Harga Menarik, Bisnis Kakao 2024 Diramalkan Menggairahkan
udin abay | Kamis, 01 Februari 2024 , 10:23:00 WIBSwadayaonline.com - Kabar baik bagi pekebun dan pelaku usaha kakao di tahun 2024, pasalnya diperkirakan harga dan bisnis kakao masih akan sangat menarik.
Menurut Ketua Dewan Kakao Indonesia, Soetanto Abdoellah pada perhelatan Perkebunan 2024 yang diselenggarakan Gamal Institute secara daring (30/1), harga biji kakao di tahun ini akan bertahan di angka US $ 4000/ton atau sekitar Rp. 60.000/kg. Setidaknya harga ini merupakan peningkatan dari harga tahun sebelumnya US $ 2.500 per ton. Sehingga ini menjadi sinyal menarik bagi pekebun untuk mengembangkan kakao.
“Sementara itu kebutuhan dalam negeri cukup tinggi, dengan fakta impor biji, pada tahun tahun sebelumnya 245 ribu ton per tahun. Jika kita menggarap kakao 10,000 ha kakao dengan asumsi 1 ton hanya bisa mendapatkan 10.000 ton. Sehingga peluang sangat besar, pasar sangat terbuka dan ada peluang untuk pengembangan kakao untuk menutupi impor kakao”, jelas Soetanto.
Kabar menarik lainnya, ternyata hilirasasi kakao cukup berjalan dengan baik. Untuk cokelat Indonesia ternyata sudah menjadi net ekspor. Tahun 2018 Indonesia masih defisit namun sejak tahun 2020 kita sudah mulai surplus cokelat. Tercatat pada tahun 2022 nilai ekspor kita sudah mencapai angka 25.701 ton, sementara impor cokelat 23.361 ton. Hanya saja dari sisi nilai kita masih defisit karena nilai transaksi dari ekspor 73,7 juta US dollar sementara impor 120,5 juta US Dollar. Hal ini menunjukkan bahwa harga cokelat yang kita ekspor memang secara satuan lebih murah daripada cokelat yang kita impor.
Sementara untuk pasta, lemak dan bubuk Indonesia juga telah menjadi pemain ekspor. Dimana untuk pasta nilai ekspor pada tahun 2022 mencapai 183 juta US dollar sementara impor 132,5 juta US dollar artinya surplus 50,5 juta US Dollar. Untuk nilai ekspor lemak kakao mencapai 656 ribu US dollar dan bubuk 636 ribu US Dollar dengan impor yang sangat terbatas.
Hal menarik lainnya industri bean to bar di Indonesia juga cukup berkembang pesat. Saat ini ada 31 perusahaan yang bergerak di bidang ini dan menjadi terbanyak kedua setelah Amerika Serikat dengan jumlah pelaku 115 perusahaan.
“Optimisme ini juga turut ditopang tingginya kebutuhan dalam negeri. Indonesia adalah pasar cokelat yang sangat potensial, terjadi kenaikan pasar cokelat di Indonesia. Saat ini konsumsi per kapita masih lebih rendah yakni 0,3 kg per kapita. Namun secara keseluruhan, Indonesia merupakan negara dengan konsumsi tertinggi cokelat di Asia Tenggara yakni mencapai 83,7 juta ton. Indonesia juga mengalami pertumbuhan dan penjualan cokelat paling tinggi di Asia Tenggara dan diperkirakan juga akan mengalami peningkatan di tahun 2024 ini”, jelas Soetanto.
Sehingga tahun 2024 ini menjadi momentum bagi pekebun untuk mengembangkan perkebunan kakao, karena kebutuhan industri dalam negeri cukup tinggi. Sementara itu kebutuhan produk cokelat dalam negeri dan secara global cenderung meningkat. (NS/DjBun)