Pertahankan Pengembangan Pangan Lokal, Kabupaten Sarolangun Panen Singkong dan Ubi Jalar

udin abay | Selasa, 12 Mei 2020 , 07:11:00 WIB

Swadayaonline.com - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika meramalkan Indonesia akan segera memasuki musim kemarau. BMKG menyebut musim kemarau tahun ini akan menjadi musim kemarau terkering dibanding tahun – tahun sebelumnya. Merespon hal tersebut Kementerian Pertanian telah mempersiapkan sejumlah langkah, salah satunya dengan mendorong pengembangan pangan lokal sebagai salah satu strategi ketahanan pangan agar tetap terjaga di tengah pandemi dan menghadapi kekeringan.

Ini dapat dilihat dari kegiatan yang diadakan pada hari Minggu tanggal 10 Mei 2020 dimana petani dan penyuluh semangat dan giat melakukan panen singkong dan ubi jalar di Kelompok Tani Karya Supbur didampingi oleh penyuluh setempat. Turut hadir dalam kegiatan tersebut Koordinator BPP, Mubari, S.PKP, Penyuluh pendamping dan seluruh pengurus dan anggota kelompok tani. Dalam kegiatan panen singkong dan ubi jalar di Desa Sungai Baung Kecamatan Sarolangun didapatkan hasil sebesar  15 ton dengan luas lahan  0,25 Ha.

Kelompok tani Karya Supbur mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Dinas Pertanian Koordinator Penyuluh dan penyuluh setempat yang telah memberikan pendampingan dilapangan sehingga dapat menghasilkan panen singkong dan ubi jalar yang memuaskan dan bisa mempertahankan pangan lokal.

Yang dimaksud dengan pangan lokal tidak terbatas pada komoditas pangan tertentu, tetapi pangan lokal juga merupakan semua komoditas pangan yang ditanam atau diproduksi di dalam negeri. Dalam kondisi pandemi sekarang ini masyarakat harus mampu menyediakan pangan sendiri dan memproduksi sendiri karena kecendrungan setiap negara mengutamakan kebutuhan pangan dalam negeri.

Melalui panen ini menunjukkan semua insan pertanian merupakan pejuang pangan yang terus menerus secara mandiri ataupun bantuan dari pemerintah mampu menyediakan pangan dalam kondisi darurat seperti sekarang ini. Penyediaan pangan dalam hal masa kritis ini adalah sebuah keniscayaan dimana covid – 19 tidak serta merta membuat kegiatan pertanian berhenti. Aktivitas pertanian sebagai gerbang terdepan penyedia stok pangan tetap berlanjut dan semangat berproduksi.

Seperti yang selalu disampaikan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) dalam beberapa kesempatan, ”Produk pertanian merupakan tulang punggung perekonomian nasional. Produksi terus berjalan, dari petani untuk pangan negeri,” ujar SYL

Demikian halnya dengan penyampaian dari Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, “Pandemi covid – 19 ini sangat luar biasa dampaknya bagi aspek kehidupan kita. Namun pertanian tidak boleh berhenti terutama untuk melawan serangan ini. Masalah pangan yang utama dan sangat dibutuhkan dalam kondisi apapun” tutup Dedi. SY/WN/BPPJ