Kementan Lepas Ekspor Produk Perkebunan Rp.11,7 Milyar di Pasuruan

udin abay | Selasa, 10 Desember 2019 , 17:29:00 WIB

Swadayaonline.com - Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kementerian Pertanian, Kasdi Subagyono, mewakili Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, melepas ekspor produk perkebunan komoditas kopi dan cengkeh PT. Asal Jaya Gempol, Pasuruan, Jawa Timur. Untuk komoditas kopi sebanyak 20 container dengan dengan negara tujuan Mesir, Inggris, Italy, Jepang. Dan untuk cengkeh sebesar 4 container dengan negara tujuan Pakistan dan India dengan nilai 11,7 milyar. Pelepasan ekspor tersebut merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan Hari Perkebunan ke-62 yang dilaksanakan di Polbangtan Malang, Jawa Timur. (10/12/2019).

Kasdi mengatakan bahwa ekpor ini merupakan salahsatu contoh dari perusahaan yang mempunyai komitmen untuk meningkatkan ekspor produk perkebunan. "Ini sesuai dengan kegiatan pemerintah dalam Gerakan Tiga Kali Ekspor (GeratiEks) produk pertanian dari hulu sampai hilir selama (2019-2024). Untuk gerakan ini, kita akan memfasilitasi akses pembiayaan bagi UMKM dan kelompok tani melalui KUR. Selain itu dengan mempermudah bagi pelaku usaha dalam perkerantonaan untuk sertifikasi", tambahnya.

"Ini baru satu PT dan nilainya 11,7 milyar dan dari data karantina pertanian ekspor produk perkebunan nilai ekspornya sudah ratusan milyar. Sektor perrkebunan memang mempunyai nilai ekonomi, kalau ini digenjot maka PDB nasional akan lebih baik lagi. Karena permintaan ekspor kopi sangat besar, tapu supply nya masih kecil. Untuk itu, pemerintah akan Permintah akan melakukan pengembangan aspek hulu agar suppllynya lebih besar yaitu melalui replanting dengan varitas yang tiga kali lebih tinggi melalui replanting"tegas Kasdi.

Kasdi menambahkan bahwa produksi kopi tahun 2018 hanya 0,7 ton/hektar/tahun, kita alan tingkatkab 2,5 sampai 3 ton melalui penggantian benih bermutu yang produktivitasnya 3 kali lipat yang ada di lembaga penelitian dan perguruan tinggi. Kalau disana ada proses efisiensi dalam cost produksi dan daya saing, maka bisa menurunkan harga jual dan harga akan lebih kompetitif, karena kalau harga tinggi, orang tidak akan beli.

Sementara itu Direktur Asal Jaya, Haryanto, mengatakan bahwa kopinasal Indonesia tidak khawatir akan pasar, karena mempunyai kelebihan dari segi kualitas dan rasanya. "Kopi kita yang beli ngantri, tapi produksinya tidak mencukupi jadi peluang ekspornya masih sangat tinggi sekali. "Kita sudah melakukan pembinaan kepada kelompok tani melalui CSR. Seperti di Kabupaten Malang,.sebelumnya produksi kopinya dibawah 1 ton perhektar, dengan pembinaan, bantuan, bibit dan ternak serta green house, sekarang produksinya sudah 1,5 ton sampai 2 ton perhektar", tambahnya.

Haryanto mengungkapkan, sebenarnya dengan pembinaan dan peningkatan produksi yang dilakukan sudah melakukan gerakan GratiEks seperti yang dinginkan pemerintah. Menurutnya kalau semua perusahaan mau melakukan seperti itu, maka keinginan pemerintah menjadi ekspor tiga kali lipat, pasti terjangkau asal ada komitmen untuk meningkatkan produktivitasnya. SY