Diversifikasi Pangan Padukan Ubi Kayu dan Kelor Menjadi Mie Mocaf Kelor

udin abay | Jum'at, 22 Mei 2020 , 19:01:00 WIB

Swadayaonline.com - Potensi produksi  ubi kayu di Indonesia begitu besar dengan luas lahan penanaman mencapai 1, 4 juta hektar (Hartojo (2002), dan rata-rata produksi ubi kayu mencapai 24,56 juta ton (BPS, 2015).

Peningkatan kebutuhan terigu Indonesia yang semakin meningkat ditunjang ketersediaan bahan baku ubi kayu yang sangat besar dan pemanfaatan ubi kayu yang masih terbatas maka pemanfaatan ubi kayu menjadi tepung ubi kayu termodifikasi (MOCAF) dapat meningkatkan nilai ekonomis ubi kayu dan ikut serta dalam meningkatkan diversifikasi produk pangan yang merupakan salah strategis Kementerian Pertanian tahun 2015-2019 (Kementerian Pertanian, 2015). Ubi kayu yang diolah menjadi tepung ubi kayu termodifikasi atau disebut Mocaf ini dapat  diaplikasikan menjadi aneka olahan pangan yang diminati masyarakat seperti mie, cookies dan roti. 

Kelor atau merunggai (Moringa oleifera) adalah sejenis tumbuhan dari suku Moringaceae. Kelor merupakan tanaman potensial untuk dikembangkan di Indonesia, karena tanaman kelor bisa tumbuh dengan cepat, berumur panjang, berbunga sepanjang tahun, dan tahan kondisi panas ekstrim. Tanaman kelor, selain dapat dibudidayakan sepanjang tahun, juga memiliki khasiat sebagai obat tradisional dan memiliki nilai tambah dalam mendukung diversifikasi pangan. Beberapa bagian berbeda digunakan dalam pengobatan tradisional untuk berbagai penyakit seperti rematik, kelumpuhan dan epilepsi. Selain itu ekstrak daun, biji, dan akar dari pohon kelor telah dipelajari secara ekstensif untuk berbagai potensi penggunaan termasuk antiinflamasi, antitumor, antihepatotoksik dan analgesik. 

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo yang kerap disapa SYL mengatakan bahwa pertanian tidak berhenti dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional serta meningkatkan kesehatan masyarakat Indonesia agar lebih baik. “Sektor pertanian memiliki potensi yang sangat besar dalam menumbuhkan ekonomi nasional," ujar Mentan.

Untuk meningkatkan nilai tambah dari produk kelor agar bisa sejajar dengan pangan lain, perlu adanya sentuhan teknologi, sehingga menarik untuk disajikan, enak dan ekonomis untuk dikonsumsi.  Diversifikasi pangan dengan memadukan tepung mocaf dan kelor menjadi mie mocaf kelor memiliki nilai tambah dan nilai jual  bila dibandingkan dengan dijual dalam bentuk mentah sehingga meningkatkan pendapatan petani. Selain memiliki nilai tambah, olahan mie mocaf kelor, lebih mudah dicampur dengan bahan lainnya, sehingga tingkat gizinya akan meningkat. 

Sejalan dengan arahan Menteri Pertanian, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, juga menegaskan bahwa pangan adalah masalah yang sangat utama.

"Masalah pangan adalah masalah hidup matinya suatu bangsa. Sudah waktunya petani tidak hanya mengerjakan aktivitas on farm, tapi mampu menuju ke off farm, terutama pasca panen dan olahannya. Banyak yang bisa dikerjakan untuk menaikkan nilai pertanian, khususnya pasca panen. Tuntutannya adalah petani harus berinovasi. Buat terobosan agar hadir produk-produk baru," paparnya.

Lina Novi Ariani, Widyaiswara Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Ketindan, UPT dibawah BPPSDMP, telah mengembangkan mie mocaf kelor. Pembuatan mie mocaf kelor sangat mudah, diawali dengan mencampurkan semua adonan kering yaitu tepung mocaf, tepung terigu, tepung tapioka menjadi satu dan diaduk rata. Kemudian masukkan garam, baking soda, telur, lalu aduk rata. Masukkan sari kelor dan aduk hingga kalis. Dilanjutkan dengan pencetakan dan perebusan, maka mie mocaf kelor telah siap dinikmati.

Mie mocaf kelor sangat diminati oleh konsumen mulai anak kecil hingga orang dewasa. Rasanya yang lezat, berwarna hijau cerah  dan teksturnya yang lembut kenyal dapat dinikmati dengan tambahan bahan lainnya menjadi mie ayam, mie kuah ataupun kwetiau ayam.  Bahkan World Health Organization (WHO) menganjurkan bayi dan anak-anak pada masa pertumbuhan mengkonsumsi olahan daun kelor karena dalam perbandingan gram, daun kelor mengandung: 7 kali vitamin C pada jeruk,  4 kali kalsium pada susu,  4 kali vitamin A pada wortel,  2 kali protein pada susu dan 3 kali potasium pada pisang. 

“Jadi, mengkonsumsi olahan daun kelor memiliki potensi yang sangat baik untuk melengkapi kebutuhan nutrisi dalam tubuh. Dengan mengonsumsi mie mocaf kelor maka keseimbangan nutrisi dalam tubuh akan terpenuhi sehingga orang yang mengonsumsi mie mocaf kelor akan terbantu untuk meningkatkan energi dan ketahanan tubuhnya, apalagi dalam masa pandemi Covid -19,” pungkas Lina. SY/LNA/YNI