Kom-mix Hayati Dikenalkan Kepada Perangkat Desa Kabupaten Asahan

udin abay | Selasa, 30 Mei 2023 , 10:53:00 WIB

Kom-Mix Hayati (Kompos Mixed Agen Hayati)  dikembangkan di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang untuk mengatasi masalah lingkungan yang ada di BBPP Lembang dan juga merupakan permasalahan berkaitan dengan limbah yang ada terus-menerus di lingkungan petani dan peternak.

Swadayaonline.com - Pertanian ramah lingkungan merupakan sistem pertanian yang mengelola seluruh sumberdaya pertanian dan input usahatani secara bijak, berbasis inovasi teknologi. Ini untuk mencapai peningkatan produktivitas berkelanjutan dan secara ekonomi menguntungkan serta diterima secara sosial budaya dan berisiko rendah. 

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan bahwa pertanian ramah lingkungan merupakan suatu bentuk adaptasi dengan kondisi alam saat ini. “Menyikapi climate change yang ada bagaimana membuat pertanian dapat lebih ramah lingkungan dan sekaligus dapat beradaptasi dengan tantangan-tantangan alam,” ujar SYL. "InsyaAllah, produktivitas dan keragaman komoditi pertanian bisa kita capai," imbuhnya. 

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa penggunaan pupuk dan pestisida kimia berakibat mikroba dan organisme yang bermanfaat akan ikut mati. “Mari kita maksimalkan penggunaan pembenah tanah, pupuk organik dan pestisida nabati yang dapat dibuat sendiri oleh petani dengan bahan baku yang melimpah dengan mikroba cepat dan dekomposisi cepat diantaranya ada air cucian beras, sisa sampah organik rumah tangga”, jelas Dedi.

Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang memiliki sarana lahan praktik dan Inkubator Agribisnis sebagai pendukung tugas dan fungsi dalam menyelenggarakan pelatihan bagi aparatur dan non aparatur. Salah satu divisi untuk pengelolaan pertanian terpadu adalah Divisi Integrated Farming. Saat ini memiliki sapi perah dengan jumlah cukup banyak dan menghasilkan kotoran hewan yang sudah melebihi tempat penampungan, sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan di sekitar kantor. Selain itu limbah pertanian yang dihasilkan jika tidak diolah akan membuat pencemaran lingkungan. 

Untuk memanfaatkan kotoran hewan yang dimiliki agar tidak mencemari lingkungan sekitar balai maka BBPP Lembang melakukan pengolahan kotoran hewan dan limbah pertanian dapat diatasi dan teknologi yang diterapkan dapat didiseminasikan kepada stakeholder BBPP Lembang yaitu petani sekitar, peserta pelatihan, peserta kunjungan serta mahasiswa dan siswa PKL/magang dari berbagai daerah untuk mengatasi kelangkaan pupuk bersubsidi. 

Inovasi yang dibuat dalam memanfaatkan kotoran hewan ini yaitu pembuatan Kom-Mix Hayati (Kompos Mixed Agen Hayati). Kom-mix hayati merupakan pengelolaan limbah kotoran hewan dan limbah organik menjadi kompos yang ditambahkan dengan agen hayati. Agen hayati yang digunakan dapat berupa Trichoderma maupun Mikoriza yang meningkatkan nilai tambah pada kompos. Agen hayati yang ditambahkan pada kompos berguna sebagai proteksi tanaman juga dapat mempercepat waktu pengomposan.

Kom-mix hayati juga menjadi salah satu inovasi yang sedang diajukan ke kompetisi inovasi pelayanan publik tahun 2023 KemenPAN RB dan sedang tahap lolos administrasi.

Salah satu peserta kunjungan yang berminat mempelajari teknologi kom-mix hayati adalah kepala desa, perangkat desa dan lembaga desa se-Kabupaten Asahan, Jumat (27/5/2023). Peserta diterima secara resmi oleh Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika didampingi tim manajemen dan widyaiswara. Kepala Balai menjelaskan tentang profil balai yaitu tugas pokok dan fungsi, wilayah binaan untuk pelatihan teknis dan unggulan serta menjelaskan keragaan di Inkubator Agribisnis yang menunjang proses pelatihan.

Peserta dibagi 3 kelompok untuk mempelajari pengolahan hasil pertanian, mempraktikkan budidaya sayuran daun menggunakan hidroponik sistem deep flow technique (DFT) dan praktik membuat kom-mix hayati. Di Laboratorium Pengolahan Hasil pertanian, widyaiswara, Saptoningsih, berdiskusi dengan peserta tentang teknologi pengolahan hasil pertanian, menggali potensi komoditas di Kabupaten Asahan yaitu pisang barangan yang dapat diolah menjadi aneka olahan pangan bernilai jual tinggi.

Di area budidaya tanaman sayuran hidroponik, widyaiswara, Cece Mulyana, menyampaikan proses pembuatan instalasi deep flow technique (DFT) tanaman sayuran daun yang dapat diaplikasikan di pekarangan rumah sehingga tanaman lebih sehat tanpa harus bercocok tanam menggunakan tanah.

Di zona kandang sapi, widyaiswara, Chesara Novatiano yang juga merupakan salah satu innovator kom-mix hayati didampingi petugas, menjelaskan proses pembuatan kom-mix hayati mulai dari alat dan bahan dan proses pembuatan pupuk kompos yang bahan utamanya adalah kotoran sapi, kotoran ayam, hijauan, dedak, molease yang dicampurkan ke trichoderma sehingga menjadi kom-mix hayati. 

Hamzah dari Kecamatan Sei Dadap mengatakan, “terimakasih BBPP Lembang telah memberikan materi tentang pembuatan kompos yang dicampurkan dengan trichoderma menjadi kom-mix hayati. Ini penting disaat pupuk kimia langka dan mahal harganya saat ini,” ujarnya. “kami akan sosialisasikan kepada masyarakat desa kami untuk bisa memanfaatkan limbah peternakan dan pertanian menjadi kom-mix hayati,” kata Hamzah. Yoko/Che