Kementan Optimalkan Peran Petani Milenial Lewat Kerja Lapangan

udin abay | Jum'at, 01 Maret 2024 , 15:10:00 WIB

Swadayaonline.com - Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) terus mengoptimalkan peran petani milenial. Di antaranya melalui program Kerja Lapangan (PKL).

PKL diselenggarakan disalah satu UPT dibawah BPPSDMP, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang. Program berlangsung selama satu bulan sejak 1 Februari 2024 lalu di Inkubator Agribisnis BBPP Lembang ini, sedikitnya diikuti delapan orang mahasiswa jurusan Agribisnis Universitas Muhammadiyah Bandung.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menaruh harapan pada regenerasi petani yang dapat mendukung tercapainya kesejahteraan petani dan kedaulatan pangan serta menjadikan Indonesia sebagai Lumbung Pangan Dunia di Tahun 2045.

 "Kita harus optimis bahwa hal itu dapat tercapai. Peningkatan kapasitas bagi petani milenial dan penyuluh harus terus dilakukan secara masif karena merekalah pelaku pertanian yang sesungguhnya," ujarnya.

Sementara Kepala BPPSDMP Kementan, Dedi Nursyamsi dalam berbagai kesempatan, terus menekankan pentingnya regenerasi petani milenial.

“Yang menjamin pembangunan Indonesia ke depan ialah petani muda, para agribisnis yang digabungkan menjadi petani milenial yang beragribisnis,” ujarnya.

Kepala BBPP Lembang, Ajat Jatnika, mengatakan sebagai bagian dari BPPSDMP Kementan, pihaknya memiliki tugas pokok dan fungsi pengembangan SDM pertanian. Termasuk di dalamnya yakni regenerasi petani milenial melalui program pelatihan vokasi dan pembelajaran PKL bagi para siswa dan mahasiswa di bidang pertanian.

“Program penumbuhan petani milenial yang dilakukan di BPPSDMP bersama dengan Eselon 1 di Kementan harus terus dilakukan secara terstruktur dan sistematis, dengan pelibatan berbagai stakeholder untuk mempercepat regenerasi petani yang adaptif terhadap teknologi serta tangguh yang dapat memberikan kontribusi dalam gerakan pembaharuan pembangunan pertanian," katanya.

Ajat menambahkan bahwa program PKL menjadi momen bagi para mahasiswa untuk mengaplikasikan pengetahuan teoritis mereka dalam dunia nyata serta menghasilkan inovasi yang berpotensi untuk meningkatkan nilai tambah dalam industri agribisnis.

“Ini juga menjadi salah satu upaya Kementerian Pertanian melalui BBPP Lembang dalam mencetak petani milenial,” katanya saat melepas kedelapam mahasiswa yang telah selesai melaksanakan PKL di BBPP Lembang, Kamis (29/2).

Selama masa PKL, para mahasiswa mendapat bimbingan langsung dari para Widyaiswara. Masing-masing mahasiswa ditempatkan di berbagai area, seperti lahan brokoli, screen house aeroponik tanaman kentang, lahan kopi, laboratorium pengolahan hasil, screen house NFT dan DFT tanaman seledri, serta tanaman brokoli dan selada dengan sistem tumpangsari di lahan konvensional.

Sebagai salah satu rangkaian dan syarat kelulusan dari PKL di BBPP Lembang, para mahasiswa menyelenggarakan seminar akhir untuk memaparkan hasil PKL mereka. Seminar ini dihadiri oleh Widyaiswara dan rekan PKL dari universitas lainnya.

Salah satu sorotan dari presentasi tersebut adalah inovasi yang diungkapkan oleh Bimo Amir Syarifuddin, mahasiswa yang ditempatkan di laboratorium pengolahan hasil. Bersama dengan pembimbing lapang dan Widyaiswara, Bimo menghasilkan produk bernama "bola-bola brokoli", sebagai bentuk diversifikasi dan peningkatan nilai tambah komoditas tersebut.  

Dengan bahan dasar brokoli, dipadukan dengan tepung terigu dan bahan lainnya, “bola-bola brokoli” dapat menjadi alternatif camilan sehat yang juga mudah dibuat pada skala rumah tangga.

Ditemui setelah seminar, Muchammad Bio Al mengungkapkan kesannya. Meskipun waktu yang terbatas, Bio mengakui bahwa PKL di BBPP Lembang memberikan banyak ilmu baru dan pengalaman yang bermanfaat baginya. Ia juga mengapresiasi peran Widyaiswara dan pembimbing lapang yang telah membimbing dan membagi ilmunya. BBPPLembang