Inisiasi KWT Popoh Perkuat Pemanfaatan Pekarangan Melalui Bimtek

udin abay | Minggu, 31 Desember 2023 , 21:11:00 WIB

Swadayaonline.com - Dalam upaya meningkatkan SDM pertanian khususnya untuk ketahanan pangan, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan menyelenggarakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pemanfaatan Pekarangan bagi Kelompok Wanita Tani (KWT) sebanyak 60 peserta dari Desa Popoh, Kecamatan Selopuro, Kabupaten Blitar. 

Kepala Desa Popoh Sutrisno Budi Siswoyo, mengatakan, perlunya bimtek ini agar masyarakat Popoh lebih memahami betapa pentingnya katahanan pangan dibangun dari pekarangan mereka sendiri, dan akan berdampak pada peningkatan gizi, pemenuhan kebutuhan pangan dari lingkungana sendiri. 

Kepala Balai Besar Pelatihan Pertanian Ir. Sumardi Noor, M.Si, menyampaikan, bahwa pertanian presisi merupakan perwujudan ketahanan pangan yang perlu  memperhatikan sistem hierarki mulai dari tingkat global, nasional, regional,  wilayah, serta  individu. Lebih jauh,  menyebutkan bahwa tersedianya pangan yang cukup secara nasional maupun wilayah merupakan syarat keharusan dari terwujudnya ketahanan pangan nasional, namun itu  saja  tidak cukup, syarat kecukupan yang  harus dipenuhi adalah terpenuhinya kebutuhan pangan di tingkat rumah tangga/ individu.    

Oleh karena itu salah satu upaya untuk meningkatkan ketahanan pangan dan gizi keluarga dapat dilakukan melalui pemanfaatan sumberdaya yang tersedia maupun yang dapat disediakan di lingkungannya. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui pemanfaatan lahan pekarangan yang dikelola oleh rumah tangga masing-masing dengan dukungan penuh dari pemangku kepentingan.

Beberapa faktor kunci yang perlu  dicermati sebagai simpul kritis untuk keberhasilan dan keberlanjutan secara lestari dari pengembangan pemanfaatan pekarangan  ini  adalah, pertama, para petugas lapangan setempat dan ketua kelompok sejak awal harus dilibatkan secara aktif mulai perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan. Diharapkan keterlibatan ini akan memudahkan proses keberlanjutan dan kemandiriannya.  kedua, ketersediaan benih/bibit,  penanganan pascapanen dan pengolahan, serta pasar bagi produk yang dihasilkan. Untuk itu, diperlukan penumbuhan dan penguatan kelembagaan kebun  benih/bibit, pengolahan hasil, dan pemasaran. Selanjutnya, untuk mewujudkan kemandirian kawasan, perlu dilakukan pengaturan pola dan rotasi tanaman termasuk sistem integrasi tanaman-ternak.  ketiga,  untuk  menuju  pola  pangan  harapan,  diperlukan    model diversifikasi yang dapat memenuhi kebutuhan kelompok pangan (padi-padian, anekaumbi, pangan hewani, minyak dan lemak, buah/biji berminyak, kacang- kacangan, gula, sayur dan buah, dan lainnya) bagi keluarga. Model ini juga diharapkan  dapat memberikan kontribusi  pendapatan  dan   kesejahteraan keluarga.  keempat, komitmen dan dukugan serta fasilitasi dari pengambil kebijakan utamanya Pemerintah Daerah untuk mendorong implementasi model  inovasi teknologi seperti pemanfaatan pekarangan  tersebut dalam gerakan secara masif di wilayah kerjanya untuk dilaksanakan secara  konsisten..

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan, apabila beberapa faktor kunci untuk keberhasilan dan kelestarian pengembangan pemanfaatan pekarangan dapat diwujudkan, maka akses rumah tangga terhadap pangan dapat ditingkatkan melalui diversifikasi pangan dengan mengoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan berbasis sumberdaya lokal. TBN/YNI