Langkah Sederhana Mengatasi Bau Prengus Pada Susu Kambing

udin abay | Senin, 29 April 2024 , 12:42:00 WIB

Swadayaonline.com - Selama ini masyarakat menganggap susu sapi sebagai penyedia nutrisi yang kompleks terutama kalsium. Namun ternyata masih ada produk produk susu lain yang tidak kalah besar nutrisinya, salah satu produk susu tersebut adalah susu kambing. Susu kambing biasanya dihasilkan dari jenis kambing perah seperti kambing saanen dan juga peranakan ettawa. Tidak seperti sapi perah, berternak kambing perah relatif mudah karena tidak memerlukan penyesuaian suhu dan lingkungan yang intensif. Peternak mungkin hanya mengkondisikan pakan kambing agar produksi susu melimpah. Kambing perah biasanya menghasilkan susu 0,8-1 liter perharinya. Jumlah tersebut mungkin dapat bertambah apabila peternak memodifikasi beberapa hal seperti pakan, lingkungan, dan perkawinan. Untuk memaksimalkan produksi susu, biasanya peternak memberi pakan yang kaya protein dan asam asetat seperti legum leguman (Lamtoro, gamal, kaliandra, dsb).

Susu kambing merupakan salah satu hasil komoditas peternakan yang melimpah produksinya. Tercatat produksi susu kambing di Indonesia mencapai 3.805.296 kg (Chintyadevi, 2019). Namun sayangnya, produksi yang melimpah tidak diimbangi dengan konsumsi susu kambing yang optimal. Pada tahun 2019 konsumsi susu kambing di Indonesia mencapai 9,6 kg/kapita/tahun. Angka konsumsi tersebut tentunya dinilai rendah apabila dibandingkan dengan besarnya produksi susu kambing. Dan apabila dibiarkan, maka peternak kambing perah akan merugi karena minimnya permintaan. Tentunya hal ini dapat diatasi dengan mensosialisasikan kepada masyarakat mengenai ajakan mengonsumsi susu kambing. Yang menjadi masalah sekarang adalah masyarakat masih menganggap bahwa susu kambing memiliki sifat yang tidak disukai oleh sebagian besar orang.

Seperti yang kita ketahui bahwa susu kambing memiliki beberapa ciri khas yang mana sangat dihindari oleh masyarakat. Ciri khas tersebut adalah bau kambing atau prengus saat susu tersebut dihirup aromanya atau saat diminum. Bahkan di beberapa kasus juga ditemukan beberapa helai bulu kambing tercampur dalam susu yang tentunya membuat orang merasa jijik ketika akan meminumnya. Ditambah dengan harganya yang lebih mahal dari susu sapi (Saat ini harga susu kambing mencapai Rp32.000/liternya, dibandingkan dengan harga susu sapi yang harganya Rp16.000/liter) membuat masyarakat enggan untuk mengonsumsi susu kambing. Tentunya masalah masalah tersebut dapat diatasi karena pada dasarnya ciri khas susu kambing bukanlah hal yang permanen atau terbawa dari induknya. Bulu bulu halus yang tercampur pada susu dapat diatasi dengan cara disaring setelah pemerahan. Sementara bau prengus pada susu kambing dapat diatasi dengan cara cara berikut.

Bau prengus atau dalam bahasa ilmiah disebut goaty pada susu kambing disebabkan oleh asam lemak pada kambing seperti asam lemak kaprat, asam lemak kapirat, dan asam lemak kaproat yang menguap. Dalam studi ilmiah, ketiga asam lemak ini dapat dicegah penguapannya dengan cara fermentasi maupun glikasi dengan penambahan sejumlah rare sugar. Namun ada cara sederhana untuk mencegah penguapan asam lemak ini dan bahkan dapat dilakukan oleh semua kalangan. Cara tersebut adalah mencegah air masuk ke dalam susu kambing mulai dari proses pemerahan, pengolahan, sampai pengemasan. Akumulasi air meskipun hanya setetes dapat memicu asam lemak kaprat, kapirat, dan kaproat aktif. Hal ini disebabkan karena adanya penambahan atom H dan O yang dibawa oleh air pada asam lemak sehingga memicu terjadinya pelepasan energi. Hal salah kaprah seperti inilah yang masih dijalankan oleh sebagian orang. Kebanyakan dari mereka sering merebus susu kambing bersama air, niat hati ingin menghilangkan bakteri, namun hal itulah yang membuat susu kambing mengeluarkan bau prengusnya.

Sehingga perlu kehati-hatian dalam mengolah susu kambing agar meminimalisir air yang terakumulasi. Ketika pemerahan, usahakan tangan dan wadah susu dalam kondisi kering. Apabila ambing basah setelah dicuci, maka harus dilap terlebih dahulu sampai tidak ada air yang menetes lagi. Karena biasanya air menetes jatuh ke dalam wadah bersamaan dengan tangan memeras puting susu kambing. Setelah susu didapatkan, susu dapat langsung dimasukan ke dalam botol dan didinginkan dalam freezer tanpa harus direbus. Barulah susu dapat direbus ketika sampai di tangan konsumen. Merebusnya pun juga tidak asal asalan, susu kambing yang masih dalam botol hanya perlu direndam dalam air hangat saja. Usahakan tutup botol tertutup rapat sehingga air tidak masuk ke dalam botol. Selama ini masyarakat merebus susu kambing langsung dituangkan pada panci diatas kompor menyala. Tentunya hal ini sangat tidak disarankan karena akan memecah protein dan menguapkan asam lemak sehingga memicu timbulnya bau prengus. Dengan demikian, merendam susu kambing ke dalam air hangat menjadi cara yang efektif untuk mematikan bakteri susu kambing seperti Staphylococcus aureus, Campylobacter sp, dll namun tidak menimbulkan bau prengus.

Bagi para pelaku usaha susu kambing, tentunya hal ini dapat digunakan sebagai upaya peningkatan kualitas produk. Setelah diperah, susu kambing dapat disaring menggunakan kain saring. Apabila ingin ditambah perisa, maka susu kambing terlebih dahulu dimasukan ke dalam wadah lain, kemudian masukan perisa dan aduk rata, barulah susu dapat dimasukan ke dalam botol. Berbeda dengan air, perisa tidak akan menimbulkan bau prengus pada susu kambing karena terdiri dari bahan bahan kimia. Karena air dapat menimbulkan bau prengus pada susu kambing, tentunya susu kambing tidak dapat dicampur oleh air untuk menambah volume. Sehingga dalam satu botol susu kambing sudah dapat dipastikan benar benar susu murni. Hal ini jugalah yang membuat susu kambing lebih mahal daripada susu sapi. Karena susu sapi masih bisa ditambah dengan cairan lain seperti air maupun santan untuk menambah volume, sementara susu kambing tidak bisa.

Meskipun harganya cukup mahal daripada susu sapi. Tentunya susu kambing punya pangsa pasar tersendiri terutama bagi mereka yang mengonsumsi susu kambing untuk kesehatan. Konsumsi dan permintaan akan susu kambing dapat dilakukan dengan cara mensosialisasikan kepada masyarakat mengenai produk olahan susu kambing serta memperbanyak variasi produk agar konsumen tertarik, dalam hal ini pemasaran menjadi kunci penting dalam upaya peningkatan konsumsi susu kambing. Apa yang ada dalam artikel ini didasari pada pengalaman yang diperoleh di lapangan serta ditunjang dengan beberapa kajian. Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian terutama bagi konsumen susu kambing yang ingin kualitas terbaik pada susunya. MRW