Pelatihan Vokasi Pengolahan Hasil Bawang Merah, Prospek Peningkatan Ekonomi Masa Depan

udin abay | Rabu, 17 Juli 2019 , 19:33:00 WIB

Swadayaonline.com - Siapa yang tidak kenal komoditas bawang merah. Ketika harga naik maka ibu-ibu panik dan ini membuat pemerintahpun harus turun tangan untuk menaggulanginya. Begitu pula ketika panen melimpah dan harga jatuh maka petani kesal karena biaya produksi tidak tertutup oleh harga panennya.

Inflasi yang mudah tergoyang oleh komoditas ini membuat bawang merah menjadi satu dari beberapa komoditas pertanian yang menjadi target perhatian pemerintah. Selain itu kebutuhan yang tinggi akan komoditas tersebut terutama untuk pemenuhan kulineri Indonesia maka perhatian terhadap bawang merah serasa istimewa.

Brebes, Probolinggo, Nganjuk, Palu dan beberapa wilayah lainnya menjadi sentra produksi bawang merah di Indonesia sehingga tolok ukur termudah mengetahui perkembangan komoditas bawang merah terhadap kesejahteraan produsennya adalah di wilayah tersebut.

Sejauh ini bawang merah baru dimanfaatkan secara segar ataupun kalau diolah baru terbatas pada bawang merah goreng. Menyemangati kebutuhan untuk meningkatkan kualitas SDM terhadap bawang merah, maka Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan untuk tahun 2019 sedang melaksanakan pelatihan vokasi pengolahan hasil bawang merah bagi pelaku usaha yang didampingi pula dengan pendamping (petugas/penyuluh pertanian).

Mereka berasal dari Propinsi Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur dengan jumlah total 60 orang. Dalam pola kediklatan tipe vokasi, peserta dituntut untuk terampil atau ahli dalam membuat olahan bawang yang mempunyai nilai tinggi, ekonomis dan menjanjikan serta bermanfaat untuk masa depan. Maka dipilihlah olahan bawang merah dalam kemasan minyak dan tepung.

Selain praktis, bernilai ekonomis tinggi, mudah cara membuatnya serta akan menjadi tren terutama di kota besar dan ibu-ibu karier yang tidak sempat masak rempah segar termasuk chef di restoran/cafe. Selama ini kebutuhan minyak bawang merah di Indonesia banyak diimport dari luar negeri antara lain Thailand dan Cina serta sedikit dari produsen dalam negeri seperti dari Sumatra Barat misalnya.

Harga yang dipatok dari luar negeri dalam kisaran 60.000 rupiah (150 ml) atau setara400.000 rupiah (1 liter), sedangkan produksi dalam negeri bernilai sekitar 30.000 rupiah (230 ml) atau setara 200.000 rupiah (1 liter). Nilai itu hampir 2,5kali atau 5 kali dari biaya produksi per liter minyak bawang merah.

Secara kasar, biaya yang dibutuhkan untuk membuat 1 liter minyak bawang merah dibutuhkan anggaran sekitar90.000 rupiah. Bila melihat hitungan tersebut minyak bawang menjadi 1 dari sekian banyak jenis olahan yang menjanjikan bukan? Selain itu jenis lain yang akan laris manis di masa depan adalah tepung bawang. Kebiasaan ibu-ibu mengupas bawang merah sambil menangis akan menjadi kebiasaan yang akan hilang.

Hal tersebut karena dengan keberadaan tepung bawang merah akan menyimpankan air mata ibu-ibu untuk sesuatu yang lebih besar bukan sekedar mengupas bawang. Dikemas dalam botol yang menarik, harga terjangkau dan mudah menyimpannya menjadi daya tarik tersendiri terhadap komoditas ini. Selain itu kerugian yang mungkin ditanggung karena harga panen jatuh dapat dihindari.

Pengolahan keduanya baik minyak bawang merah dan tepung bawang akan dilatihkan di BBPP Ketindan pada hari kedua dari jadwal pelatihan vokasi pengolahan hasil bawang merah. Selain itu untuk lebih menguatkan kemampuan dan ketajaman berbisnis para pelaku usaha , mereka juga akan dibawa ke pengusaha olahan bawang merah (bawang goreng) di Kabupaten Probolinggo yang sudah melakukan ekspor.

Diskusi, praktek/ magang dan survey langsung kiranya dapat lebih membuka wawasan, pengalaman dan kemampuan berbisnis peserta agar nantinya mendongkrak semangat berwirausaha bidang olahan bawang merah. SY/YNI