwadayaonline.com - Guna mencerdaskan rumah tangga petani dalam pengelolaan keuangan rumah tangga, Rural Empowerment and Agricultural Development Scaling-up Initiative (READSI melaksanakan program Pelatihan Literasi Keuangan (PLEK) bagi Perwakilan Rumah Tangga Petani pada tanggal 20 – 23 Agustus 2022 lalu. Pelatihan ini dilaksanakan secara serentak secara hybrid dan dibuka oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL) di 342 desa, 18 Kabupaten dan 6 Provinsi lokasi Program READSI Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Kalimantan Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Sedangkan pembukaan secara offline dilakukan di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Batangkaluku yang berada di Kabupetan Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan. Dan dihadiri perwakilan IFAD, Bank BRI, Bank BNI dan para pejabat daerah setempat yang menyaksikan secara simbolis penyerahan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada petani di lokasi program READSI.
“Program READSI memberikan kesempatan kepada setiap petani untuk terus maju dan berkembang dalam meningkatkan kesejahteraannya, oleh karena itu Kementerian Pertanian terus berupaya meningkatkan kompetensi dan kapasitas SDM pertanian melalui pelatihan yang terstruktur, sistematis dan masif, karena perkembangan pertanian sangat dinamis”, ungkap Menteri Pertanian.
Dedy Nursyamsi, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) mengatakan bahwa, “READSI ialah satu program unggulan yang ada di BPPSDMP, Kementerian Pertanian (Kementan). Tujuan jangka panjang READSI ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga miskin di wilayah sasaran program”.
Melalui program READSI ini diharapkan mampu menyiapkan SDM pertanian yang berkompeten untuk menghadapi tantangan dan perubahan cepat pada era revolusi industri 4.0.
“Salah satunya melalui pelatihan literasi keuangan. Kita ingin masyarakat Indonesia cerdas dalam mengelola keuangan rumah tangga dan mampu mengakses KUR”, imbuh Dedy.
Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan sebagai salah satu UPT yang memiliki tupoksi untuk melaksanakan pelatihan pertanian juga berperan aktif dalam mendukung kegiatan pelatihan tersebut dengan menugaskan Nining Hariyani selaku Widyaiswara sebagai penjamin mutu pelatihan.
Penjaminan mutu pelatihan ini dimaksudkan untuk memastikan pelaksanaan PLEK bagi Perwakilan Rumah Tangga Petani di lapangan dilaksanakan sesuai dengan standar pelatihan mulai dari perencanaan hingga pelaksanaannya.
Nining juga berkesempatan mengunjungi 18 Desa, di 11 Kecamatan lokasi pelatihan READSI di Kabupaten Kolaka Utara yaitu Desa Porehu, Ponggi, Batu Putih, Latowu, Pakue. Kalahunde, Kasumeeto, Mataiwoi, Tiwu, Lawadia, Koroha, Jabal Nur, Kalu Kaluku, Katoi. Watuliwu, Rantelimbong, Puncak Monapa dan Sarulengko.
Penjaminan mutu pelatihan dilakukan melalui metode observasi dan wawancara menggunakan instrumen yang telah disiapkan mulai dari perencanaan sampai dengan pelaksanaan. Objek yang dievaluasi dalam kegiatan penjaminan mutu pelatihan meliputi aspek perencanaan dan aspek pelaksanaan.
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi dari aspek perencanaan, 94% dokumen perencanaan penyelenggaraan telah tersedia dan siap untuk memfasilitasi kegiatan pelatihan. Sedangkan dari aspek pelaksanaan, 87% dokumen sudah diimplementasikan dalam penyelenggaraan pelatihan, namun terdapat beberapa dokumen yang belum tersedia yaitu penyusunan RBPMP dan RP oleh masing-masing tim fasilitator. Hal ini disebabkan karena strategi pembelajaran yang dilakukan tim fasilitator (alumni TOT) hanya mengacu pada langkah kerja fasilitasi pelatihan yang sudah ada pada buku panduan pelatihan bagi fasilitator dan belum tertulis dalam bentuk lembar persiapan melatih (RBPMD/RP).
“Kami merasakan manfaat dari kegiatan READSI ini khususnya dalam pengembangan usaha pertanian dan pengelolaan keuangan dalam rumah tangga, sehingga kami ingin program ini diperpanjang khususnya di desa kami”, ungkap Kaparuddin salah satu peserta pelatihan dari Poktan Makmur Desa Mataiwoi, Kecamatan Ngapa, Kabupaten Kolaka Utara.
Ahmad Ilyas perwakilan dari National Program Management Office (NPMO) pusat mengungkapkan, keberlanjutan program READSI ini tergantung dari kinerja petani dalam meningkatkan produksi, pendapatan dan kesejahteraannya.
“Selanjutnya hal tersebut akan dievaluasi oleh manajemen READSI dan pihak IFAD, bila kinerja baik dan mengalami peningkatan maka program ini dapat diperpanjang lagi hingga tahun 2025 mendatang”, pungkas Ilyas. NING/YNI