Dianggap Gulma, Golden Berry Menjadi Berkah bagi Poktan di Lembang

udin abay | Selasa, 29 Januari 2019 , 15:33:00 WIB

Swadayaonline.com - Siapa menyangka tanaman liar yang biasa tumbuh di tanah lembap seperti di pinggir selokan memiliki manfaat yang banyak bagi kesehatan kita. Ciplukan atau goldenberry, buah kecil berwarna kuning yang ditutupi kelopak seperti kertas ini termasuk tumbuhan musiman yang hanya tumbuh satu kali dalam satu tahun, yakni pada musim hujan. Goldenberry dapat kita temui di hampir seluruh bagian di Indonesia, hal ini dikarenakan goldenberry mudah ditanam dan bisa tumbuh di ketinggian 0 – 1800 meter diatas air. Selain di pinggir selokan, tumbuhan ini juga biasanya tumbuh liat dilereng gunung atau tebing sungai.

Goldenberry memiliki kandungan serat dua kali lipat dibanding kurma dan lebih banyak dari prune, blueberry, kismis dan aprikot. Selain menjadi sumber vitamin C, vitamin B, fosfor, buah ini juga kaya akan flavonoid yang bisa membantu penyerapan vitamin C. Selain itu kandungan antioksidan yang tinggi mampu mencegah diabetes,mengatasi peradangan dan meredam pertumbuhan sel kanker. Masih banyak manfaat lain dari buah ini bagi kesehatan, antara lain : mengobati influenza, sakit tenggorokan, batuk, bronchitis, gondongan,bisul, borok, kencing manis, hingga mengobati sakit paru-paru. Bahkan bukan hanya buahnya saja yang bermanfaat, daun sampai akarnya pun berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit Untuk rasa, goldenberry memiliki rasa yang tidak kalah dengan tomat dan kurma.

Rasanya yang asam manis renyah, enak untuk dijadikan campuran dessert atau jus buah atau smoothies bahkan buahnya dapat dikeringkan untuk campuran biskuit atau cake seperti buah lainnya. Adanya perubahan gaya hidup masyarakat untuk lebih sehat dan back to nature, mendorong tingginya tingkat konsumsi sayuran, buah-buahan hingga produk-produk herbal. Hal ini menyebabkan goldenberry termasuk salah satu superfood yang banyak dicari di seluruh dunia. Kondisi diatas, tidak disia-siakan oleh beberapa kelompok tani (poktan) di Kecamatan Lembang. Poktan yang sukses mengembangakan budidaya ciplukan goldenberry adalah Poktan Kuncup Mekar, Buana Tani, Mulya Tani, Bina Tani Mandiri.

Poktan – poktan tersebut membudidayakan varietas Holand yang memiliki ukuran lebih besar dari varietas lainnya. Dari 7600 pohon, mereka memiliki target produksi 700 kg per minggu. Harga jualnya pun cukup menjanjikan yakni Rp.50,000 – Rp. 60,000/kg, bila di jual eceran mencapai kisaran harga 15.000/kemasan. “Banyaknya manfaat dan khasiat yang terkandung membuat permintaan goldenberry di Jawa Barat dan luar jawa semakin meningkat. Hal ini menjadi peluang dan berkah tersendiri bagi poktan di lembang untuk ikut membudidayakannya”, ungkap Darwin (seorang penyuluh pertanian yang juga koordinator penyuluh dari BP3K Lembang). “Untuk pemasaran, saat ini memang poktan binaan kami masih berminta dengan Waida Farm Sumedang dan dipasarkan kebeberapa supermarket Jawa Barat dan sekitarnya. Kedepan kami akan bentuk asosiasi ‘Goldenberry Lembang’ (GBL) sekaligus menjadi brand goldenberry produksi Lembang. Kami yakin, dengan potensi alam Lembang, petani dapat mengembangkan produksi goldenberry dan mampu meraup kentungan lebih”, jelas Darwin. SY/NL