Jambore Penyuluhan Pertanian Ciamis, Kementan Ajak Penyuluh Genjot Produksi Beras Nasional

udin abay | Senin, 20 November 2023 , 18:28:00 WIB

Untuk meningkatkan semangat dan motivasi kerja serta menjaga silaturahmi, kekompakan dan kebersamaan penyuluh pertanian dan mendukung produksi dan produktivitas pertanian di Kabupaten Ciamis, dilaksanakan kegiatan Jambore Penyuluh Pertanian Tingkat Kabupaten Ciamis Tahun 2023

Swadayaonline.com - Arahan Presiden RI, Kementerian Pertanian harus bergerak di 4 hal yaitu produksi pertanian, ketahanan pangan, antisipasi krisis pangan dan peningkatan nilai tukar petani. Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, menekankan program akselerasi solusi pasti untuk menekan kebijakan impor beras akibat dampak el-nino, salah satunya percepatan tanam di lahan rawa. “Saya optimis Indonesia akan bangkit untuk mewujudkan swasembada beras dan komoditas lainnya dengan melakukan berbagai program akselerasi,” tutur Amran.

Kabupaten Ciamis menyelenggarakan Jambore Penyuluh Pertanian. Hadir pada kegiatan, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) didampingi Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang, Sabtu (18/11/2023) bertempat di Bukit Samida, Desa Rajadesa, Kecamatan Rajadesa, Kabupaten Ciamis. Jambore Penyuluhan Pertanian ini dihadiri anggota Komisi II DPRD Kabupaten Ciamis, H. Awan, perwakilan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, dan 184 orang penyuluh pertanian dan petugas POPT se-Kabupaten Ciamis.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ciamis, Slamet Budi Wibowo menyampaikan, “Setiap tahun jumlah penyuluh pertanian di Kabupaten Ciamis semakin berkurang karena pensiun, namun kami tetap semangat dengan adanya tenaga-tenaga baru penyuluh pertanian dan karena kolaborasi dan dukungan dari pemerintah pusat dalam hal ini Kementan melalui BPPSDMP dan  BBPP Lembang yang terus berkoordinasi dan berkomunikasi untuk kemajuan sektor pertanian dan penyuluhan pertanian di Kabupaten Ciamis,” ujarnya.

Dalam arahannya, Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi menyampaikan dan mengajak para penyuluh pertanian mengantisipasi dampak el-nino panjang yang terjadi. “Saat ini el-nino sudah memasuki tingkat lemah karena sudah mulai musim hujan. Namun dampak el-nino sejak bulan Juni lalu membuat jadwal tanam mundur sehingga jadwal panen juga mundur selama 1 bulan,” jelas Dedi. “Saat ini cadangan beras pemerintah tinggal 2-4 minggu saja sementara konsumsi beras nasional 2,6 juta ton/bulan sehingga pemerintah sudah menjadwalkan impor beras hingga Februari 2024 sebesar 3,5 juta ton beras. Beberapa negara membatasi ekspor berasnya, sehingga mau tidak mau kita harus genjot produksi beras nasional,” katanya.

“Karena itu saya minta petani, penyuluh pertanian dan semuanya untuk bangkit, amankan musim rendeng 2023/2024 untuk menjaga produksi dan produktivitas beras. Bulan Maret hingga Mei 2024 wajib panen raya dalam jumlah besar sehingga bisa mencukupi konsumsi beras nasional,” ajak Dedi.

Kepala Badan menceritakan pengalamannya berkunjung ke puluhan negara. “Ternyata negara-negara maju saat ini bergerak dari sektor pertanian dulu, sebut saja Jepang, Amerika, dan lainnya. Yang membuat hebat adalah petaninya dengan didukung pemanfaatan teknologi dan alat mesin pertanian. Mereka selalu bersemangat, kinerja bagus, bertani mulai dari pagi hingga sore dan didukung sarana prasarana pendukung, infrastruktur jalan, pengairan, dan lainnya.”

Pembahasan menarik tentang Biaya Operasional Penyuluhan (BOP) yang kerap ditanyakan oleh para penyuluh pertanian. “Biaya Operasional Penyuluhan (BOP) akan naik otomatis sesuai kinerja penyuluh pertanian, mulai Januari 2024 nanti. Jika produktivitas naik, BOP akan ikut naik, begitu sebaliknya,” kata Dedi disambut riuh semangat para penyuluh pertanian yang hadir.

Kepala BPPSDMP mengakhiri sambutan dengan memberikan kesimpulan bahwa kemajuan suatu bangsa terutama di sektor pertanian dipengaruhi kinerja petani dan penyuluh pertanian yang berperan menjaga produksi dan produkstivitas beras nasional. Dedi juga mengajak untuk kembali menerapkan panca usaha tani ditambah dengan penerapan smart farming (internet of things). “Bangkitlah para penyuluh pertanian, kita sudah pernah swasembada beras tahun 1984 dan di sana peran penyuluh sangat penting. Mari kita adaptasi kembali kegiatan bimas (bimbingan masyarakat) dan lakususi, dan yakinlah kita semua mampu membuat petani sejahtera dan Indonesia maju,” tutur Dedi.

Jambore Penyuluhan Pertanian Kabupaten Ciamis juga dimeriahkan aneka lomba diantaranya lomba inovasi teknologi, lomba pembuatan media penyuluhan, dan lomba asah terampil. Kepala BPPSDMP serta Kepala BBPP Lembang dan tamu undangan yang hadir ikut memberikan hadiah kepada para pemenang lomba. Yoko/Che