Budidaya Tanaman Sayuran Daun dengan Hidroponik
udin abay | Jum'at, 24 Mei 2019 , 20:45:00 WIBSwadayaonline.com - Hidroponik merupakan teknik budidaya tanaman dengan menggunakan arang sekam atau media lainnya dengan memanfaatkan unsur hara yang di butuhkan tanaman dalam bentuk cair yang sudah diracik (unsur hara makro dan mikro) untuk diberikan ke tanaman dengan cara disiramkan atau dengan irigasi tetes.
Budidaya tanaman sayuran bisa dilakukan dengan cara hidroponik seperti sayuran daun berumur pendek seperti pakcoi, kangkung, bayam, salada, seledri, dan lainnya. Tanaman tersebut dibudidayakan di dalam ruangan yang disebut dengan screen house, atau bangunan dengan naungan plastik Ultra Violet (UV), untuk tempat tumbuhnya tanaman dengan menggunakan polybag, kantong plastik hitam ukuran diameter 30-40 cm, diisi dengan arang sekam, dan kemudian dipasangkan alat-alat hidroponik seperti selang, untuk menyalurkan unsur hara cair ke tanaman.
Manfaatkan budidaya tanaman dengan sistem hidroponik, tidak menggunakan tanah sebagai media tanamnya, tapi menggunakan arang sekam atau bahan lainnya yang terbebas dari hama dan penyakit, artinya media tersebut sudah disterilisasi.
Pengertian Tanaman Hidroponik Secara etimologi hidroponik berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari 2 kata, yaitu hydro dan ponos. Hydro yang artinya air dan ponos yang artinya kerja. Jadi apabila disatukan hidroponik adalah teknik budidaya tanaman dengan memanfaatkan air dan tidak menggunakan tanah (humus) sebagai media tanam atau soilles.
Nama lain dari hidropnik adalah soilless culture atau teknik budidaya tanaman tanpa tanah. Menanam tanaman dengan sistem hidroponik merupakan suatu metoda yang ramah lingkungan karena dalam pembudidayaannya tidak perlu menggunakan pestisida atau bahkan herbisida yang beracun secara berlebihan.
Di era sekarang ini menanam dengan sistem hidroponik adalah alternatif yang tepat untuk mendapatkan sayuran di lahan yang sempit atau terbatas (Urban Farming). Ditambah lagi dengan kondisi Indonesia yang beriklim tropis adalah tempat yang cocok untuk menerapkan metode ini. Bercocok tanam dengan hidroponik akan mendapatkan hasil yang bagus jika diiringi hobi, karena jika dimulai dari hobi maka akan sangat berpotensi untuk dijadikan bisnis.
Jenis Tanaman Hidroponik Sayuran Daun seperti kangkung, sawi, selada, pakcoy, seledri, pagoda, bayam Merah/Hijau, ceisim, naibai/Tatsoi Keuntungan Hidroponik Sayuran Daun adalah tenaga kerja tidak banyak, sayuran tidak kotor, pekerjaan tidak kotor karena tidak pakai media tanah, persemian, perawatan, panen tidak sulit, solusi terbaik untuk menyalurkan hobi bercocok tanam bagi anda yang tidak memiliki pekarangan yang luas, tidak perlu menggunakan pupuk yang banyak, sehingga akan lebih hemat dibandingkan dengan media tanah.
Penggunaan air jauh lebih sedikit, karena dalam penerapannya air adalah sumber media utama dalam menanam hidroponik, lingkungan budidaya tanam volumenya lebih besar karena tidak menggunakan media tanah sama sekali, apabila tanaman hidroponik untuk tujuan komersil, maka bisa dijual dengan harga yang tinggi, terutama untuk tanaman organik, dan proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman lebih cepat.
Cara Budidaya Hidroponik Sayuran Daun Media Sekam yaitu bahan yang diperlukan adalah tray untuk penyemaian, arang sekam , benih selada/kangkung sesuai keinginan, plastik hitam/poly bag. Dan caranya dengan masukkan arang sekam kedalam tray, masukkan benih satu persatu kedalam lubang tanam, taburkan lagi arang sekam untuk menutupi benih cukup tipis-tipis saja., tiram benih dengan menggunakan sprayer agar media tidak terhambur kemana mana. Tutup dengan plastik hitam selama dua hari. Setelah 2 hari, buka tutup plastik.
