Rizal Ramli : Indonesia Harus Bisa Jadi Lumbung Pangannya Asia Tenggara

udin abay | Rabu, 23 November 2022 , 11:49:00 WIB

Swadayaonline.com - Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI) kembali menggelar seminar “Melangkah Hadapi Ketidakpastian Global”. Dalam seminar tersebut, diharapkan dapat menjadi salah satu referensi penting bagi kalangan pelaku usaha peternakan dalam menyusun rencana dan melakukan evaluasi bisnis. Selain itu pemerintah juga menerima berbagai masukan dari seminar ini sebagai salah satu referensi kebijakan di bidang peternakan.

Ketua ASOHI, Irawati Fari mengatakan, seminar outlook bisnis ini merupakan fenomena perkembangan situasi aktual. Tahun 2019 yang lalu merupakan tahun politik yang ditandai dengan Pemilu untuk memilih Presiden, DPR, DPRD dan DPD. Perubahan kabinet, perubahan anggota DPR, DPRD, DPD diperkirakan akan berdampak pada dinamika kebijakan yang selanjutnya mempengaruhi perkembangan ekonomi masyarakat termasuk bidang peternakan. 

Tahun 2022 ini, Indonesia telah melewati badai pandemi covid-19 yang terjadi di luar prediksi. Usaha peternakan menghadapi tantangan penurunan daya beli, namun di sisi lain terjadi perubahan pola belanja masyarakat dimana penjualan daging beku dan transaksi online mengalami peningkatan. Namun seiring sudah mulai meratanya vaksinasi, kegiatan kini sudah berangsur seperti sedia kala.

Irawati mengatakan pada seminar kali ini kita semua ingin mengetahui keberlangsungan industri kita yang sedang dalam ketidakpastian ini. Menurutnya Prediksi pada peternakan,  dengan adanya program satu data terintegrasi, regulasi pemangkasan Day Old Chicken (DOC) broiler, serta kebijakan pemerintah yaitu PP 125/24 Oktober 2022, maka Peran ASOHI disini dalam pertumbuhan obat hewan secara umum tergantung dari perunggasan akan mengikuti kondisi di sektor DOC. Dan prediksi market obat hewan tahun 2023 akan mengalami stagnan.

Masuknya berbagai macam penyakit yang sebelumnya tidak ada di Indonesia atau penyakit eksotik seperti African Swine Fever (ASF) yang menyerang babi di tahun 2019, Lumpy Skin Disease (LSD) di Februari 2022, menyerang hewan sapi dan kerbau. Kemudian Penyakit Mulut Kuku (PMK) yang paling ditakuti diseluruh dunia yang juga menyerang ternak ruminansia sejak Mei 2022 yang pertama dilaporkan di Jawa Timur dan Aceh.

“Berbagai penyakit yang terjadi di Indonesia tersebut sudah seharusnya membuat kita selalu siap siaga meningkatkan kewaspadaan menghadapi penyakit eksotik lainnya, ujar Kasubdit Kesehatan Hewan, Ira Virgorita, mewakili Dirjen PKH Kementerian Pertanian saat pembukaan Seminar Nasional Outlook Bisnis Peternakan 2023 yang digelar ASOHI di Menara 165, Jakarta. (22/11). 

Ira mengatakan, masuknya ASF, LSD dan PMK menunjukkan potensi masuknya penyakit menular lainnya masih sangat memungkinkan bila kita tidak belajar dari kasus sebelumnya. Secara umum dalam masa pandemi, sektor pertanian tidak mengalami kemunduran.” Terbukti, selama tahun 2021 kenaikan PPD sektor pertanian terlihat signifikan sebesar 12,93% dan perkembangan nilai tukar petani yang mengalami rata-rata peningkatan 0,49% jika dibanding periode sebelumnya, dan nilai tukar usaha pertanian mengalami kenaikan 0,51%. Nilai ekspor pertanian tahun 2021 juga naik 42,47% untuk produk pangan dan non pangan. Realisasi pada Kredit Usaha Rakyat (KUR) sub sektor peternakan naik 15,6% dari target menjadi 100,67%.” Jelasnya.

Ekonom Senior, Rizal Ramli berpendapat, Indonesia harusnya bisa menjadi gudang pangannya Asia Tenggara dengan kekayaan alamnya yang melimpah dengan hujan sepanjang tahun, kondisi tersebut diharapkan tidak akan kekurangan pangan. Bahwasanya di Asia Timur memang kekurangan pangan, dan Indonesia bisa melihat pasar secara global. “Dengan mekanisasi 2 juta hektar, Indonesia bisa jadi lumbung pangan untuk Kawasan Asia. Kita bangun 1 sampai 2 juta hektar,yang hasilnya antara 6 hingga 8 juta ton tiap panen.” tegasnya.

Dirinya menambahkan, bahwa inflasi pangan telah mencapai 10 persen yang akan lebih berdampak langsung ke masyarakat dibanding inflasi umum yang hanya 4,5 persen dan belum ada perbaikan. “Pemerintah harus mementingkan rakyat, bila perut rakyat sudah kenyang, maka pemerintahan juga akan tenang”, tambahnya. NS