Widyaiswara dan Penyuluh Lakukan Pendampingan Penanaman Bibit Cabai Merah

udin abay | Kamis, 28 Mei 2020 , 17:30:00 WIB

Swadayaonline.com - Pangan berkualitas dihasilkan dari berbagai faktor pendukung, mulai dari benih yang baik, proses pemeliharaan yang baik, dan lainnya. Semuanya tidak terlepas dari sinergi pelaku utama proses budidaya yaitu petani dengan penyuluh pertanian yang terus-menerus melakukan pendampingan, dan juga widyaiswara dari balai pelatihan pertanian.

“Hari ini kami bersama-sama petani dan penyuluh pertanian, melakukan penanaman bibit cabai merah diatas lahan demplot seluas 70 tumbak, dimana bibit cabai merah sebelumnya telah disemai selama 5 minggu. Lahan milik petani Ade Ohan ini telah dipasang mulsa plastik hitam perak (MPHP) berlokasi di Desa Rancaekek Wetan Kecamatan Rancaekek Kabupaten Bandung Provinsi Jawa Barat”, jelas Dewi Padmisari, Widyaiswara sekaligus Counterpart kerjasama BBPP Lembang dan Taiwan Technical Mission, Kamis (28/05/2020). Pendampingan demplot penanaman cabai merah dan kembang kol ini kerjasama Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Lembang dan Taiwan Technical Mission dalam kegiatan Pelatihan Teknis Tematik Hortikultura.

Poppy Kristanti, penyuluh pertanian yang bertugas di Desa Rancaekek Wetan Kecamatan Rancaekek menyampaikan, “Jumlah bibit cabai merah yang telah disemai di 22 tray dimana 1 tray ada 128 tanaman sehingga total  yang kami tanam ada 2.816 bibit tanaman namun estimasi tumbuh ada 2.500 bibit. Sementara jarak lubang tanam 60x50 cm dan akan ditanami kembang kol disela-sela tanaman cabai (tumpang sari)”, jelasnya.

Target panen di lahan demplot ini menghasilkan 1,5 ton cabai merah dan 750 kg kembang kol yang akan dijual ke Lembang Agribusiness Incubation Center (LAIC) sebagai pengelola Packing House BBPP Lembang. Harga yang telah disepakati antara LAIC dan Ade Ohan dalam surat perjanjian kerjasama, bahwa cabai merah akan dijual ke LAIC dengan harga rata-rata Rp 30.000 atau terendah Rp 25.000 per kg cabai merah, dan untuk kembang kol perkiraan harga jual nantinya Rp 13.000 atau terendah Rp 10.000. Ini tentunya akan memberikan kentungan lebih bagi petani yang melakukan kontrak dengan LAIC.

Pandemi Covid-19 tidak lantas membuat aktivitas pertanian berhenti. Petani tetap ke lapangan setiap hari untuk melakukan tanam dan panen. Penyuluh pertanian dan widyaiswara tetap melakukan pendampingan. Semua dilakukan agar ketersediaan pangan yang berkualitas tetap terjaga, tentunya dengan tetap memperhatikan protokol pertanian di lapangan untuk mencegah penyebarluasan Covid-19.

Ini sesuai dengan arahan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, “aktivitas pertanian tidak boleh berhenti, semua harus bergerak untuk menyediakan pangan bagi seluruh masyarakat Indonesia bahkan di tengah pandemic Covid-19 ini”. Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian, Dedi Nursyamsi juga menegaskan, “seluruh insan pertanian tetap semangat melakukan tanam dan panen setiap hari, ayo sinergi bersama-sama”, ajaknya. SY/CHE