Biasanya benih sudah tumbuh. Bibit dikenakan cahaya matahari (jangan terlalu terik), Lakukan penyiraman rutin sampai 2 minggu dan tanaman siap pindah tanam. Tahap pindah tanam yaitu setelah bibit selada berumur 2 minggu biasanya sudah berdaun lengkap dan siap pindah tanam. Untuk pindah tanam agar bibit tidak rusak harus dilakukan secara hati-hati.
Dibawah ini akan saya uraikan cara pindah tanam yang biasa dilakukan. Alat/bahan yang diperlukan yaitu netpot (pipa 1” atau kepala botol plastik), kain flannel untuk sumbu jika diperlukan, spons yang sudah dipotong-potong ukuran 2,5cm x 2,5cm x 2cm, baskom/ember yang sudah diisi air bersih. Caranya dengan mengambil bibit dan medianya sekalian (jangan dicabut tapi ambil bibit dan media sekaligus).
Masukkan bibit dan media kedalam baskom/ember yang sudah diisi air. Goyangkan bibit perlahan. Media akan tenggelam dan bibit akan mengapung. Biasanya dengan cara ini akar tidak rusak dan akar bersih dari media yang menempel. Jika bibit bergerombol, pisahkan bibit dengan hari-hati (pemisahan tetap didalam air). Setelah bibit terpisah, jepit bibit dengan spons yang telah tersedia.
Untuk selada sebaiknya 2 bibit satu spons agar nantinya selada berbentuk crop kompak. Jika ada bibit yang akarnya belum bisa menyentuh air nutrisi bisa ditambahkan sumbu dengan kain flannel. Masukkan bibit ke dalam netpot. Masukkan netpot ke lubang-lubang tanam yang ada dalam rak paralon yang sebelumnya sudah diisi air nutrisi. Tahap pembesaran yaitu setelah bibit kita pindahkan ke dalam rak, tugas selanjutnya adalah melakukan perawatan untuk pembesaran sampai masa panen.
Dalam sistem hidroponik perawatan tanaman adalah sangat mudah. Karena bertanam masih memakai sistem air menggenang, jadi yang dilakukan hanyalah memperhatikan ketersediaan air nutrisi yang ada didalam pipa paralon tempat penanaman. Biasanya dicek 3 hari sekali. Ketika air mau habis tinggal ditambahkan lagi air yang tidak diberi nutrisi. Yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai batang dan akar selada terendam keseluruhan, air nutrisi cukup sebatas 1/3 sampai 1/5 diameter pipa saja agar masih ada ruang untuk akar dan akar tidak terendam semua. Biasanya setelah 25 – 30 hari setelah pindah tanam, selada siap dipanen. Dapat disimpulkan bahwa tanaman hidroponik adalah suatu metode bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah, melainkan dengan menggunakan larutan unsur hara atau bahan lainnya yang mengandung unsur hara seperti sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batu bata, serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media tanah.
Ada beberapa jenis tanaman yang biasa di tanam dengan sistem hidroponik antara lain jenis tanaman sayuran, buah, dan tanaman hias, yang bisa bermanfaat dan memiliki berbagai kelebihan. Beberapa faktor penting yang harus diperhatikan adalah larutan nutrisi, media tanam (arang sekam) dan lingkungan yang bersih, cukup oksigen dan penyinaran matahari sesuai kebutuhan tanaman.
Prospek usaha dengan menggunakan teknik budidaya hidroponik ini sangat mudah, dan menguntungkan dengan lahan yang terbatas dan cara tanamnya secara vertikultur, teknik budidaya tanamn secara sistem hidroponik dapat meningkatkan pendapat, di lahan usaha tani yang sempit, serta dapat menghasilkan produk sayuran yang berkualitas. SY/MHJR/AGS