Perkuat Ketahanan Pangan, 300 Kepala Desa Musi Banyuasin Belajar Pertanian di Lembang

udin abay | Senin, 05 Desember 2022 , 16:04:00 WIB

Swadayaonline.com - Di tengah terpaan pandemi Covid-19 dalam beberapa tahun ke belakang, pertanian menjadi salah satu sektor yang terus bertumbuh. Tentu ini menjadi tantangan bagi Kementerian Pertanian bersama seluruh insan petanian untuk mempertahankan tonggak kesuksesan ini.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, telah melakukan berbagai upaya dalam mendorong sektor pertanian. Salah satunya melalui program Food Estate, guna menciptakan ketahanan pangan nasional.

Food Estate tengah dikembangkan sejak tahun 2020 lalu. Mentan berharap program ini dapat menunjukkan pengembangan seluruh komoditas pertanian dengan skala luas. Program ini sebagai upaya terobosan peningkatan produksi pangan dan stok cadangan pangan nasional, terutama mengantisipasi dampak pandemi COVID-19.

Mentan meminta tidak hanya padi dan jagung, namun juga jeruk, kelapa, itik, ikan dan lainnya dipersiapkan. Dirinya ingin agar skema program dan rencana program jelas, begitu pula hasilnya. 

Senada, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) menyatakan jajarannya siap bekerja maksimal untuk Food Estate dengan mengawal dan mendampingi SDM pertanian mendukung korporasi petani.

“Kita akan memastikan pendampingan terhadap petani di lokasi Food Estate berjalan maksimal. Memaksimalkan kinerja BPPSDMP, untuk memastikan petani Food Estate mendapatkan pendampingan, khususnya dalam hal korporasi petani," ungkapnya.

Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan, menjadi salah satu wilayah yang dibidik sebagai kawasan Food Estate.

Sebagai upaya mewujudkan misi dari Food Estate tersebut, 300 orang kepala desa asal Musi Banyasin mendatangi Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang pada Selasa (29/11). Kunjungan dilakukan dalam rangka belajar hidroponik dan pembuatan Bio-Slurry.

Tiba di area BBPP Lembang, kedatangan rombongan disambut Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, didampingi Koordinator Penyelenggaraan Pelatihan dan Sub Koordinator Program dan Kerjasama.

Sebagai bekal sebelum melakukan praktik, Widyaiswara BBPP Lembang, Rosros Rosdiantini, Dewi Padmisari, dan Chesara Novatiano menyampaikan materi Dasar hidroponik dan Bio-Slurry. Melalui metode ini diharapkan dapat memperkaya ilmu bagi peserta secara teori maupun praktik.

Setelah mendapat ilmu dasar, peserta yang dibagi dalam dua kelompok ini beranjak ke area lahan untuk melakukan praktik membuat hidroponik sistem NFT dan Bio-Slurry.

Pada praktik hidroponik, didampingi Rosros, peserta diajak membuat instalasi hidroponik dari paralon dan besi. Terbuat dari bahan yang mudah didapat, diharapkan peserta dapat menerapkannya di lingkup rumah tangga masing-masing. Pembuatan sisten DFT juga tidak memakan lahan yang banyak sehingga peserta dapat mengoptimalkan lahan yang ada.

Di sudut lain, tepatnya kawasan kandang sapi, kelompok lainnya tengah asyik menyimak cara pembuatan Bio-Slurry. Dewi memaparkan Bio-Slurry sebagai pupuk alami yang mampu mengikat nutrisi tanah sekaligus menggemburkan tanah yang keras. Karena proses pengolahan berupa biogas, menyebabkan Bio-Slurry sebagai pupuk yang kaya akan nitrogen dibanding fosfor dan kalium.

Zulhelmi, yang ditemui di sela-sela praktik menyatakan kesannya. Menurutnya, materi dan praktik yang disampaikan sangat bermanfaat. Ia juga berkomitmen akan menyebarkan kembali ilmu yang didapat hari ini kepada para petani dan penyuluh di desanya sebagai upaya menciptakan ketahanan pangan di Kabupaten Musi Banyuasin. DRY/YKO