Ekstensifikasi Perkebunan Teh, Petani Butuh Perhatian Pemerintah

udin abay | Minggu, 09 Desember 2018 , 17:55:00 WIB

Swadayaonline.com - Membangun perkebunan tidak hanya ditentukan pada aspek teknis tapi juga non teknis. Namun kita harus sadar, bahwa membangun perkebunan kita sangat penting. Dalam Undang Undang bahwa setiap komoditas wajib hukumnya terintegrasi dengan industri dengan petaninya, hal tersebut agar petani teh terselamatkan. "Untuk itu Ditjenbun Kementan meminta Pemda, industri dan swasta untuk mendorong petani, karena dukungan tersebut akan membuat teh Indonesia menjadi hebat dalam jangka panjang", ujar Dirjen Perkebunan, Bambang saat diskusi perkebunan pada acara peringatan Hari Perkebunan ke-61 di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat. (9/12/2018)

Bambang menegaskan, Ditjenbun akan melakukan Ditjenbun sedang melakukan pendekatan dengan mengeluarkan pendanaan hanya bagi Pemda yang serius melakukan pengembangan dengan memberikan bantuan benih dan pupuk. APBN iapaun realisasi anggaran paling lemah. "Jadi Pemdanya yang harus menjemput anggaran tersebut, dengan menyiapkan lahannya untuk dilakukan pengembangan", tambahnya.

Pemerintah akan sinergikan antara perusahaan dan petani, dimana pemerintah akan masuk di petaninya agar teh dalam negeri produksinya bisa meningkat. Dirinya mengatakan bukannya tidak pengembangan perkebunan teh nasional, tetapi memang belum punya kekuatan dalam pendanaannya.

Dari sisi kelembagaan pemerintah akan memperkuat kelembagaan, dimana dalam satu desa harus ada satu kelompok tani dan bumdes, sehingga nantinya juga akan ada koperasi dalam setiap desa. "Saat ini kita belum bisa mengantarkan petani menjadi layak bank. Namun akan membuat bagaimana petani menjadi suatu lembaga sehingga nantinya bisa memudahkan perbankkan untuk untuk memberikan pembiayaan", ungkap Bambang.

Ketua Gapperindo, Nugroho B Koesnadi mengungkapkan bahwa perkembangan teh nasional kurang memuaskan, tetapi saat ini masih ada secercah harapan karena produktivitas kelompok tani melebihi rata-rata pada umunya. Bahkan menurutnya para petani yang ingin ekstensifikasi sudah melakukan secara mandiri tanpa bantuan kredit. Perbankkan seperti BRI juga sudah siap memberikan KUR untuk membantu mempercepat pengembangan teh, sehingga petani bisa tumbuh lagi.

"Saat ini pemerintah sudah rajin kasih bibit kopi, sawit, kita ingin teh juga diberikan. Jangan sampai seolah-olah teh ini sudah beres tanpa bantuan. Kita semangat ingin melakukan pengembangan seluas 1000 hektar, tapi pada tahun pertama kita butuh bantuan bibit dan saprodi, selebihnya akan dilanjutkan dengan KUR. Pemberian bantuan nantinya jiga harus lebih efisien dan tertata rapi. Karena melakukan pengembangan juga bisa sebagai pusat agrowisata kelas dunia", ujar Nugroho.

Ketua Umum Asosiasi Teh Indonesia, Dede Kusdiman mengatakan sejak tahun 2017 sudah melakukan MoU dengan Asosiasi Teh Malaysia dalam rangka pengembangan budidaya teknologi dan pemasaran produk teh antar kedua negara. Saat ini perkembangan teh di dunia, mengalami peningkatan yang signifikan tetapi indonesia mengalami penurunan. Salahsatu penyebabnya luas areal perkebunan teh mengalami penurunan sebanyak 11% selama 9 tahun terakhir.

46% perkebunan teh merupakan perkebunan rakyat dari seluruh total keseluruhan, dan 70% berada di Jawa Barat. Peran pelaku usaha menurutnya saat lebih jauh progresnya dibanding yang dahulu. Sehingga apa yang dilakukan pelaku usaha adalah melakukan kemitraan dengan pelaku teh sehingga akan saling menguntungkan, menghargai, dan pola kerjasama penyediaan sarana produksi dan jasa pendukung lainnya. Dan itu harus dilakukan oleh seluruh pengusaha perkebunan yang ada di indonesia.

Peran petani teh pada industri teh dunia menurut Rachmat Badruddin, Ketua Confederation Of International Tea Smallholders (CITS) sangat bagus. Kalau pengembangan teh yang kecil ini diabaikan, maka tidak akan mensukseskan program yang besar. "Memang kita tidak makan teh, kita bisa hidup tanpa teh. Tapi teh bisa membantu climate change dan memperkerjakan banyak masyarakat", ujarnya.

Keberlanjutan ekonomi teh dunia, sangat tergantung pada keberlanjutan petani teh. "Tapi walaupun teh penting, harga teh masih dibawah harga produksi. Teh kita bagus, tapi harganya kalah dengan negara lain. Karena sangat pentingnya teh ini, sampai FAO ingin melakukan konfederasi teh dunia. Keikutsertaan perbankkan, bisa dijadikan momentum untuk membangkitkan pengembangan teh Indonesia", tegas Rachmat. SY