Di Tengah Covid19, Tebo Siap Pasok Benih Kedelai Antar Kabupaten

udin abay | Jum'at, 01 Mei 2020 , 14:27:00 WIB

Swadayaonline.com - Memasuki masa musim tanam ke dua tahun 2020, Kabupaten Tebo Provinsi Jambi mampu menyediakan benih kedelai untuk memenuhi kebutuhan bahkan dapat dipasok antar kabupaten. Ketersediaan ini berkat sistem yang telah berjalan yang dikenal dengan 'Jalinan Arus Benih Antar Lapang dan Antar Musim' atau dikenal dengan istilah Jabalsim.

Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Provinsi Jambi, Akhmad Maushul menjelaskan sistem ini telah dijalankan beberapa kelompok penangkar benih dan Unit Pengelola benih sumber (UPBS) Senan. Stok benih yang ada diperuntukan kebutuhan benih kedelai sebanyak 218,8 ton untuk kegiatan kedelai seluas 4.864 hektar program bantuan Kementerian Pertanian (Kementan).

“Awalnya Jambi tahun 2020 mendapat alokasi kegiatan kedelai seluas 6.500 hektar, karena dampak Covid 19 alokasi kegiatan berkurang menjadi 4.864 hektar saja” ujar Akhmad Maushul di Jambi, Jumat (1/5/2020).

Ia menyebutkan bahwa benih kedelai tersebut akan dialokasikan ke Kabupaten Batanghari 9 ton, Merangin 4,5 ton, Muaro Jambi 2,7 ton, Sarolangun 11,25 ton, Tanjab Timur 20,43 ton, Tanjung Jabung Barat 9 ton dan untuk Kabupaten Tebo sendiri membutuhkan 162 ton. Hingga April 2020, produksi kedelai di Kabupaten Tebo baru mencapai 93,5 tondan dipertanaman UPBS sekitar 57 ton. 

"Untuk memenuhi kebutuhan hingga Mei 2020 maka petani kedelai harus giat bekerja tapi juga memperhatikan faktor kesehatan seperti menggunakan masker dan menjaga kebersihan diri karena wabah covid 19 sedang merebak," tutur Akhmad.

Selain produksi benih yang akan dihasilkan, pengawalan dan pendampingan pun dilakukan oleh Kepala Balai Pengawasan Sertifikasi Benih Tanaman (BPSBT) Kgs.Taufik dan Balai Penelitian Teknologi Pertanian Provinsi Jambi Heri Nugroho ke penangkar benih kedelai sekaligus memotivasi agar petani tetap bekerja dilapangan.

Menurut Taufik, potensi pertanaman kedelai di Kabupaten Tebo cukup istimewa, tidak pernah putus sepanjang tahun. Para petani selain menanam di hamparan, banyak juga yang memanfaatkan sela-sela tanaman sawit yang belum 4 tahun. 

"Varietas yang umumnya ditanam adalah varietas Anjasmoro dikarenakan memiliki bulir yang besar seperti kedelai impor," sebutnya.

Untuk meminimalisir penyalahgunaan label, Taufik mengaku melakukan pengecekan langsung ke penangkar. Fungsi pengawasan label ini sangat diperlukan karena jangan sampai label yang dikeluarkan untuk penangkar A dipakai oleh penangkar B.

"Untuk menjamin benih kedelai yang telah diproduksi oleh penangkar bisa disebut bermutu (bersertifikat, berlabel dengan kelas benih tertentu,-red), jika telah lulus uji mutu di laboratorium BPSPT Provinsi Jambi dan diterbit Sertifikat Benih Bina dan Label," tandasnya.

Terpisah, Kepala Bidang Informasi Jaringan Laboratorium Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BBPMB-TPH), Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Tria Martini Patria menyatajan walau masa pandemik seperti sekarang proses sertifikasi untuk pengujian mutu benih tidak boleh mengendor. Hal ini sesuai dengan arahan Dirjen Tanaman Pangan Suwandi bahwa benih adalah penciri produktivitas. 

"Hal ini dikarenakan jika benih yang dikeluarkan tidak bermutu baik, malah akan menimbulkan masalah baru dan bisa mempengaruhi produktivitas tanaman," ujarnya.

Tria menekankan laboratorium pengujian di daerah pun harus terakreditasi secara berkala sehingga dihasilkan data uji yang akurat dan tidak merugikan pihak penangkar benih. BBPMB-TPH sebagai unit pelayanan teknis sesuai arahan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo akan memberikan pelayanan secara maksimal. 

"Kami terus mendorong dan memberikan pembinaan bagi laboratorium-laboratorium penguji benih yang akan reakreditasi sesuai aturan pada SNI ISO/IEC 17025-2017 sehingga akan diperoleh masih data yang akurat dan benih yang dihasilkan bisa terjamin mutunya," pungkas Tria.

Perlu diketahui, bulan April 2020 UPTD BPSPT Jambi telah menerbitkan Sertifikat Benih Bina kedelai untuk 45.355 Kg dengan jumlah label sebanyak 2.268 buah untuk kelas benih BP, BP1, BP2 dan BD. Sedang dalam pengujian di Laboratorium UPTD BPSPT sebanyak 25 ton. Pengawalan standarisasi mutu benih pada Laboratorium UPTD BPSPT Jambi telah melalui pendampingan Fasilitasi Pengujian dan Standarisasi Mutu Benih yang langsung dikawal oleh BBPPMBTPH Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementan. SY/HMSK