Tingkatkan Produksi dan Produktivitas Padi Jagung, Kementan Upgrade Skill Penyuluh Pertanian

udin abay | Jum'at, 23 Februari 2024 , 19:38:00 WIB

Swadayaonline.com - Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan langkah-langkah strategis guna meningkatkan produksi dan produktivitas padi dan jagung. Diantaranya meningkatkan kapasitas sdm penyuluh pertanian, yaitu dengan melakukan berbagai macam pelatihan baik online maupun offline.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengajak para pelaku pembangunan pertanian untuk bersama-sama membangun sektor pertanian. 

Menurut Mentan Amran, membangun pertanian dibutuhkan SDM pertanian yang berkualitas, andal, berkemampuan manajerial, kewirausahaan dan organisasi bisnis. 

Untuk mendukung keberhasilan tersebut, maka diperlukan dukungan seluruh insan pertanian, tanpa terkecuali penyuluh pertanian, tegasnya.

Sementara Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi mengatakan sebagai insan pertanian, tugas kita bersama untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian. 

"Pastikan sarana dan prasarana seperti benih, bibit, pupuk, alsintan ada saat petani akan melakukan tanam. Kita harus hadir memberikan solusi atas permasalahan yang terjadi di lapangan”, ujar Kabadan Dedi.

Kabadan Dedi menekankan pentingnya inovasi dan teknologi dalam mendongrak produktivitas pertanian.  Selain itu keberhasilan kebijakan Kementan memerlukan sinergi antara seluruh insan pertanian. 

Sementara Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian (Kapusluhtan), Bustanul Arifin Caya pada saat membuka acara Pelatihan Peningkatan Kapasitas Penyuluh Pertanian, Jumat (23/02/2024) di Ruang Diorama menyampaikan bahwa pelatihan pada hari ini ditujukan dalam rangka mendukung arahan Mentan Amran untuk mendukung pertanian modern. 

Pertanian modern dicirikan dengan pemanfaatan bio science dan bio teknologi, yaitu pemanfaatan di saprodi, penggunaan varietas-varietas unggul, penerapan pupuk berimbang dan pemanfaatn inovasi teknologi lainnya. Ciri yang kedua yaitu penerapan alat mesin pertanian (alsintan). Karena pertanian modern tanpa alsintan maka tidak akan terwujud, ujar Bustanul.

Bustanul menambahkan, Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan), dalam kesempatan ini mengungkapkan bagaimana caranya memperkuat kompetensi para penyuluh pertanian dalam memanfaatkan alsintan, tidak hanya dalam operasional tetapi juga untuk pemeliharaannya. 

Yang paling penting adalah alsintan selain meningkatkan produktivitas, efisiensi, nilai tambah dan mengurangi losses daripada hasil pertanian, tapi juga mengurangi operasionalisasi dan mengurangi kelelahan para operator atau para petani yang menggunakan alsintan.

Bustanul menekankan agar para penyuluh harus mampu menyampaikan kepada para petani bahwa alsintan yang ada itu harus dipelihara dengan baik oleh para petani sehingga mencapai umur ekonomisnya. 

Terakhir, Bustanul mengucapkan selamat mengikuti pelatihan kepada para penyuluh. Semoga melalui pelatihan ini dapat meningkatkan pengetahuan tapi juga keterampilan para yang berkaitan dengan operasionalisasi alsintan sehingga petani mampu menerapkan pertanian modern. Selain itu para penyuluh agar mendukung program-program pertanian menuju pertanian modern. 

Menurut narasumber, Cahya Trilaksana yang mewakili Direktur Alat dan Mesin Pertanian menyampaikan tentang program pengembangan alsintan di Indonesia. Tahun 2023 Indonesia pernah mengimpor beras sebesar 3,5 juta ton, namun di tahun 2024 kita bertekad akan meningkatkan produksi dan produktivitas khususnya padi.

Cahya mengungkapkan beberapa alasan yang mempengaruhi mengapa produksi beras kita menurun. Diantaranya adalah karena faktor cuaca, fenomena El Nino dan beberapa faktor tambahan lainnya seperti stok rendah karena stok Bulog hanya 1,47 juta ton untuk 14 hari. Selain itu juga kita mengalami inflasi beras, pupuk langka, umur alsintan yang tidak layak atau sudah tua dan pendapatan petani rendah, ungkapnya.

Saat ini kami juga tengah memperbaiki faktor-faktor dari level mekanisasi alsintan, khususnya alsintan pra panen. Sebagai informasi bahwa pengadaan alsintan pada Direktorat Alsintan saat ini fokus di pra panen sedangkan pasca panen ada di Direktorat Jenderal Tanaman Pangan.

Cahya menjelaskan beberapa strategi yang akan diterapkan  yaitu pengembangan alsintan secara selektif, partisipatif, bertahap, dan berkelanjutan. Sedangkan kebijakan yang diusulkan untuk meningkatkan sektor pertanian diantaranya peningkatan kompetensi SDM pertanian, dukungan terhadap penyediaan material komponen lokal, pertumbuhan dan pengembangan produk alsintan dalam negeri. Selain juga peningkatan standarisasi alsintan yang digunakan oleh petani, penarikan minat generasi milenial untuk bekerja di sektor pertanian dan keterlibatan lembaga keuangan dalam pembiayaan alsintan. 

Terakhir, kata kuncinya dalam mendukung pertanian modern adalah pertanian yang maju, mandiri dan modern serta mekanisasi pertanian, dalam hal ini alsintan, tutup Cahya.NF