Kementan Bersinergi dengan RPN, Perkaya Pembangunan Perkebunan Berkelanjutan

udin abay | Selasa, 24 Oktober 2023 , 15:35:00 WIB

Swadayaonline.com - Industri kelapa sawit dijadikan role model dalam mewujudkan akselerasi Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (TPB/SDGs), yang ditargetkan harus bisa tercapai di tahun 2030.

SDGs ini sebagai bentuk kesepakatan pembangunan berkelanjutan yang berdasarkan hak asasi manusia, kesetaraan, berprinsip universal, integrasi dan inklusif.

Plt Menteri Pertanian, Arief Prasetyo Adi mengatakan, Pengembangan kelapa sawit dari hulu ke hilir hingga produk turunannya harus terus digenjot dan dilakukan inovasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sehingga jalannya pembangunan berkelanjutan dapat terukur secara detail, cepat dan tepat sasaran.

"Pergerakan harus segera dilakukan mulai dari sekarang untuk memberikan hasil yang optimal kedepannya," ujar Plt Mentan.

Sejalan dengan arahan Plt Mentan, Direktur Jenderal Perkebunan berkolaborasi dengan RPN, guna membahas kajian pengembangan perkebunan khususnya mendorong riset iniasitif Kementerian Pertanian melalui pengayaan SDG dan introduksi serangga penyerbuk kelapa sawit. 

Menurut informasi Ditjen Perkebunan diketahui bahwa saat ini total varietas tanaman perkebunan yang telah dilepas sebanyak 512 varietas.

"Pengayaan SDG dimaksudkan untuk mencari, mengumpulkan dan mengintroduksi plasma nutfah baru guna pengayaan SDG Nasional dan memanfaatkan material introduksi yang diperoleh untuk mendukung riset pengembangan bahan tanaman unggul guna meningkatkan produktivitas kelapa sawit nasional," jelasnya.

Andi Nur menambahkan, jika ini kita jalankan dengan komitmen dan kolaborasi yang baik, maka kontribusi bahan tanaman terhadap peningkatan produktivitas relatif signifikan, potensinya bisa mencapai 11 ton/ha/tahun.

Lebih lanjut Andi Nur menambahkan, tujuan SDGs yang ingin dicapai melalui penguatan kelapa sawit diantaranya kedepan diharapkan dapat mengurangi kemiskinan, mencapai ketahanan pangan dan perbaikan nutrisi, sekaligus menggalakkan hidup sehat dan mendukung kesejahteraan dengan pertanian yang berkelanjutan, salah satunya melalui program peremajaan sawit rakyat, kami berharap kelapa sawit bisa diproduksi dengan baik dan mencukupi ketersediaan hingga 2025 dan seterusnya, sehingga memberikan pasokan yang cukup bagi industri makanan, termasuk minyak goreng dan makanan berbasis sawit.

"Selain itu, kelapa sawit memiliki peranan penting dalam pengembangan energi berkelanjutan dan pengurangan emisi,  membantu mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, serta menciptakan lapangan pekerjaan yang layak untuk semua. Kelapa sawit juga dapat memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan SDGs khususnya terkait kemitraan global demi pembangunan perkebunan berkelanjutan," ujarnya.

Andi Nur berharap, Indonesia tetap menjadi negara produsen kelapa sawit terbesar dan nomor 1 di dunia.

Pada moment ini, turus dibahas terkait introduksi serangga penyerbuk kelapa sawit sebagai penopang keberlangsungan industri kelapa sawit di Indonesia.

Direktur RPN menjelaskan, "Tujuannya ini untuk mengintroduksi kembali E. kamerunicus yang memiliki karakteristik morfologi dan molekuler berbeda dengan di Indonesia. Pentingnya mencari dan menentukan 1-2 spesies serangga yang hanya bersifat sebagai polinator kelapa sawit di Afrika (bukan sebagai hama maupun vektor penyakit) yang sesuai untuk melengkapi E. kamerunicus di Indonesia, dan mengintroduksinya ke Indonesia, serta mengatasi permasalahan fruit set sehingga produktivitas dan rendemen minyak kelapa sawit di Indonesia dapat meningkat. Karena produksi minyak sawit dipengaruhi oleh keberhasilan penyerbukan," jelasnya.

Sebagai informasi, Ditjen Perkebunan mendukung usulan Riset Pengembangan Bahan Tanam yang disampaikan oleh R&D GAPKI melalui usulan inisiatif Kementerian Pertanian dengan pendanaan dari BPDPKS, hal ini dilakukan demi memajukan perkebunan Indonesia kedepannya. Humas Ditjenbun