Potensi Lokal Lada Hitam

udin abay | Selasa, 04 Oktober 2016 , 11:36:00 WIB

Swadayaonline.com - BPTP BABEL berlokasi di Kota Pangkal Pinang berada sekitar 5 km dari pusat kota, berdiri 30 Desember tahun 2003. Disamping bangunan perkantoran, laboratorium serta perumahan dinas, di komplek BPTP ini juga terdapat lahan berupa kebun percobaan (KP) seluas sekitar 25 hektar.

Di kebun percobaan terdapat beberapa petakan-petakan yang cukup luas, yang didalamnya berisi tanaman lada dengan berbagai jenis dan fase umur. Disamping itu, ada tanaman sawit, jagung, sorgum, dll. Ada beberapa jenis tanaman lada yang di koleksi dan diteliti di kebun percobaan ini antara lain Petaling 1, Petaling 2, Natar 1, Natar 2, Chunuk dan Merapin. Dari jenis-jenis tersebut, lada Petaling kini namanya paling populer. “Lada Petaling, merupakan jenis lada lokal unggul yang memiliki produktivitas terbaik, sehingga menjadi prioritas untuk dikembangkan.” ujar Kepala BPTP BABEL, Dr. Ir. Rubiyo MP. Lada Petaling mulai berbuah pada umur 2,5 tahun dan produktivitas optimal mencapai 4 - 4,5 ton per hektar lada putih kering, dan dapat dikembangkan di lahan-lahan yang kurang subur.

Beberapa puluh meter di belakang kompleks perkantoran terdapat 3 blok kandang ternak, masing-masing berisi ayam lokal (Mrawang), sapi Bali, dan kambing PE (Peranakan Ettawa). Ayam-ayam Mrawang dipelihara di dalam kandang koloni yang dilengkapi dengan “halaman” (tempat umbaran). Ayam induk, dan pejantan dilepas. Sedangkan anak-anak ayam di pelihara dalam kandang box. Sebagaimana lada Petaling, ayam Mrawang merupakan plasma nasfah endemik BABEL yang memiliki postur tubuh relatif besar untuk ukuran ayam lokal. Umunya berbulu coklat-merah dan keputihan. Menurut peneliti BPTP Babel, Jikril, SPt, ayam Mrawang produksi telurnya cukup tinggi, rata-rata bisa mencapai 18 butir setiap periode. Jadi ayam lokal ini memiliki potensi dwiguna, disamping untuk ayam pedaging, produktivitas telurnya juga cukup tinggi

Disamping itu, BABEL juga memiliki jenis durian lokal yang cita rasa istimewa, yaitu durian Namlung dan Tembaga. Kini di kebun percobaan BPTP juga di koleksi dan di teliti keunggulan durian-durian tersebut. Durian Namlung menunjukkan kualitas yang lebih unggul. Berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 123/kpts/T.P. 240/2. 2001, durian Namlung telah ditetapkan sebagai varietas unggul. Keunggulan yang menonjol antara lain daging buahnya amat tebal, dengan warna putih kekuningan, tekstur daging buah halus dan yang amat penting rasanya manis-gurih (alkoholik). “Itu sebabnya harga durian Namlung cukup fantastis, bisa mencapai Rp 300.000/buah, meskipun ukurannya tidak terlalu besar, rata-rata beratnya hanya 1,5 kg”, ungkap Dr. Suharyanto – Kepala seksi Kerjasama – BPTP Babel.

Diluar kegiatan penelitian komoditas, BPTP BABEL juga melakukan kegiatan pengkajian model pertanian, antara lain Pengkajian Model Pertanian Bioindustri. Model Pertanian Bioindustri merupakan model pertanian yang dalam proses produksi maupun pengolahan (industrialisasi) menekankan pada aplikasi teknologi biologis. Hingga tahun 2016 ada 2 (dua) lokasi Model Pertanian Bioindustri di BABEL, yakni bioindustri lada-sapi-sereh wangi, yang dilakukan di KP. Petaling. Kedua, Model Pertanian Bioindustri sawit-sapi-sereh wangi di desa Lubuk Besar – Kecamatan Lubuk Besar – Kabupaten Bangka Tengah.

Beberapa teknologi yang dihasilkan BPTP Babel telah diadopsi oleh petani antara lain teknologi perbanyakan bibit lada stek satu ruas (dari cara konvensional 4 ruas). Teknologi pemanfaatan asap cair sebagai penggumpal lateks untuk meningkatkan kualitas dan nilai ekonomis lateks. Pemanfaatan tandan kosong sawit untuk pupuk organik dan pakan ruminansia, serta produksi industri kopi-lada, yang memiliki cita rasa khas. Disamping mengembangkan komoditas pangan secara umum, Kepala BPTP Babel mengaku berusaha keras untuk mengangkat pamor sumberdaya lokal yang ada di Babel.