Pemerintah Harus Serap Karet Petani Seperti Bulog Serap Gabah dan Beras Petani

udin abay | Minggu, 10 Maret 2019 , 10:01:00 WIB

Swadayaonline.com - Sumatera Selatan (Sumsel) merupakan salah produsen karet nasional, karena 30 persen dari kebutuhan karet dan benih karet nasional bersumber dari Sumsel. Penangkar benih karet, Hasanuddin mengatakan, harga karet beberapa bulan lalu mengalami penurunan, dan baru dua minggu ini mengalami kenaikan." Harga karet lumb dua minggu terakhir ini Rp.9.000/kg dari harga sebelumnya Rp.7000/kg", ujarnya.

Hasanuddin menambahkan, bahwa harga benih umur 6 bulan saat ini Rp.7000 - 8000/pollybag, dengan tingkat produksi 2 - 2.5 ton karet kering setelah umur 4 tahun . Menurutnya varietas yang dikembangkan yaitu IRR 12 mempunyai keunggulan pertumbuhannya lebih cepat, masa panen lebih awal produksinya langsung keluar deras. Sumsel merupakan salah satu provinsi yang ditetapkan Kementan sebagai penghasil sumber benih melalui Asosiasi Penangkar Penih Perkebunan Sumsel. "Jumlah potensi benih biji yang ada saat ini 95 juta. Kebutuhan benih untuk replanting di Sumsel 15 ribu hektar pertahun. Dan benih untuk replanting sudah tercukupi", ujarnya.

"Yang dinantikan masyarakat saat ini adalah berupa bantuan untuk raplanting. Saat ini pendapatan kotor petani, rata-rata 200 kg perbulan dengan harga 7000 sekarang sudah 9000. Kalau karetnya bagus bukan tua, itu bisa mencapai 400 kg karet basah perbulan" tegas Hasanuddin. Dia menambahkan, bahwa rwlpanting sebenarnya audah dilakukan tetapi dalam skala luas yang kecil-kecil.

"Para eksportir karet, sudah melakukan kontrak harga dengan negara tujuannya, lalau bagaimana kita bisa meningkatkan harga kalau mereka sudah melakukan kontrak?. Pemerintah harusnya menampung, dan membeli karet rakyat, begitu negara lain menjerit karena kurang pasokan, maka bisa membeli ke pemerintah sepeti halnya bulog yang menyerap beras. Dengan demikian harga karet petani akan naik dan stabil", ungkap Hadanuddin. SY