Upaya Peningkatan Rendemen Gula Tebu Rakyat di Kabupaten Blitar

udin abay | Sabtu, 13 Mei 2023 , 20:52:00 WIB

Swadayaonline.com - Kabupaten  Blitar sebelah selatan merupakan  daerah kering penggunungan kapur merupakan wilayah marginal yang cocok untuk tanaman  perkebunan. Untuk mendongkrak pendapatan petani, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Blitar mengembangkan  komoditas tanaman tebu lahan kering. Program ini sejalan dengan program pemerintah yang menggalakkan swasembada gula nasional untuk memenuhi kecukupan gula nasiona. Berbagai upaya pemerintah untuk menggalakkan pengembangan komoditas tersebut baik secara ekstensif maupun intesif melalui peningkatan luas areal maupun peningkatan kualitas tanaman dan peningkatan rendemen gula. 

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan peningkatan produksi gula merupakan salah satu tugas yang diterima dari Presiden Joko Widodo. Menurutnya, presiden memberikan catatan bahwa lahan untuk menanam tebu masih cukup tersedia di dalam negeri. 

Ia mengatakan pemerintah menargetkan seluruh kebutuhan gula bagi rumah tangga atau gula kristal putih (GKP) akan dipasok seluruhnya dari dalam negeri pada 2024. Salah satu cara untuk mencapai target tersebut ialah melakukan intensifikasi tebu sehingga bisa meningkatkan produksi gula di dalam negeri.

Sejalan dengan pengembangan komoditas tanaman tebu pada lahan kering, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Blitar bekerja sama dengan Balai Besar Pelatihan (BBPP) Ketindan  menyelenggarakan pelatihan agribisnis tanaman tebu lahan kering. Pelatihan tersebut melibatkan para pelaku usaha/ petani tebu yang bergerak langsung diusahanya, sehingga materi langsung pada pelaku usaha. 

Diharapkan melalui pelatihan ini, bisa menyelesaikan masalah-masalah yang timbul dalam menjalankan usaha taninya.  Seperti sering tertundanya  pengiriman tebu ke pabrik, hal ini desebabkan kurangnya pengelolaan manajemen tebang angkut tebu. 

 Akibat tertundanya pengangkutan dan pengiriman tebu ke pabrik  banyak rendemen gula yang akan hilang, belum lagi dalam pengiriman memerlukan waktu yang lama karena lokasi dan pabrik sangat dan tentang kebersihan tebu masih terikut daduk, sogolan pucuk dan tanah sehingga menjadi tebu yang tidak layang giling. Jadi pemahaman petani tentang tebu MBS (Manis, Bersih dan Segar) sangat diperlukan yang hubunganya sangat mempengaruhi rendemen gula tebu.
Begitu pentingnya MBS tebu yang harus diperhatikan oleh petani  di lapangan, akan banyak kehilangan rendemen gula bila tidak segera diatasi. Oleh karena itu sangatlah perlu petani meningkatkan kualitas dan kompetensinya melalui pelatihan mengenai hal pengelolaan  pasca panen tebu. 

Pengetahuan yang perlu diterima petani tebu  yaitu dampak seberapa besar kehilangan rendemen gula yang akan hilang akibat  tidak diperhatikannya  MBS tebu yakni setiap kenaikan 1 % trash akan menurunkan rendemen 0,1945 poin, sogolan 12 ruas, rendemen  6,03 %, sogolan 10 ruas, rendemen 6,02 %, sogolan 8 ruas, rendemen 4,76 %,  sogolan 6 ruas, rendemen 2,85 %.
“Sedangkan bila tingkat kesegaran tebu tidak diperhatikan  akan mengakibatkan tebu tidak segera digiling (penundaan) dapat menurunkan rendemen sebesar 0,54 poin/hari, kenaikan gula reduksi sebesar 1 poin dapat menurunkan rendemen 1,16 poin, dextran lebih dari 0,2 % menyebabkan nira viscous,” jelas Murdani selaku widyaiswara BBPP Ketindan yang mengajar pada pelatihan agribisnis tebu.

Sementara itu Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) mengatakan, peningkatan kapasitas SDM bisa dilakukan melalui Komando Strategi Pembangunan Pertanian (Kostratani). Menurutnya, peran Kostratani sangat dibutuhkan, khususnya untuk membantu petani meningkatkan produktivitas. 
"Produktivitas itu bisa dicapai jika ada yang menggerakkan. Dan yang menggerakan itu tentunya penyuluh dan petani dengan didukung Kostratani," ujarnya. MRD/YNI