Mahasiswa UPN Veteran Yogyakarta Tekuni Kultur Jaringan dan Budidaya Kopi di BBPP Kementan

udin abay | Jum'at, 09 Februari 2024 , 13:16:00 WIB

Swadayaonline.com - Tiga mahasiswa asal Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta berhasil menyelesaikan masa Pengalaman Kerja Lapangan (PKL) mereka di Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang. PKL ditutup dengan seminar hasil yang diselenggarakan pada Selasa (6/2/24). Bertempat di ruang kelas krisan V BBPP Lembang, ketiga mahasiswa mempresentasikan hasil belajar mereka selama satu bulan belajar di Unit Pelaksana Teknis (UPT) pelatihan ini, khususnya di Inkubator Agribisnis (IA).

Sesi presentasi dibuka oleh Qinthara Alyana Hikkari dengan judul "Kultur Jaringan Kentang Varietas Granola dan Atlantik di BBPP Lembang". Selama PKL, Qinthara Alyana Hikkari, yang ditempatkan di laboratorium kultur jaringan. Ia berhasil melakukan perbanyakan kentang varietas Granola dan Atlantik dengan kultur jaringan. Menurut hasil pengamatannya, persentase hidup varietas Granola mencapai 57,14%, sementara varietas Atlantik mencapai 100%. Qinthara kemudian menjelaskan perbedaan persentase ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti kontaminasi bakteri atau kesalahan teknis saat melakukan tahapan perbanyakan kultur jaringan.

Rifka Putri Afrika melanjutkan dengan presentasinya yang berjudul "Teknik Pemangkasan Kopi Arabika di BBPP Lembang". Melalui pengamatannya, Rifka melakukan uji t terhadap 15 sampel tanaman kopi Arabika di lahan IA BBPP Lembang. Hasilnya menunjukkan bahwa pertumbuhan tanaman kopi Arabika dengan pemangkasan lebih baik daripada tanpa pemangkasan. Hal ini disebabkan oleh jumlah cabang tidak produktif yang lebih sedikit pada tanaman yang mendapat perlakuan pemangkasan.

Terakhir, Riska Ariyani menyampaikan hasil PKLnya dengan judul "Agribisnis Kopi di BBPP Lembang". Ia melakukan pengamatan budidaya kopi dari hulu hingga hilir, dengan menekankan tahapan full wash sebagai salah satu faktor penentu kualitas kopi.

Sesi seminar dilanjutkan dengan tanya jawab antara peserta seminar, widyaiswara, dan mahasiswa. Widyaiswara pembimbing memberikan pertanyaan dan saran kepada masing-masing presenter, sementara widyaiswara pembimbing memberikan apresiasi dan masukan bagi masing-masing mahasiswa bimbingannya.

Ditemui setelah seminar, Qinthara mengemukakan kesannya. Menurutnya, PKL di BBPP Lembang menjadi kesempatan bagi ia dan kedua rekannya untuk menggali ilmu sebanyak-banyaknya. Rifka dan Riska juga mengungkapkan rasa terima kasihnya terhadap widyaiswara dan seluruh petugas lapang yang telah mendampingi selama masa PKL.

Meskipun masa PKL bagi ketiga mahasiswa ini telah berakhir, diharapkan kontribusi mereka dapat memberikan nilai tambah bagi pengembangan pertanian di Indonesia.

Seperti yang disampaikan Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, bahwa program PKL menjadi salah satu bentuk komitmen BBPP Lembang dalam mempersiapkan regenerasi petani.

Ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman yang menyatakan bahwa “peran generasi muda sangat dibutuhkan dalam sektor pertanian masa kini”. Ditambahkan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, bahwa “misi penumbuhan petani milenial harus didukung dengan teknologi yang semakin mumpuni, seperti penerapan smart farming dengan memanfaatkan internet of things (IoT)”. DRY/YKO