Unik, Ternyata Ada Pengembangan Telur Puyuh Asin
udin abay | Kamis, 19 Juli 2018 , 19:23:00 WIBSwadayaonline.com - Tak hanya telur ayam, si mungil telur puyuh pun ternyata memiliki kandungan protein lebih tinggi dari telur ayam. Seperti diketahui, telur memiliki sumber protein yang dapat memenuhi kebutuhan protein sehari-hari. Dalam sebutir telur rebus yang berukuran besar dapat mengandung 78 kalori, serta mengandung vitamin A dan vitamin B kompleks. Telur puyuh mengandung 13 persen protein, telur ayam hanya mengandung 11 persen saja.
Tidak hanya memiliki rasa yang lezat saja, ternyata putih telur puyuh memiliki kandungan kolesterol yang rendah dibandingkan dengan kuning telurnya. Kolesterol dalam kuning telur merupakan kolesterol baik yang mampu menurunkan risiko serangan jantung. Jika dibandingkan dengan putih telur, maka kuning telur memang lebih banyak mengandung kalsium, zat besi, fosfor, zinc, thiamin, vitamin B6, folat, vitamin B12, dan asam pantotenat. Meskipun begitu, kedua bagian telur tersebut kaya akan kandungan vitamin A, B12, dan riboflavin.
Banyak orang beranggapan bahwa telur puyuh memiliki resiko lebih tinggi menimbulkan penyakit kolesterol. Menurut sejumlah penelitian, telur puyuh kaya akan kolin yag berperan penting di dalam tubuh terutama bagi perkembangan fungsi otak. Kolin berperan sebagai komponen asetilkolin yang berfungsi sebagai pengantar sinyal saraf. Asupan kolin yang cukup akan membantu kerja sinyal saraf pada otak, sehingga mampu memperkuat daya ingat anak-anak dan menghindari kepikunan pada orang lanjut usia (lansia). Mengonsumsi 3 sampai 5 butir telur puyuh setara dengan mengonsumsi 1 butir telur, oleh karena itu disarankankan untuk mengonsumsinya tidak lebih dari 4 kali perminggu.
Sukabumi merupakan salah satu daerah produsen telur puyuh di Provinsi Jawa Barat. Saat ini telur puyuh produksi dari kelompok tani di Kota Sukabumi dijual langsung kepada konsumen tanpa ada penanganan pasca panen maupun olahan lebih lanjut. Eni Suliawati, salah seorang penyuluh pertanian dari Kabupaten Sukabumi melihat peluang tersendiri dari hasil produksi telor puyuh yang berlebih ini, telur yang tidak habis terjual kian hari jumlahnya semakin banyak diolah menjadi telur asin.
“Tidak ada yang tidak mungkin bila ada kemuan, banyaknya telor puyuh yang diproduksi membuat peternak telor puyuh gusar bila tidak laku dipasaran secara cepat. Alhmdulillah ide mengolah telur asin puyuh ini disambut baik oleh kelompok tani binaannya, bila telor puyuh mentah dijual seharga Rp.300,- perbutir, telor puyuh asin mencapai harga Rp.10.000,-/ kemasan isi 16 butir. Namun masa ketahanan konsumsi telur asin puyuh maksimal 7 sedangkan telur asin bebek 15 hari, jelas Eni.”
Dijelaskan lebih lanjut oleh Eni, proses pengolahan telor asin puyuh hampir sama dengan telur asin bebek, yakni buat adonan garam dan abu bekas pembakaran batu bata perbandingan 1:1, olesi di dasar wadah lalu taburkan telur diatasnya hingga beberapa tahapan, tiap tahapan dilumuri adonan garam dan diamkan selama maksimal 7 hari, cuci telur asin lalu dikukus selama kurang lebih 30 menit;, angkat dan dinginkan, dan kemas dan siap dipasarkan.
Eni yakin, pengolahan telor puyuh menjadi telor asin puyuh ini dapat meningkatkan nilai tambah yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan peternak. “Telor asin puyuh dalam kemasan pun laku terjual setiap harinya. Sebab selain harganya yang sangat terjangkau, rasa telur asin dari burung puyuh ini tenryata juga sangat lezat, bahkan mungkin lebih lezat dibandingkan telur asin dari telur bebek, tambah Eni.”
Sebuah tambahan pendapatan yang cukup lumayan bagi anggota kelompok tani di Kabupaten Sukabumi. Terobosan ini diharapkan bisa menjadi solusi bagi para peternak burung puyuh lainnya yang sering mengeluh akibat harga telurnya yang sering jatuh karena banyaknya produksi. SY/ENI