Mendukung Ekspor Tiga Kali Lipat, BBPP Lembang Gelar Pelatihan Berbasis Kawasan Korporasi Kopi

udin abay | Kamis, 12 Maret 2020 , 15:22:00 WIB

Swadayaonline.com - Visi Kementerian Pertanian adalah mewujudkan pertanian yang maju, mandiri, dan modern, seperti yang selalu diungkapkan oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo. Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, sebagaimana disampaikan oleh Kepala Badan, Prof. Dedi Nursyamsi, mencanangkan 3 program aksi sebagai acuan pelaksanaan visi Kementerian Pertanian tersebut, yaitu: 1) Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani), 2) Penyuluhan, pendidikan dan pelatihan vokasi mendukung penumbuhan pengusaha pertanian milenial 2,5 juta selama 5 tahun, 3) Penyuluhan, pendidikan dan pelatihan vokasi mendukung program utama Kementerian Pertanian seperti Gedor Horti, Grasida, sikomandan, KUR, PMS, dan Gratieks.

Kopi merupakan komoditas perkebunan yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Komoditas ini mampu menjadi sumber pendapatan utama masyarakat. Selain itu, banyak keluarga yang mengandalkan pendapatannya dari industri hilir dan perdagangan kopi. Kopi merupakan komoditas ekspor penting bagi Indonesia yang mampu menyumbang devisa yang cukup besar. 

Untuk meningkatkan produktivitas kopi, dibutuhkan kompetensi petani kopi untuk melakukan budidaya kopi yang baik dan benar dari sisi kuantitas dan kualitas. Karenanya, Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang menyelenggarakan Pelatihan Teknis Pertanian Berbasis Kawasan Korporasi Komoditas Kopi pada tanggal 10 – 12 Maret 2020. Pelatihan diselenggarakan di Dinas Pertanian Kabupaten Bandung dan di BPP Pacet Kabupaten Bandung.

Pembukaan pelatihan, Selasa (10/03/2020) oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Tisna Umaran. Turut hadir dalam pembukaan pejabat lingkup Dinas Pertanian dan Widyaiswara BBPP Lembang, Yusup Hidayat. “ Maksud pelatihan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan petani dan kelompok tani di wilayah sentra kopi di Kabupaten Bandung. Sedangkan tujuannya adalah untuk penguatan dan peningkatan produksi komoditas Kopi’, jelas Tisna dihadapan 30 orang peserta petani kopi.

Selama berlatih, peserta memperoleh materi yang masuk dalam kelompok dasar adalah Kebijakan Pengembangan Tanaman Kopi di Kabupaten Bandung. Sedangkan 5 materi yang masuk dalam kelompok inti adalah: Penguatan Kelembagaan Korporasi Kopi; Penanganan Pascapanen Kopi secara Basah dan Kering; Mengukur Kadar Air Biji Kopi; Success Story Petani Kopi; Kelembagaan ani Berbasis Simluhtan. Untuk materi kelompok penunjang, peserta melaksanakan focus group discussion(FGD). Agar lebih melatih keterampilan peserta dalam bisnis kopi, peserta praktik penanaman kopi di lahan praktik. Selanjutnya praktik penimbangan kopi basah kering untuk ekspor, dan seleksi biji kopi yang baik. SY/CHE