Kolaborasi RI-Denmark Lahirkan Kerjasama Pengembangan Sapi Perah Organik

udin abay | Jum'at, 26 April 2024 , 10:43:00 WIB

Swadayaonline.com - Peternakan sapi perah dapat kita jumpai disebagian besar wilayah Indonesia. Sebagai sumber penghasil protein hewani, permintaan susu sapi diprediksi akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya konsumsi makanan bergizi, selain itu rencana Pemerintah yang akan melaksanakan program pemberian makan siang dan susu gratis bagi siswa sekolah, santri dan ibu hamil juga akan semakin membuka peluang untuk pengembangan komoditas sapi perah di Indonesia.

Peningkatan usaha peternakan sapi perah perlu diarahkan ke peternakan organik, selain lebih aman bagi kesehatan, peternakan organik juga mampu meningkatkan pemakaian sumber daya alam lokal. Jadi, peternakan organik dapat menjadi usaha yang memberi manfaat ganda bagi masyarakat Indonesia.

Dalam berbagai kesempatan, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan bahwa dunia sekarang sedang menghadapi krisis pangan. Penting bagi kita untuk terus berkomitmen menjaga pasokan komoditas strategis agar tidak terjadi pergolakan harga dan stok di pasaran. Berbagai upaya harus dilakukan untuk menanggulangi krisis pangan tersebut, salah satunya menjadikan komoditas organik sebagai alternatif lain.

Terpisah Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa ketahanan pangan saja belum cukup.

“Sekarang muncul konsep keamanan pangan, artinya pangan yang kita konsumsi harus betul-betul aman” sebut Dedi.

Dalam upaya pengembangan sapi perah organik di Indonesia, Kementan RI melalui kegiatan Strategic Sector Cooperation (SSC) bekerjasama dengan Danish Veterinary and Food Administration (DVFA) Denmark. SCC Phase I telah berakhir pada tahun 2023 dengan lokasi kegiatan di peternak binaan KPSP Setia Kawan Nongkojajar. 

Kerjasama tersebut dianggap cukup berhasil, sehingga pada periode tahun 2024-2027 program tersebut dilanjutkan dengan program SSC Phase II yang dipusatkan di BBPTU HPT Baturraden sebagai center of excellent produksi bibit sapi perah organik dan Balai Besar Pelatihan Peternakan (BBPP) Batu sebagai training center pengembangan SDM di bidang peternakan sapi perah organik. 

Berdasarkan hal tersebut, pada tanggal 23 – 26 april 2024 berlokasi di BBPTU HPT Baturraden telah dilaksanakan kegiatan tindak lanjut rencana program SSC Phase II. Output kegiatan ini adalah tersedianya SOP Peternakan Sapi Perah Organik di Indonesia yang diadopsi dari sistem peternakan sapi perah organik yang telah dikembangkan di Denmark dengan pendampingan dari para expert. 

Fokus pendampingan adalah tentang manajemen pemeliharaan, manajemen pakan dan kesehatan ternak. Harapannya, program ini akan diadopsi oleh peternak seluruh sentra peternakan sapi perah di Indonesia dalam penyediaan susu organik yang berkualitas dan menyehatkan.

Hadir dalam kegiatan tersebut Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Direktorat Jenderal Peternakan Kementerian Pertanian, Kepala BBPTU HPT Baturraden, Kepala BBPP Batu, 3 orang Expert Peternakan Sapi Perah Organik dari Denmark, Local Expert dari Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada dan para Champion Team

Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan Direktorat Jenderal Peternakan, Tri Melasari, menjelaskan bahwa kegiatan di Baturaden diadakan untuk meninjau kesiapan sarana dan prasarana yang tersedia di BBPTU HPT Baturraden yang nantinya akan dijadikan sebagai center of excellent produksi bibit sapi perah organik dan pelaksanaan TOT peternakan sapi perah organik. 

Dalam kesempatan yang sama, Kepala BBPP Batu, Roby Darmawan menyampaikan komitmennya untuk turut mengambil peran penting khususnya dalam penyiapan sumber daya manusianya. 

Selain melalui pelatihan, BBPP Batu akan melakukan bimbingan lanjutan, inkubasi bisnis dan sertifikasi operator peternakan sapi perah organik. Hilirisasi juga menjadi perhatian serius untuk menarik minat generasi muda dan peran serta wanita tani dalam mendukung pengembangan sapi perah organik di Indonesia.

Sementara itu, salah satu expert dari Denmark, Brigitte mengajak dalam 4 hari ke depan untuk lebih banyak berdiskusi dan sharing pengetahuan tentang peternakan sapi perah organik. 

“Kami akan berusaha memberikan yang terbaik agar sapi perah organik dapat dikembangkan dan bermanfaat bagi peternak di Indonesia” tandas Brigitte. BBPPBATU