Pelatihan Vokasi Pengolahan Tanaman Obat, Strategi Meningkatkan Mutu dan Kualitas Permintaan Pasar

udin abay | Rabu, 31 Juli 2019 , 17:16:00 WIB

Swadayaonline.com - Guna mengembangkan pemanfaatan tanaman obat yang lebih baik, diperlukan adanya sumberdaya manusia yang berkualitas baik dari pelaku utama, pelaku usaha dan penyuluh pertanian. Karena penyuluh pertanian sebagai pendamping/pembina petani mentransfer teknologi dan pengelolaan usaha petani perlu dibekali tentang pemanfaatan tanaman obat, untuk meningkatkan kompetensi penyuluh pertanian Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan perlu memfasilitasi penyelenggaraan Pelatihan Vokasi Pengolahan Hasil Tanaman Obat bagi Petugas yang dibuka oleh Kepala Bidang Penyelenggara Pelatihan, Dra. Astutiningsih yang didampingi oleh Kepala Bidang Program dan Evaluasi, Dhani Gartina, S.Kom, MT.

Pelaksanaan pelatihan dilaksanakan selama lima hari, mulai tanggal 30 Juli sampai 3 Agustus 2019. Pelatihan ini tentu sebagai loncatan karena Indonesia sebagai negara yang kaya akan sumber bahan obat alam dan obat tradisional yang telah digunakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia secara turun temurun, dan seiring dengan hasil penelitian tentang tanaman obat maka pandangan orang mulai berubah menjadikan tanaman obat sebagai alternatif untuk menanggulangi masalah kesehatan yang berkecenderungan untuk kembali ke alam (back to nature).

Menurut Keputusan Menkes RI No.761 tahun 1992, fito farmaka adalah sediaan obat yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya, bahan bakunya terdiri dari simplisia atau sediaan galenik yang memenuhi persyaratan yang berlaku. Pemilihan bahan baku tumbuhan obat sebagai obat tradisional harus dimulai dari pengelolaan Good Agricultural Practices (GAP), Good Handling Practices (GHP), Good Manucfaturing Practices (GMP) dan penanganan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP). Permintaan yang meningkat akan produk olahan dari tanaman obat, maka diperlukan pengetahuan tentang ilmu yang mempelajari obat dari alam yang disebut farmakognosi.

Farmakognosi membahas aspek biologi, kimia , biokimia, fisika, budi daya, cara pembuatan sediaan dan juga aspek ekonominya. Sedangkan ilmu mengetahui berbagai senyawa kimia yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan dikenal dengan istilah fitokimia. Ilmu ini telah berkembang dengan pesat sesuai dengan berkembangnya teknik isolasi dan metoda analisa. Fitokimia mempunyai peranan penting dalam penilaian mutu simplisia, ekstrak dan sediaan obat tradisional dalam rangka usaha menuju obat tradisional yang benar, standar aman dan bermanfaat.

Dengan adanya pelatihan ini, diharapakan kompetensi peserta semakin meningkat dan permintaan produk olahan tanaman obat semakin meningkat, seperti yang disampaikan oleh Astutiningsih pada sambutannya. SY/YNI