Petani Millenial Sarolangun Panen Kacang Panjang Varietas Borneo

udin abay | Selasa, 19 Mei 2020 , 02:18:00 WIB

Swadayaonline.com - Pangan sebagai sumber gizi menjadi landasan utama manusia untuk mencapai kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan. Dalam mempertahankan kesehatan bukan hanya asupan karbohidrat yang perlu diperhatikan, tetapi vitamin dan mineral juga harus terpenuhi dalam tubuh guna mengatur pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh. Demi menjaga stok pangan, selain tanaman padi yang tidak kalah pentingnya adalah tanaman sayur – sayuran terutama dalam kondisi wabah covid 19 ini. Salah satu tanaman yang bermanfaat dalam menjaga imunitas tubuh di tengah wabah ini adalah tanaman kacang panjang yang juga merupakan sumber vitamin dan mineral yang banyak kita temui di pasar.

Kelompok tani Steleng Baru, Desa Karang Mendapo, Kecamatan Pauh Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi merupakan salah satu kelompok tani yang mengusahakan budidaya kacang panjang varietas Borneo. Dengan luas lahan sebesar 0,25 Ha, 0,15 Ha nya telah dipanen beberapa hari yang lalu dengan produksi 1 ton/Ha dan produktivitas 3 ton/Ha. Dalam panen ini juga melibatkan salah satu petani millenial dari Sarolangun yang bernama Fahrul Rozi.

Seperti yang disampaikan oleh Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Sarolangun, Sakwan yang mengatakan bahwasanya petani milenial memegang peranan yang sangat penting dalam masyarakat. “Petani millenial merupakan pemuda tani yang punya inisiatif untuk memenuhi kebutuhan pasar sebagai bentuk sumbangsih dalam mengurangi beban masyarakat. PPL aktif, petani maju, Sarolangun Sejatera,” semangat beliau. 

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) mengutarakan kredibilitas generasi muda di bidang pertanian saat ini semakin berkembang. “Saya makin percaya anak muda yang mau terjun di bidang pertanian bisa punya peluang kehidupan dan ekonomi yang lebih baik. Apalagi dengan memanfaatkan teknologi yang tersedia maka dunia dalam genggaman kalian,” ujar SYL.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Dedi Nursyamsi menambahkan bahwa pada saat ini Kementan sedang berjibaku untuk memenuhi ketersediaan pangan di masyarakat.

“Pencegah utama covid 19 adalah pangan. Dalam hal ketersediaan pangan ini ada peluang bisnis yang bisa dimanfaatkan oleh petani milenial. Dari mulai on farm hingga distribusi melalui online sistem,” tutur Dedi 
Dengan pendampingan sekaligus bimbingan yang intens dari Syabawaihi, penyuluh pertanian lapangan (PPL) Desa Karang Mendapo dan Koordinator BPP Pauh, Citra Ardiansyah dalam memotivasi petani binaan guna turut memenuhi kebutuhan sayuran masyarakat di masa wabah covid 19 ini.

Tanaman kacang panjang yang bernama latin Vigna unguiculata ssp. sesquipedalis ini tergolong tanaman yang cukup mudah ditanam. Hanya dengan memasukkan 2-3 biji kedalam tanah yang ditugal dan ditutup tanah, setelah umur 45 hari sudah siap untuk dipanen. Waktu yang pendek inilah yang menjadikan kacang panjang salah satu sayuran yang tidak mengenal musim dan kegiatan serta budidayanya didominasi dengan pemasangan ajir karena kacang panjang adalah tanaman yang melilit.

Sebagai sumber protein yang baik, kacang panjang memiliki kandungan vitamin A, Thiamin, ribo flavin, besi, fosfor, kalium, vitamin C, folat, magnesium dan mangan. Selain itu juga memiliki manfaat bagi tubuh antara lain menurunkan kadar gula darah, meredakan nyeri, menjaga kesehatan kulit, menurunkan resiko kanker, menjaga kesehatan jantung, menurunkan resiko rematik, menambah darah dan meningkatkan stamina. Selain kaya akan nutrisi, tanaman ini juga dimanfaatkan oleh petani untuk memulihkan nitrogen di lahan budidaya.bSY/WN/BPPJ