Siasati Ketersediaan Benih Kedelai Dengan Memanfaatkan Pematang Sawah

udin abay | Kamis, 14 Mei 2020 , 22:14:00 WIB

Swadayaonline.com - Pangan adalah kebutuhan pokok, apalagi disaat pandemi Covid 19 seperti sekarang. Seluruh lapisan masyarakat mengalami dampaknya tak terkecuali para petani di wilayah Kecamatan Cawas Kabupaten Klaten yang berbatasan dengan Kabupaten Gunung Kidul Provinsi DIY. Saat ini wilayah tersebut sedang musim tanam padi dan sudah memasuki tahap pemupukan susulan. 

Pertanian menjadi salah satu sektor yang dituntut untuk tetap produktif di tengah pandemi Covid-19. Seperti yang disampaikan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL).

"Walau dalam kondisi pandemi Covid-19, pertanian jangan berhenti, maju terus, pangan harus tersedia dan rakyat tidak boleh bermasalah soal pangan. Setelah panen, segera lakukan percepatan tanam, tidak ada lahan yang menganggur selama satu bulan," kata Mentan SYL.
Lebih lanjut Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi, mengatakan bahwa, “Tanggung jawab penyediaan pangan bagi 267 juta penduduk Indonesia merupakan spirit bagi keluarga besar Kementerian Pertanian dan semua pelaku pembangunan pertanian, pertanian tidak boleh berhenti”.  

Di Kecamatan Tawas, selain menanam padi, petani juga memanfaatkan galengan (pematang) untuk menanam kedelai,  mengoptimalkan fungsi pematang (galengan) dengan menanam kedelai di pematang yang sebagian besar memang ditujukan sebagai sumber benih. Untuk memenuhi kebutuhan kedele di Kecamatan Kalimanah yang luas lahan sawah 1.250 ha, petani berusaha menanam kedele dengan memanfaatkan pematang sawah, yang ditanam pada bulan Juni atau pada MT 3 / MK1 dan ditanam setelah 1 hari setelah panen padi. 

Pemanfaatan pematang sawah untuk budi daya kedelai telah lama dilakukan oleh petani di Karangasem dan Burikan, Cawas, Klaten Jawa Tengah. “Pemanfaatan pematang sawah telah lama digunakan di daerah ini sebagai sumber benih kedelai,” kata Slamet Raharjo salah satu ketua kelompok tani (Poktan) Mardi Tani di Cawas. 
Penanaman kedelai dapat dilakukan dengan baris tunggal atau baris ganda, tergantung kepada lebar pematang.

Slamet Raharjo menuturkan, penanaman kedelai di galengan sawah dilakukan pada musim rendengan yakni Maret – Mei. Pak Slamet  kebetulan menanam pada tanggal 15 Maret 2020 lalu dan kedelai sudah memasuki fase berbunga , karena cuaca kering kedelai dipanen pada umur kurang dari 80 hari, padahal biasanya hingga 83 hari. Dengan harapan saatpanen bertepatan dengan selesainya panen padi sehingga langsung bisa digunakan untuk benih. Lebih lanjut disampaikan jika dari luasan lahan sawah 0,2 ha dapat diperoleh hasil kedelai sebanyak 20 kg.

Hasil panen kedelai dari pematang digunakan sebagai benih karena harga benih kedelai  saat ini  sekitar 12.000 - 14.000/kg. Diperkirakan pada saat puncak musim panen harga kedelai bisa turun hingga Rp.5.000 – Rp. 6000 /kg. Varietas kedelai yang ditanam di pematang adalah varietas Grobogan yang biasa ditanam. Tahun 2018 petani pernah mencoba menanan varietas Batan yaitu Kedelai Mutiara, hasilnya lumayan bagus , tetapi kesulitan mendapatkan benih sumbernya. Upaya penanaman kedelai di pematang dapat menjadi alternatif memenuhi kebutuhan benih kedelai sendiri. SY/TWR/YNI