Kementan Ajak Petani Program PSR Tanam Padi Gogo, Jaga Ketahanan Pangan Lewat Kesatria

udin abay | Rabu, 24 April 2024 , 22:38:00 WIB

Swadayaonline.com - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal (Ditjen) Perkebunan terus memacu produksi dan produktivitas kelapa sawit rakyat dengan penggantian tanaman tidak produktif melalui Peremajaan Sawit Rakyat atau biasa dikenal PSR, sekaligus mengajak petani sawit ikut berkontribusi aktif lakukan tanam padi gogo di lahan perkebunan. Kali ini bersama KUD Gajah Mada, Desa Telagasari, Kecamatan Kelumpang Hilir, Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).

“Alhamdulillah, hari ini telah dilaksanakan kick off penanaman perdana program peremajaan sawit rakyat jalur kemitraan dan tumpang sari padi gogo di Provinsi Kalsel, kami sangat berharap ini dapat membangun sinergi positif antara seluruh pihak dalam mendukung secara konkret akselerasi program PSR,” kata Ardi Praptono, Direktur Tanaman Kelapa Sawit dan Aneka Palma, mewakili Direktur Jenderal Perkebunan, Rabu (24/4).

Hal ini sejalan dengan arahan Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman agar Direktorat Jenderal Perkebunan turut berupaya mendukung keberhasilan pelaksanaan Optimalisasi Lahan Rawa, Pompanisasi Lahan Tadah Hujan, dan Tumpang Sisip Padi Gogo Tahun Anggaran 2024.

Sebagai informasi, Direktorat Jenderal Perkebunan bertanggungjawab menyiapkan lahan perkebunan dan CPCL penerima kegiatan tumpang sisip padi gogo sebagai upaya penambahan luas tanam padi.

Ardi menambahkan, program PSR merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan produktivitas serta kualitas sawit melalui penggantian tanaman tidak produktif dengan benih yang berkualitas dengan penerapan Good Agriculture Practices (GAP). Sejak tahun 2017, Direktorat Jenderal Perkebunan telah menerbitkan Rekomendasi Teknis seluas 337.647 hektar untuk 150.770 pekebun, sedangkan untuk provinsi Kalimantan Selatan telah diterbitkan Rekomendasi Teknis seluas 5.989 hektar untk 3.089 pekebun. “Capaian ini masih perlu terus kita dorong, agar konsistensi pemenuhan produksi bahan baku terus terjaga dan berkelanjutan,” tambahnya.

Dikatakan Ardi, pembangunan perkebunan kelapa sawit diharapkan tidak hanya sekedar meningkatkan produktivitas tetapi diharapkan dapat menyinergikan semua pihak yang terlibat. Kementan berharap seluruh stakeholder kelapa sawit, khususnya Pemerintah Daerah, Perusahaan Perkebunan kelapa sawit, pimpinan Perbankan, Asosiasi, dan Pekebun kelapa sawit dapat bersinergi bahu membahu mendukung dan menyukseskan program PSR agar berjalan dengan optimal.

“Kami berharap perusahaan dan pekebun melalui kelembagaan pekebun dapat melakukan kemitraan yang saling menguntungkan, saling menghargai, saling bertanggungjawab, saling memperkuat, dan saling ketergantungan,” ujar Ardi lagi.

Lebih lanjut, Ardi mengungkapkan tahun 2024 ini Indonesia dihadapkan pada fenomena perubahan iklim berkepanjangan (El Nino) sejak tahun lalu dan berpengaruh kepada produksi kelapa sawit Indonesia. Fenomena alam ini berulang secara periodik dan memiliki dampak yang beragam pada industri sawit. Hal ini diperlukan upaya khusus dan strategis agar secara konsisten dapat mempertahankan produksi kelapa sawit Indonesia dan menjaga ketahanan pangan.

“Kami menghimbau, sekaligus mengajak Bapak/Ibu untuk mengambil peran dalam mendukung ketahanan pangan kita melalui tumpang sari tanaman pangan (Kesatria) di lahan kelapa sawit dengan tanaman musiman seperti padi gogo, dan dengan program Kesatria ini diharapkan dapat tetap menjaga ketahanan pangan kita,” pungkas Ardi. Humas Ditjenbun