Sistem Tanam Ganda Untuk Meningkatkan Produktivitas

udin abay | Selasa, 19 November 2019 , 14:44:00 WIB

Swadayaonline.com - Sistem tanam ganda (Multiple Cropping) atau disebut juga polikultur, adalah suatu sistem pertanaman atau usahatani yang mengusahakan 2 atau lebih tanaman budidaya pada suatu luasan lahan tertentu. Filosofi dari sistem tanam ganda adalah untuk mencapai produksi tanaman yang maksimal per unit area lahan dengan meminimalkan kerusakan atau penurunan kesuburan lahan. 

Hal tersebut, menguatkan semakin meningkatnya bukti bahwa pertanian monokultur yang intensif menggunakan bahan kimia telah menurunkan biodiversitas dan siklus unsur hara tanah selain ikut mempengaruhi perubahan iklim dan kualitas air. Tantangan dunia pertanian saat ini adalah untuk berkontribusi terhadap keamanan pangan saat ini dan di masa depan sambil memelihara biodiversitas dan mengurangi dampak yang merugikan terhadap lingkungan.

Sistem pertanaman ganda biasanya dilakukan oleh para petani dengan tujuan untuk mendapatkan hasil panen lebih dari satu kali dari beberapa jenis tanaman pada sebidang tanah yang sama dalam satu tahun. Petani melaksanakan sistem tanam ganda juga untuk mengurangi resiko kegagalan panen dan mendapatkan total output dalam arti nilai ekonomis yang tinggi. Sistem tanam ganda di dataran rendah biasanya terdiri dari berbagai macam palawija atau dengan padi, sedangkan di dataran tinggi terdiri dari berbagai macam tanaman hortikultura. 

Kelebihan dan Kekurangan Tanam Ganda

Hampir semua petani dengan lahan sempit di daerah tropis masih terus melakukan sistem tanam ganda. Sistem ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan pertanaman monokultur, diantaranya mengurangi resiko kegagalan panen suatu jenis tanaman, meningkatkan frekuensi panen dan pendapatan petani, meningkatkan produktivitas lahan per luas area, efisien dalam penggunaan energi atau cahaya matahari, unsur hara dan air, mengurangi erosi tanah atau kehilangan tanah olah, pengolahan tanah tidak perlu dilakukan berulang kali, menyuburkan dan memperbaiki struktur tanah, dapat menekan pertumbuhan gulma, dan menghindari terjadinya pengangguran musiman karena tanah bisa ditanami terus-menerus.

Namun selain kelebihan, sistem tanam ganda ini juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu terjadi persaingan untuk memperoleh unsur hara antar tanaman, pertumbuhan tanaman dapat saling menghambatn, banyaknya jenis hama yang dapat menyerang, dan perawatan tanaman relatif lebih sulit.

Ada beberapa jenis sistem tanam ganda yang biasa dilakukan, yaitu sistem tumpang sari, yaitu suatu bentuk sistem pola tanam campuran yang melibatkan dua jenis tanaman atau lebih pada satu areal dalam waktu yang bersamaan atau hampir bersamaan, sistem tumpang gilir, yaitu pola tanam campuran antara dua jenis tanaman yang dilakukan secara bergiliran atau bergantian, pada sistem ini jenis tanaman kedua ditanam beberapa saat menjelang tanaman pertama dipanen atau segera setelah tanaman pertama dipanen, sistem tanaman bersisipan, yaitu metode penanaman yang dilakukan dengan menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok, dan sistem tanaman campuran, yaitu metode penanaman yang tersusun dari beberapa jenis tanaman yang tumbuh tanpa diatur jarak tanamnya (secara acak).

Ada yang perlu diperhatikan dalam pemilihan jenis tanaman sistem tanam ganda. Sebaiknya tanaman mempunyai periode pertumbuhan yang tidak sama, bila umur tanaman sama, sebaiknya fase pertumbuhannya berbeda, terdapat perbedaan kebutuhan terhadap faktor lingkungan seperti air, cahaya dan unsur hara, tanaman mempunyai perbedaan arsitektur kanopi (tajuk) dan tinggi tanaman yang nyata, tanaman mempunyai perbedaan perakaran, baik sifat, luas dan kedalaman perakarannya, tanaman tidak memiliki jenis hama dan penyakit yang sama, tanaman tidak mengeluarkan zat alelopati (zat yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman yang lain) dan untuk memulihkan kesuburan tanah, sebaiknya pada salah satu musim tanam dibudidayakan tanaman dari famili Leguminosae (polong-polongan).

Sistem tanam ganda dapat meningkatkan produktivitas lahan dibandingkan pertanaman monokultur. Hal ini dapat diukur dengan Nisbah Kesetaraan Lahan (NKL) atau disebut juga Land Equivalent Ratio (LER). Bila Nisbah Kesetaraan Lahan lebih dari 1,0 artinya menunjukkan bahwa dengan sistem tanam ganda yang dilakukan lebih efisien dalam pemanfaatan lahan daripada masing-masing tanaman tersebut ditanam secara monokultur. SY/ELA