Terobosan Teranyar Pengurus Baru ASKESMAVETI

udin abay | Minggu, 12 Maret 2023 , 09:29:00 WIB

Swadayaonline.com - Asosiasi Kesehatan Masyarakat Veteriner Indonesia (Askesmaveti) sebagai wadah anggotanya yang bergerak dalam bidang Kesmavet, yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan hewan & produk hewan yang secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi kesehatan manusia, dalam pengabdian kepada bangsa dan negara sesuai dengan profesionalisme dan keilmuannya, di bawah Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) yang didirikan pada tanggal 9 Oktober 2002,melangsungkan pelantikan pengurus untuk periode 2023-2026 dan dilantik oleh Ketua Umum Pengurus Besar (PB) PDHI, Dr.drh. M Munawaroh, MM di Laboratorium Kesmavet, Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta, Bambu Apus, Jakarta Timur (11/3). 

Pada kesempatan itu serah terima jabatan dilakukan dari Ketua periode sebelumnya, drh. Sri Hartati, M.Si kepada ketua baru drh. Renova Ida Siahaan, M.Si. Pelantikan pengurus dilaksanakan secara daring dan luring sehingga dapat disaksikan oleh Pengurus dan anggota ASKESMAVETI yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Untuk produksi dalam negeri, ASKESMAVETI dapat berperan untuk mengedukasi dan memberikan konsultasi kepada peternak dan pelaku usaha lainnya untuk mendapatkan Nomor Kontrol Veteriner (NKV)” ucap Drh Munawaroh dalam sambutannya dalam pelatikan tersebut. Ia mengharapkan peran ASKESMAVETI, bersama pemerintah pusat dan daerah dapat membantu mengawasi peredaran produk asal hewan ternak di masyarakat. Munawaroh juga mengapreasi kepengurusan ASKESMAVETI yang melibatkan generasi milenial untuk lebih memudakan asosiasi ini dalam mengedukasi Kesmavet kepada kaum muda melalui media sosial serta mendorong adanya gerakan makan telur pada anak-anak secara Nasional.

Selanjutnya drh. Renova sebagai ketua baru menyampaikan keinginannya di masa pengurusannya agar ASKESMAVETI lebih membuka ruang yang seluasnya untuk berkolaborasi dengan pemangku kepentingan lainnya dalam membangun Kesmavet. 

“Program kerja ASKESMAVETI harus bersifat adaptif, inovatif, dan kreatif dalam transformasi era digital dalam mengambil peran sebagai mitra pemerintah dalam pembangunan Kesmavet melalui peningkatan pemahaman masyarakat akan pentingnya keamanan pangan dan promosi sumber protein hewani dalam penanganan stunting,” ujar Renova.

 Ia melanjutkan,sesungguhnya Kesmavet akan tetap ada selama kita hidup, oleh karena itu sangat penting adanya pembangunan Kesmavet yang berkelanjutan.

Dalam acara pelantikan itu juga diselenggarkan Talkshow bertema Peran Kesmavet dalam mewujudkan Keamanan Pangan dan Kesehatan Masyarakat, dengan narasumber Prof. Dr. drh Bambang Sumiarto, SU, M.Sc yang menyampaikan sejarah terbentuknya ASKESMAVETI yang awalnya berbentuk Forum Komunikasi Kesehatan Masyarakat Veteriner (Forkom Kesmavet) atas prakarsa para Dosen Kesmavet, Fakultas Kedokteran Hewan se-Indonesia tahun 1998, baru dinamakan ASKESMAVETI tahun 2002. Serta tantangan yang dihadapi ASKESMAVETI adalah memiliki tugas dalam menjembatani kejadian penyakit hewan yang ada di Indonesia (Emerging Disease) dengan memberi masukkan kepada pemerintah terkait cara untuk menahan penyakit baru yang ada di Indonesia.

Selain itu ada pula dr. Nancy Dian Anggraeni, M.Epid, Asisten Deputi Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit – Kemenko PMK yang menyoroti Kemanaan Pangan Asal Hewan, Zoonosis dan Penanggulangan Stunting. 

Dilanjutkan drh. Imron Suandy, MVPH yang mewakili Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner, drh. Syamsul Ma’arif, M.Si yang dalam paparannya menekankan pentingnya membangun sistem produksi Pangan Asal Hewan dan bagaimana mengimplementasikannya di lapangan. Ia berharap ASKESMAVETI dapat berperan langsung di masyarakat, dengan ikut membangun kesadaran dan mendidik masyarakat. Kesmavet merupakan bagian dari kontribusi keilmuan kedokteran hewan yang sangat berperan dalam mewujudkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

Safrina Salim, SKM, M.Kes, Direktur Kesehatan Reproduksi BKKBN menjadi penutup talkshow. Ia mengemukakan terdapat beberapa program untuk menangani kasus stunting di Indonesia, diantaranya adalah Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Angka Stunting Indonesia (RAN PASTI) dan Bapak Asuh Atasi Stunting (BAAS). Guna mendukung penurunan angka stunting di Indonesia, diharapkan dokter hewan ikut berperan dalam program BAAS. DN