Berkat Proyek IPDMIP, Yusri Tidak Lagi Beli Beras

udin abay | Selasa, 14 Januari 2020 , 10:50:00 WIB

Swadayaonline.com - Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Project (IPDMIP) merupakan program pembangunan dikelola secara terintegrasi dengan melibatkan peran Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Dalam Negeri, Bappenas dan Kementerian Pertanian yang dijalankan melalui oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP).

BPPSDMP dalam proyek ini, melaksanakan berbagai kegiatan pemberdayaan bagi petani dalam upaya meningkatkan produktivitas usahatani padi di daerah irigasi diantaranya pemberdayaan petani yang dilakukan melalui penguatan kemampuan penyuluh pertanian agar sejumlah teknologi yang direkomendasikan diterapkan khususnya untuk tanaman padi dan komoditas bernilai ekonomi tinggi di daerah irigasi. Proses belajar disampaikan oleh penyuluh pertanian kepada petani melalui metode Sekolah Lapangan dan berbagai metode penyuluhan lainnya, diantaranya demonstrasi alat, penyuluhan antar desa, pertemuan bulanan, pelatihan dan lainnya.

Proyek IPDMIP sangat dirasakan manfaatnya, salahsatunya oleh pasangan suami istri Yusri (52) dan Indotang (42) asal Kelurahan Wallennae, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Menurut Yusri, ayah dari 3 anak ini merasakan dampak yang sangat baik dari kegiatan IPDMIP terutama pada peningkatan hasil produksi sawah padinya hasil dari kegiatan cetak sawah Kementan 3 tahun yang lalu. "Dulu sebelum ikut Sekolah Lapangan (SL) saya belum tahu jenis pupuk dan bagaimana cara pemupukan yang baik, sekarang sudah tahu pemupukan yang berimbang bahkan bisa membuat pupuk sendiri", ujarnya.

Sang istri Indotang yang juga mengikuti SL membantu sang suami membuat pupuk, pestisida nabati dan membuat manajemen keuangan untuk usahataninya bahkan menanam jagung di pematang sawah. Dirinya mengatakan, produksi padi yang dulunya hanya mendapatkan 30 karung dalam 60 are atau kurang dari 1 hektar, kini menjadi 80 karung. "Dulu saat produksi sedikit, untuk mencukupi kebutuhan beras sehari-hari tidak cukup, sekarang berlebihan bahkan bisa menjual kepasar. Dan itu bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari bahkan bisa untuk biaya sekolah ketiga anak yang salah satunya kini di perguruan tinggi. Alhamdulillah, pendapatan kami meningkat dan lebih sejahtera dibanding dahulu", ucap Indotang.

Yusri menambahkan, menurutnya menjadi petani sekarang prospeknya sangat bagus, karena sudah ada inovasi teknologinya dan sudah banyak pengetahuan yang diberikan oleh penyuluh berbeda saat pertama dirinya bertani tahun 1988 yang masih secara tradisional. 

Kepala Balai Pelatihan Pertanian (BPP) Kecamatan Sabbangparu, Kabupaten Wajo, Abdul Hamid mengatakan, proyek IPDMIP manfaatnya banyak dirasakan oleh petani dan penyuluh. "Penyuluh menjadi lebih komunikatif dengan petani dan lebih akrab, sehingga lebih mudah dalam menyampaikan inovasi teknologi. Namun masalahnya, daerah ini langganan banjir, sehingga saat banjir aktifitas bertani bisa terhenti. Tapi petani disini selalu inisiatif, saat musim keringpun mereka tetap bertani dengan menanam jagung selain terus bertani sawah dengan menarik air dari sungai dengan menggunakan pompa. Karena irigasi disini sudah cukup baik, walaupun belum maksimal sekali", tambahnya. SY